Bab 25 💐

66.3K 2.5K 126
                                    

🌷SELAMAT MEMBACA🌷

Tujuh bulan terlalu berlalu, kini perut Vania semakin membesar.

Selama tujuh bulan itu cobaan  yang Asta dan Vania hadapi begitu berat.

Tapi untungnya mereka masih bisa mempertahankan hubungan rumah tangga mereka.

Sekarang Vania hanya menunggu waktu untuk persalinannya.

Vania mulai menunjukan sikap perubahannya, yang dulu ketus sekarang mulai me-lembut. Mereka mulai mengganti kata lo-gue menjadi aku-kamu.

"Asta, kalo melahirkan normal itu sakit gak?" tanya Vania, saat ini mereka sedang sarapan di meja makan.

Beberapa hari ini merupakan hari-hari Asta menjalani ujian karena sebentar lagi Asta dkk akan lulus sekolah.

"Kata mama sakit, tapi aku yakin kamu pasti bisa."

"Kenapa? Ko kamu yakin aku bisa, aku takut tau, takut anaknya ga keluar."

"Kamu kan bar-bar," kata Asta dengan tawanya.

"Is, tapi ini beda Asta, aku takut aja," ucap Vania kali ini dengan wajah serius nya.

Cup

Asta mengecup kening istrinya.

"Kalo kamu takut, kan bisa sesar. Gak usah terlalu dipikirin yah," tutur Asta menyemangati.

***

Hari yang di tunggu-tunggu oleh Asta dan keluarganya telah tiba.

Dimana saat ini Vania akan melangsung proses melahirkan sesar.

Yah, Asta memutuskan agar Vania dioperasi saja. Melihat kondisi Vania yang masih sangat muda.

Asta menghawatirkan kondisi Vania.

"Mah, Asta takut," ucap Asta pada Martha yang sedang menunggu di depan ruang operasi.

"Gakpapa, Vania pasti baik-baik saja," kata Martha memeluk anak semata wayangnya itu.

Hampir satu jam menunggu  akhirnya operasi berjalan dengan lancar,

Saat ini Vania sudah di pindahkan ke ruangan, sedangkan bayinya dipindahkan  di ruangan inkubator.

(ruangan khusus bayi yang mengalami beberapa kondisi masalah pada bagian tubuhnya cmiiw ^^)

"Anak Asta mana Ma? Ko dia gak dibawa bareng Vania?" tanya Asta dengan raut khawatir.

"As, anak kamu mengalami beberapa masalah dibagian telinganya. Kemungkinan besar anak kamu akan sulit mendengar. "

"Dokter minta kamu buat pergi ke ruangannya, dia mau menyampaikan lebih detail tentang anak kamu."

Asta terdiam kaku, cobaan apa lagi yang harus ia hadapi sekarang.

Bagaimana jika Vania tau anaknya tidak seperti anak-anak di luar sana.

***

Sudah 4 hari Vania berada di rumah sakit, dan hari ini ia diperbolehkan kembali ke rumah.

Asta sama sekali belum menyampaikan pada Vania tentang kondisi anak mereka.

Raut kebahagiaan masih terpancar di wajah Vania, saat mengendong bayi mereka.

Asta tidak ingin membuat Vania bersedih, ia akan menyampaikan fakta itu saat mereka sudah kembali ke rumah.

"Asta dia ganteng banget yah, mirip kamu hidungnya juga mancung," ucap Vania sambil menyatukan hidungnya dan hidung anaknya.

"Iyahh." Asta hanya menjawab seadanya, jujur dalam pikirannya saat ini, Asta masih terbayang-bayang dengan ucapan dokter tempo hari.

ASTA & Bad Wife [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang