Chapter 55

331 35 12
                                    

" Hello Adik , Miss me ?" , tanya Alia . 

Aku berlari pantas ke arah pintu belakang rumah tetapi , tudungku ditarik kasar ke belakang . 

" Kau ! Kau patut mati ! Kau patut ikut mak kau ! " , jerit Alia lantang . 

Tubuhku ditarik Rayyan rapat ke arah kakak yang sedang duduk di anak tangga . Tangan kiriku cuba meleraikan pegangan pada kepalaku . Tangan kananku menampung perutku . 

Sampai di depan kakak , Rayyan memaksaku untuk melutut di depan kakak . Dia mengunci kedua belah tanganku . Dia tolak daguku ke atas . 

" Kau patut mati , dik . Aku ingat bila aku halau kau dari rumah kau akan duduk merempat , tapi kau kahwin dengan jutawan . Hidup kau senang-lenang . Aku terseksa mengemis dekat sini ! " , jeritnya betul-betul di telingaku . 

" Kau patut mati . Aku patut bunuh kau dan anak kau " , pisau diletakkan pada perutku . Aku mengerang kesakitan apabila wanita itu mula membenamkan pisaunya sedikit demi sedikit ke dalam kulit perutku . Aku mula sukar bernafas . 

Gelak tawa Rayyan dan Alia bergema segenap ruang . Saat mereka leka , aku menyiku sekuatnya perut Rayyan .

" Argh !! " ,   Rayyan tertolak ke belakang .  Segera aku lari ke arah dapur . 

" Kau tak boleh lari , Adik ! " , kata Alia sambil tertawa kuat . 

Cawan kaca di dalam kabinet dapur aku campak ke lantai berdekatan pintu masuk dapur . Rayyan yang mengejarku terhenti di depan pintu . Dia merenungku penuh tajam . Aku baling sebiji cawan tepat ke kepalanya . Dia menunduk kesakitan . Darah mula mengalir keluar . 

Alia muncul di sampingnya . Dia  pandang aku seperti pemangsa melihat mangsanya . 

Tanpa rasa gentar , Alia menuju ke arahku . Tak dihiraukan keadaan kakinya yang mula berdarah teruk akibat kaca yang berderai di  atas lantai dapur .

Belum sempat aku mahu membaling cawan kaca ke arahnya , dia lebih pantas menusuk pisau ke bahuku .  Aku menjerit kesakitan . Perlahan-lahan aku jatuh ke lantai .  Pinggan di tanganku jatuh berderai .  Alia menarik keluar pisau yang tertusuk ke dalam bahuku . Jeritanku tenggelam dalam gelak tawa kepuasannya . 

" Don't die too fast , dear . Aku tak puas nak seksa kau lagi , Aria " , bisik Alia pada telingaku . 

" I hate you . I hate every single things of you

" I hate you ugly face " , terasa  cebisan kaca tertoreh di pipi kananku . 

" I hate your hand " , tangan kiriku ditoreh . 

Aku tak larat untuk menjerit . Mulutku terkumat-kamit membaca zikir .

" Apa yang kau bisikkan ? Tuhan tak datang tolong kau , dik " 

" Aku benci kau ! Aku nak kau mampus ! Aku nak kau terseksa ! " 

Buk !

Telingaku berdengung apabila kepalaku dihentak kuat pada kabinet dapur . Darah mengalir deras saat kepalaku dihentak berkali-kali . Darah pekat itu mengaburi pandanganku . 

Alia ketawa seperti orang gila . Kepalaku didongakkan memaksa aku untuk memandangnya . Dia tersenyum penuh kemenangan di hadapan aku . 

" See you in da hell , little sister

Buk ! 

Kepalaku dihentak kuat pada kabinet . Pahaku dipijak sehingga aku menjerit kesakitan . Tudungku ditarik kuat sebelum kepalaku dihentak  ke lantai . 

Buk ! 

Bunyi erangan dan jeritanku bergema di segenap ruangan . Air mata mengalir deras bersama darah dari kepalaku . Aku dapat rasakan bahagian kaki aku mula basah dan ada cecair hangat mengalir melalui celah kakiku . Rasa kontraksi pada rahim menghantar rasa ngilu pada bahagian bawah perutku . 

DARLING | COMPLETEDWhere stories live. Discover now