" Hello Adik , Miss me ?" , tanya Alia .
Aku berlari pantas ke arah pintu belakang rumah tetapi , tudungku ditarik kasar ke belakang .
" Kau ! Kau patut mati ! Kau patut ikut mak kau ! " , jerit Alia lantang .
Tubuhku ditarik Rayyan rapat ke arah kakak yang sedang duduk di anak tangga . Tangan kiriku cuba meleraikan pegangan pada kepalaku . Tangan kananku menampung perutku .
Sampai di depan kakak , Rayyan memaksaku untuk melutut di depan kakak . Dia mengunci kedua belah tanganku . Dia tolak daguku ke atas .
" Kau patut mati , dik . Aku ingat bila aku halau kau dari rumah kau akan duduk merempat , tapi kau kahwin dengan jutawan . Hidup kau senang-lenang . Aku terseksa mengemis dekat sini ! " , jeritnya betul-betul di telingaku .
" Kau patut mati . Aku patut bunuh kau dan anak kau " , pisau diletakkan pada perutku . Aku mengerang kesakitan apabila wanita itu mula membenamkan pisaunya sedikit demi sedikit ke dalam kulit perutku . Aku mula sukar bernafas .
Gelak tawa Rayyan dan Alia bergema segenap ruang . Saat mereka leka , aku menyiku sekuatnya perut Rayyan .
" Argh !! " , Rayyan tertolak ke belakang . Segera aku lari ke arah dapur .
" Kau tak boleh lari , Adik ! " , kata Alia sambil tertawa kuat .
Cawan kaca di dalam kabinet dapur aku campak ke lantai berdekatan pintu masuk dapur . Rayyan yang mengejarku terhenti di depan pintu . Dia merenungku penuh tajam . Aku baling sebiji cawan tepat ke kepalanya . Dia menunduk kesakitan . Darah mula mengalir keluar .
Alia muncul di sampingnya . Dia pandang aku seperti pemangsa melihat mangsanya .
Tanpa rasa gentar , Alia menuju ke arahku . Tak dihiraukan keadaan kakinya yang mula berdarah teruk akibat kaca yang berderai di atas lantai dapur .
Belum sempat aku mahu membaling cawan kaca ke arahnya , dia lebih pantas menusuk pisau ke bahuku . Aku menjerit kesakitan . Perlahan-lahan aku jatuh ke lantai . Pinggan di tanganku jatuh berderai . Alia menarik keluar pisau yang tertusuk ke dalam bahuku . Jeritanku tenggelam dalam gelak tawa kepuasannya .
" Don't die too fast , dear . Aku tak puas nak seksa kau lagi , Aria " , bisik Alia pada telingaku .
" I hate you . I hate every single things of you "
" I hate you ugly face " , terasa cebisan kaca tertoreh di pipi kananku .
" I hate your hand " , tangan kiriku ditoreh .
Aku tak larat untuk menjerit . Mulutku terkumat-kamit membaca zikir .
" Apa yang kau bisikkan ? Tuhan tak datang tolong kau , dik "
" Aku benci kau ! Aku nak kau mampus ! Aku nak kau terseksa ! "
Buk !
Telingaku berdengung apabila kepalaku dihentak kuat pada kabinet dapur . Darah mengalir deras saat kepalaku dihentak berkali-kali . Darah pekat itu mengaburi pandanganku .
Alia ketawa seperti orang gila . Kepalaku didongakkan memaksa aku untuk memandangnya . Dia tersenyum penuh kemenangan di hadapan aku .
" See you in da hell , little sister "
Buk !
Kepalaku dihentak kuat pada kabinet . Pahaku dipijak sehingga aku menjerit kesakitan . Tudungku ditarik kuat sebelum kepalaku dihentak ke lantai .
Buk !
Bunyi erangan dan jeritanku bergema di segenap ruangan . Air mata mengalir deras bersama darah dari kepalaku . Aku dapat rasakan bahagian kaki aku mula basah dan ada cecair hangat mengalir melalui celah kakiku . Rasa kontraksi pada rahim menghantar rasa ngilu pada bahagian bawah perutku .
YOU ARE READING
DARLING | COMPLETED
Romance" I always got you , mi amor " - Eusoff Uqael " It hurts so much . I thought it wouldn't " - Nur Aria Kisah aku dan dia . We're like parallel lines . Always close - never together . Disclaimer : Cerita ini sangat klise . I'm sorry for letting...