Aria's POV
"Kita nak pergi mana? " , tanya ku pada Eusoff yang sedang fokus memandu .
" Home " , jawabnya.
" I thought I'm your home " , usikku .
Eusoff julingkan mata ke atas ." Sayang saya , awak rumah saya yang saya nak bawa balik ke rumah saya . Ke nak duduk bawah jambatan ?" , katanya .
Sarkastik tak boleh bawa bincang !
Aku dah pusing mendengar ulasannya yang tak berapa logik itu .
" Kita nak balik penthouse dekat Hotel La Veigh " , tambahnya lagi .
Tertelan air liurku . Rasa gerun menyelebungiku bila membayangkan penthouse yang berada di puncak bangunan hotel 50 tingkat itu .
Tak akan nak naik tangga sampai tingkat 50 !
Tapi aku diamkan saja . Pandai lah aku goreng nanti .
Saat kami tiba , berbaris pekerja menunggu . Aku keluar dari kereta dengan bantuan pekerja di situ .
Eusoff berdiri di sampingku . Tangannya menggapai tanganku . Digenggam erat ." Selamat datang , Tuan Muda dan Puan Muda " , kata pekerja - pekerja itu serentak .
Ehek . Cringe pula dipanggil Puan Muda .
Aku pandang Eusoff . Wajahnya sangat serius . Versi baru keluar dari peti ais beku . Dingin .
Dia tarik aku mengikuti langkahnya . Aku berikan senyuman pada pekerja di situ .
Sibuk sangat menyapa , aku tak sedar yang kami sudah tiba di depan pintu lif. Eusoff tekan butang bersimbol anak panah ke atas .
Aku tarik tangan dari pegangannya . Aku berundur dua tapak ke belakang . Entah kenapa imej pintu besi lif itu membuat aku rasa takut yang amat. Bayangan 'ditelan ' ruangan sempit itu sentiasa singgah di mindaku saat melihat ke arah lif hingga menyebabkan aku menggeletar .
" Sayang .. " , suara Eusoff memanggil. Dia gapai semula tangan yang aku lepaskan .
" Sampai bila kau nak terus takut ? You should overcame your phobia . Kalau tak benda tu akan memakan diri kau , sayang " , pujuk Eusoff.
Berkerut dahiku . Macam mana dia ingat yang aku ada claustrophobia ? Aku mula curiga dengan dia . Tapi rasa takut lebih menguasai ku saat ini .
" Tak nak . Saya lebih sanggup naik tangga "
" Sayang saya .. " , meleret suara Eusoff memanggilku . Pegangannya pada tanganku diketatkan . Tak mahu aku melarikan diri .
" Please , Joseph " , rayuku . Aku meronta dalam peganganya . Dia lepaskan tangan kami bila melihat aku seakan mengerang kesakitan. Sumpah aku tak boleh . Bukan dibuat main - main .
" Come here , Cinta " , arahnya . Aku masih di tempatku .
Dia datang menghampiriku . Aku tak mengelak . Bagaikan magnet pula tak boleh berjauhan dengan Eusoff . Dia bawa aku masuk ke dalam pelukannya . Bau musky floral menusuk ke hidung .
" I'm here . Aku ada kat sini . Aku akan tolong kau overcome your phobia " , bisiknya .
" First of all , aku akan tolong kau hilangkan bayangan dalam minda kau sampai kau takut dengan ruangan sempit ini " , tangannya masih di kepalaku . Menghalang aku dari mengangkat kepala . Lama kelamaan aku mula tenang . Aku sandarkan badanku pada badan kekar Eusoff .
Ting ! Bunyi lif . Eusoff pimpin aku masuk ke dalam lif . Pelukan masih tak dilepaskan .
Dapat ku dengar jari Eusoff menekan butang lif sebelum pintu itu tertutup . Bayangan samar - samar muncul dalam mindaku . Terasa jantung mula mengepam laju .
YOU ARE READING
DARLING | COMPLETED
Romance" I always got you , mi amor " - Eusoff Uqael " It hurts so much . I thought it wouldn't " - Nur Aria Kisah aku dan dia . We're like parallel lines . Always close - never together . Disclaimer : Cerita ini sangat klise . I'm sorry for letting...