" Eusoff " , panggilku . Tiada jawapan . Nafas Eusoff mula tidak teratur .
Aku pangku kepala Eusoff perlahan-lahan . Wajahnya yang sedang menahan kesakitan itu aku usap lembut .
Air mataku kembali mengalir . Semakin lama semakin deras .
" Eusoff " , panggilku sekali lagi . Aku menggoncang tubuhnya . Langsung tiada tindak balas .
Tak ! Tak !
Kedengaran tapak kasut menghampiri kami . Seorang lelaki berpakaian hitam lengkap dengan jaket kalis peluru dan senapang di tangannya berdiri di hadapan kami . Aku peluk tubuh Eusoff . Takut kalau diapa-apakan oleh lelaki itu ." Aria " , panggil lelaki itu . Dia sedar akan aku yang takut dengan kehadirannya . Berkerut dahiku hairan bagaimana dia tahu namaku.
" Aku Leo , kawan Joseph " , dia menghampiri kami perlahan-lahan .
Dia memeriksa nadi Eusoff . Kedengaran keluhan terlepas dari bibir Leonard .
" Kita kena keluar sekarang " , kata Leonard sambil cuba mengangkat tubuh Eusoff .
" Aria .. " , suara Eusoff .
" Eusoff " , panggilku . Mata kami bersabung .
Lama . Rasa sebak di dada makin sebu .
" Eusoff " , wajahnya aku gapai . Aku usap lembut pipinya . Dahinya aku cium lembut .
" Aku minta maaf " , bisik Eusoff di depan wajahku . Wajahnya berkerut menahan kesakitan.
" Aku minta maaf sebab apa semua yang jadi ni penyebabnya aku " , dada Eusoff turun naik .
Aku gelengkan kepala beberapa kali .
" Jangan risau . Kita pergi hospital ye . Leo , angkat Eusoff " , terasa tangan Eusoff menahan tanganku . Dia menggeleng kepalanya perlahan .
" Don't cry , Cinta . Tak cantik " , Eusoff tersenyum perit . Dengan penuh susah-payah , Eusoff mengusap air mata ku .
" Shh , Eusoff . Awak kena simpan tenaga . Jangan risau , awak akan selamat . Awak dah janji awak tak akan tinggalkan saya , kan ? ", kataku dalam sedu-sedan . Aku mengisyaratkan Leonard untuk mengangkat Eusoff sekali lagi.
Namun , Eusoff masih berkeras . Dia menggeleng kepalanya .
" Masa aku dah sampai . Aku minta maaf sebab kena mungkir janji , mi amor "
Makin kuat tangisku .
" Jangan salahkan diri kau , mi amor . Ini pilihan aku . Aku tak pernah menyesal . Aku sanggup mati untuk kau " , kata Eusoff lagi .
" Promise me , mi amor " , aku hanya mampu mengganguk perlahan .
Tangannya menarik wajahku merapati wajahnya . Bibirku dikucup lama .
Eusoff senyum . Senyumannya manis dan wajahnya seakan tenang . Aku dengar mulutnya terkumat-kamit menyebut syahadah .
Kemudiannya , mata Eusoff tertutup rapat . Dadanya berhenti berombak .
" Eusoff ! Eusoff ! " , aku goncang tubuh Eusoff.
Kaku .
" Eusoff .. " , suaraku berubah perlahan .
Aku bangkit dari dudukku . Tangan aku naik menekan dada Eusoff . CPR .
" Eusoff , awak dah janji nak jaga anak sulung kita sama-sama " , kataku . Dadaku terasa ketat . Air mata laju mengalir . Tanganku masih menekan dada Eusoff . Rasa sakit di tubuhku aku tahan .
YOU ARE READING
DARLING | COMPLETED
Romance" I always got you , mi amor " - Eusoff Uqael " It hurts so much . I thought it wouldn't " - Nur Aria Kisah aku dan dia . We're like parallel lines . Always close - never together . Disclaimer : Cerita ini sangat klise . I'm sorry for letting...