Tiga tahun kemudian
Aria's POV
Pejam celik sudah tiga tahun aku berada di bumi Perancis .
Rutin harianku sangat padat . Pagi kelas sampai petang . Malam aku bekerja di kedai serbaneka . Hujung minggu aku bekerja di kedai bunga .
Penat . Tapi aku sengaja menyibukkan diri . Tak mahu hanyut dalam kesedihan . Tak elok untuk kesihatan . Badanku ini diperlukan untuk siapkan assignment yang bertimbun macam gunung Everest .
Lagi - lagi ini tahun terakhir ku di The American University of Paris . Aku sibuk menyiapkan senior project untuk jurusan yang aku ambil , Degree of Fine Arts .
Macam mana aku boleh dapat masuk ke universiti private ini masih menjadi tanda tanya . Yang aku tahu ada agensi biasiswa swasta yang tawarkan . Aku cuba nasib saja. Tak sangka dapat pula .
Walaupun sibuk dengan kerja yang sampai ke sudah tak akan habis , hatiku lebih lapang . Dan aku suka keadaan diriku yang sekarang ini .
⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ~⋆˚.•✩‧₊⋆ ⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。 ~⋆。˚ ☁︎ ˚。⋆。
" Aria " , aku kenal suara yang memanggil namaku . Pelat dia tu pekat macam americano 8 shots .
Aku toleh ke belakang . Dapat ku lihat Gabriel , course mate ku yang sedang menuju ke arahku .
" Tu veux aller déjeuner ensemble après les cours ? ( Do you want to go lunch together after class ? ) "
" Désolé, Gabriel . j'ai des choses à faire. ( Sorry , Gabriel . I have things to do ) " , aku tolak pelawaannya .
Nak masuk sepuluh kali Gabriel mengajakku minum bersamanya tapi aku tolak mentah - mentah . Alasan ku tetap sama ada benda nak buat , busy siapkan assignment . Tapi hakikatnya balik dari kelas aku terlentang atas katil .
Dia angguk kepala . Awkward. Mungkin tercabar sebab aku asyik tolak permintaannya . Bukan apa lebih baik aku tolak awal-awal sebelum peminat fanatik dia serang aku . Aku angkat bendera putih awal -awal . Dari segi fizikal aku memang dah kalah. Melampai semua homo sapiens berbangsa Perancis ni . Belum ajak wrestling lagi , mahu tak cukup tangan aku balik Malaysia .
Aku angkat kaki menuju bilik lecturer ku , Prof . Laurent . Niatku nak tunjuk final work bagi senior project ku . Dia memuji hasil kerja ku yang kemas dan teliti. Kreatif katanya lukisan yang aku sketch ni . Padahal biasa saja. Cuma ada beberapa perkara yang aku perlu betulkan dari segi report dan presentation .
Selesai sesi consultant dengan Prof . Laurent , aku pulang ke bilik sewa ku .
Makan , solat dan tidur sekejap sebelum bersiap untuk pergi ke kedai serbaneka tempat aku bekerja sambilan .
" Bon travail, Denise." , kata ku pada teman sekerja ku .
" Merci, Aria. A demain. Travaille dur. ( Thank you , Aria . See you tomorrow . Work hard ) " , balas Denise .
Aku memulakan shift sebelah malamku . Gila bukan ? Perempuan
bekerja tengah malam . Tapi kalau namanya Aria memang suka buat kerja gila .Nak kata Perancis ni terlalu selamat tidak juga . Tapi cukup selamat .
Inshaallah tiada apa . Nak masuk ke tahun ketiga aku disini , dah boleh bezakan scammer dan pickpocket di sini . Macam - macam aku lalui di sini . Dompetku pernah dicuri . Kasutku pernah dicuri . Nasib tak pernah kena culik .Nauzubillah .
Syukur .Noah juga tak henti menghantar pesanan supaya aku berhati-hati di sini. Dah menjadi rutin padanya untuk hantar pesanan ringkas padaku .
Jangan lupa makan.
Makan on time .
Sleep well.Dia fikir aku budak 4 tahun ke yang tak reti nak urus sendiri . Automatik muncung bibirku. Tak suka betul dilayan begitu .
Lamunanku terhenti apabila seorang wanita muda masuk ke kedai bersama seorang kanak - kanak perempuan di sisinya .
Aku biarkan mereka mengambil makanan di rak snack .
Sampai ke kaunter , aku scan barcode pada bungkusan .
" Le prix total est de 3,5 euros, mademoiselle ( Total prices is 3.5 euro , miss ) " , ujarku .
Dia keluarkan wang dari dompet .
" Pourquoi tu te couvres la tête avec le morceau de tissu ? ( Why are you covering your head with the piece of cloth ? ) " , kedengaran suara halus bertanya .
" Mon dieu , Adrienne ! Attention à ce que tu dis ! ( Oh my god , Adrienne ! Watch your mouth ! ) " , kata wanita itu pada anaknya. Dicubit perlahan lengan budak kecil itu .
" C'est bon, je ne le prenez pas mal. ( It's okay . I don't take it the wrong way ) " , kataku .
Itu bukanlah kali pertama aku ditanya begitu . Sekurangnya dia tulus bertanya . Aku pernah lalui perkara yang lebih teruk . Ada orang yang datang padaku sambil menarik tudungku . Menganggapku sebagai pengganas yang sedang undercover . Bukan mahu memburukkan nama negara orang tapi itu lah hakikatnya .
Islamophobic is real .
" C'est mon commandement religieux. ( That's my religion command )", jawabku terus terang .
" Vous êtes très belle. Tu ressembles à une poupée barbie. Je veux avoir un beau visage comme toi. ( You are very beautiful . You look like a barbie doll. I want to have a beautiful face like you ) " , kata budak kecil yang mungkin lingkungan umur dalam 6 tahun .
Merah mukaku . Malu dipuji budak kecil .
" Tu es déjà jolie, tu ressembles à un ange ( You already pretty , you look like an angel ) " , pujiku ikhlas .
Kalau dah nama nya baka Eropah , memang lawa namampus . Kecil - kecil lawa macam model antarabangsa . Aku kecil-kecil dulu muka comot macam kerbau berkubang dalam lumpur.
" Merci . Bonne soirée . ( Thank you . Have a great evening ) " , kataku sambil hulur baki kepada wanita muda itu .
" Adieu , Miss Barbie " , kata budak perempuan itu sambil melambai ceria ke arahku . Aku balas lambaiannya.
Aku dapat lihat dengan jelas dari dinding kaca kedai serbaneka ini , seorang lelaki datang menghampiri mereka berdua . Didukung budak perempuan itu . Pada masa yang sama dia mencium pipi wanita muda yang mungkin isterinya . Kelihatan mereka sangat gembira sekali berjalan sambil melangkah pergi berpegangan tangan . Aku perhati belakang lelaki itu .
Mustahil .
Aku geleng kepala .
Mungkin sebab rindu yang menggunung buat mataku jadi kabur sehingga aku berilusi sebegitu rupa .Dalam dunia ni memang ada pelanduk dua serupa bukan ?
YOU ARE READING
DARLING | COMPLETED
Romance" I always got you , mi amor " - Eusoff Uqael " It hurts so much . I thought it wouldn't " - Nur Aria Kisah aku dan dia . We're like parallel lines . Always close - never together . Disclaimer : Cerita ini sangat klise . I'm sorry for letting...