Part 4

13 8 0
                                    

Alera Sea Madhiaz

Weekend.

Gue menggeliat pelan, membuka mata pelan-pelan, dan lalu duduk menatap jam dinding. 08.00 WIB.

Sky pasti sudah di laut. Dan gue harusnya, sudah di Gramedia. Bergabung bersama komunitas literasi remaja yang notabene-nya komunitas menulis baru yang member-nya belum pernah saling meet.

Hari ini meet pertama, harusnya. Tapi gue masih terdekap di pulau kapuk. Belum mandi. Bau. Berantakan.

Gue menguap sebelum lalu turun dari ranjang dan melipat selimut. Nggak ada yang bangunin gue pagi ini. Bibi-bibi yang bantu-bantu ngurus rumah diliburkan di hari Minggu. Mama papa nggak mungkin bangunin gue. Melainkan membiarkan gue, membebaskan gue, nggak melarang gue untuk tidur bahkan sampai sore sekalipun.

08.10 WIB. Gue memasuki kamar mandi.

08.30 WIB. Gue keluar kamar mandi.

Dan 08.45 WIB, gue baru keluar rumah, on the way, lalu tepat 09.00 WIB gue baru sampai, di Gramedia.

Terlambat satu jam.

"Sorry, Kak. Gue telat." Ringan banget gue bilang begitu ke senior yang memimpin komunitas baru ini. Tapi dia nggak mempermasalahkan, justru memberi seutas senyum hangat dan bilang,

"nggak apa-apa. Yang penting udah berangkat. Boleh langsung gabung aja."

Gue mengangguk, berterima kasih, lalu mengambil duduk di sebelah cowo yang keliatan dingin dan acuh tak acuh. Di sebelah kiri gue, cewe berkacamata sedang menyibak-nyibak majalah dengan hebohnya.

"Hey lo! Sejak kapan lo duduk di sini?" tanya cewe itu setelah menyadari keberadaan gue.

Gue Cuma menatapnya datar sambil bilang, "nggak boleh?"

Auto mendelik, dia. "Gue cuma nanya keles."

"Nggak apa-apa sih, nggak masalah buat gue," lanjutnya. Gue menghiraukannya, sekalipun dia bilang, "ngeselin banget sih!"

Perhatian gue lebih ke senior yang berdiri di depan sana dengan senyuman merekah dan tangan yang digerak-gerakkan."Hallo guys! Berhubung sepertinya semua members sudah berkumpul di sini, kita bisa mulai kegiatannya sekarang, ya?"

Hei? Jadi daritadi belum dimulai?

Senior itu mempersilahkan seseorang untuk duduk sebelum melanjutkan bicara. –rupanya ada yang lebih telat dari gue-

"Oke, jadi pertama kita perkenalan dulu ya. Dimulai dari gue, kenalin temen-temen nama gue Bumi Antariksa, kalian boleh panggil gue Bumi, Bum, Riksa, atau apa deh terselah kalian."

Bumi...? Aesthetic banget.

Dia melanjutkan perkenalannya, sekaligus berbagi cerita dan pengalaman menjadi seorang penulis-yang terbilang muda- hingga ia membuat komunitas ini. The best banget si, gue termotivasi untuk jadi seperti dia.

"Kayaknya udah cukup perkenalan dari gue, ya? Giliran kalian yang memperkenalkan diri satu-satu deh. Bisa dimulai dari yang...pojok sana?" dia menunjuk seseorang yang menduduki kursi pojok paling depan, artinya kursi sebelah gue-cewe rese yang tadi sempet ngajak ngobrol dikit.

Dia-cewe sebelah gue, menyengir lebar lalu berdiri dengan pose 'tak bisa diam'. Gue yang di sebelahnya jadi ngerasa gereget sendiri.

"Hello everybody!" sapanya sembari melambai-lambaikan tangan meneluruh ke penghuni ruangan.

"Haaiii," balas kami-all members.

"Kenaliin nama gue Villa! Gue dari Saturnus."

"Haaahh?" serempak kami tanpa aba-aba.

Dream, Or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang