Part 15

6 4 0
                                    

DOY PART 15

*Sky Airlangga Damaresh

"Om Sky pulang! Om Sky pulang!"

"Sky uah pulang?!"

"Iya!! Om Sky pulang itu!!"

"Om Sky!!"

"Aleta kangen om Sky!!"

"Aska juga kangen om Sky!"

"OM Sky Cita pengin peluk!"

"Om aku mau di gendong!"

"Fei mau digendong juga!"

"Aku juga!!"

Gue meringis, kewalahan sendiri menghadapi anak-anak abang-abang dan kakak gue yang ternyata lagi kumpul disini semua-menyambut kepulangan gue.

"Adeh-aduh. Gantian dong satu-satu-eh! Ini celana om Sky jangan ditarik-tarik Hazel! Kalo melorot gimana?!"

"Hazel pengin digendong juga...!" rengek anak kak Windy.

Gue berdecak kesal, mencoba sabar menghadapi tingkah bocil-bocil yang menyebalkan-nggak ada bedanya sama emak bapaknya. Mereka cuma terkekeh geli melihat gue jadi rebutan. Duh, padahal gue baru aja pulang dari Semarang. Masih capek, eh harus gini.

"Udah peluknya! Om Sky capek tau!" gerutu gue sambil mencoba melepas mereka. Mereka langsung menolak, merengek menolak lepas dari gue. Untungnya, ibu-ibu mereka mendekat dan membantu gue kabur ke kamar. Gila sih. Gue suka heran sendiri, wajah gue nggak mungkin kayak badut kan ya? Tapi kok mereka demen sama gue. Gue juga bukan om baik hati yang suka manjain mereka, malah gue lebih sering jahilin mereka. Eh tapi kok mereka tetep aja ngejar-ngejar gue. Jangan-jangan gue punya aura yang bikin anak-anak terpesona? Mangkanya nggak mau lepas seolah-olah gue idolanya. Wkwk.

Gue bernafas lega setelah didalam kamar, gue langsung menjatuhkan badan diranjang dan tidur terlentang menatap langit-langit kamar.

Satu tangga udah gue lewat.

Gue udah selesai tes fisik dan tinggal menunggu beberapa hari lagi.

Semoga gue lolos.

Dan kalau gue lolos, artinya mimpi gue nggak akan hanya mimpi. Tapi akan menjadi mimpi yang benar-benar terealisasi. Gue akan masuk sekolah TNI. Gue akan jadi TNI.

.

.

.

Gue tersenyum membayangkan semua itu. Indah. Rasanya seneng banget. Gue mencoba memejamkan mata, menjelajah dunia mimpi yang sebentar lagi menjadi realita. Tapi ternyata, bayangan wajah seseorang tiba-tiba muncul dikepala.

.

.

.

Sea

.

.

.

Gue langsung membuka mata, sedikit kaget saat gue menghindari sesuatu. Ah ya, Sea. Gue belum minta maaf sama dia. 3 hari gue di Semarang gue nggak ngasih kabar, pun hari-hari sebelumnya. Gue udah memakan banyak waktu. Gue harus ketemu dia, sekarang.

Iya.

Sekarang.

.

.

.

"Loh, Sky? Mau pergi kemana? Nggak istirahat dulu?"

Gue meringis saat berpapasan dengan istri bang Rigel diluar "Pergi bentar kok" jawab gue membuat dia menaikkan sati alisnya. "Sky ada urusan bentar. Nggak usah kasih tau yang lain ya kak kalo Sky pergi. Bilang aja Sky masih istirahat, masih kecapean. Kumpulnya-ceritanya kapan-kapan aja." Ucap gue, yang untungnya diangguki olehnya.

Dream, Or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang