Part 21

8 4 0
                                    

*Sky Airlangga Damaresh

To Seayang

| Maaf Sea, Sky diajak om surya tes latihan di gym

-send-

.

.

.

Haaahh...

Kenapa sih harus sekarang?

Kenapa dia datang saat gue harus pergi?

.

.

.

Taulah.

Gue mengambil tas dan kunci motor dari atas nakas, kemudian langsung pergi keluar rumah. Hari ini, om Surya mengajak gue pergi ke gym untuk latihan bersama. Dia ingin mengetes bakat gue, dan tentu gue nggak bisa untuk menolak itu.

Tapi sayangnya, kenapa harus sekarang juga Sea datang setelah sejak kemarin menghilang? Sejak kemarin dia sibuk dengan mimpinya-sampai melupakan gue.

Waktu berjalan terlalu cepat sampai membuat jarak diatara kita begitu kentara. Projectnya, ujian kita, dan kelas ujian kita yang berbeda membuat frekuensi pertemuan kita menurun. Bahkan, gue jarang mengantar jemput dia lagi karena dia memilih berangkat bersama papanya-dengan alasan mimpinya. It's oke, semua karena mimpinya. Dan gue, nggak boleh merusaknya.

.

.

.

Dia sibuk dengan mimpinya, pun gue.

Gue merasa bersalah karena hari ini gue nggak punya waktu untuk dia. Keadaan terasa terbalik sekarang. Tapi, apa saat dia sibuk dengan mimpinya dia juga merasakan hal yang sama dengan gue? Merasa bersalah karena udah mengabaikan satu sama lain?

Gue nggak tau.

Yang jelas, kita sama; berhak untuk memperjuangkan mimpi masing-masing. Iya kan?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin pagi datang begitu cepat, hari kemarin telah terlewati dengan lancar, tapi gue nggak tau untuk hari ini. Gue berangkat tanpa semangat saat jam menunjukkan kalau lima menit lagi gue akan telat. Bodo amat. Toh nggak ada yng menunggu gue lagi hari ini. Sea masih berangkat lagi dengan papanya, dan gue baru ketemu dia ketika sampai dikelas. Dia duduk tenang dibangkunya dan langsung memusatkan perhatiannya ke gue ketika melihat kedatangan gue. Dia menyapa gue seadanya, pun gue. Hanya saling senyum ala kadarnya. Sulit bagi gue untuk mendekat setelah sebelumnya dia merentangkan jarak. Gue merasa menjadi orang asing yang sudah lama terpisah darinya. Segan untuk kembali akrab.

"Sky, Sea mau ngasih tau sesuatu." Ucap Sea di menit yang entah keberapa dari diamnya kita.

Gue mengangguk.

"Bumi dan Sea udan berakhir, Sky. Project udah selesai, tinggal tunggu diterbitkan aja." Ucap Gue tersenyum, "Selamat ya Sea, mimpi Sea akan tergapai." Ucap gue. 'mimpi Sea bersama orang lain' ralat gue dalam hati.

Senyum Sea makin lebar, sementara hati gue bergetar,

'Mimpi Sea bersama orang lain.'

.

.

.

"Sea, Sky mau ke perpustakaan."

Gue pergi dari hadapannya ketika kepala gue diserang dengan pemikiran itu. Tanpa mengajak dia, dan tanpa peduli tatapan matanya yang penuh tanya. Gue pergi gitu aja. Menyibukkan diri dengan tumpukkan buku supaya dapat menyingkirkan pemikiran yang datang tanpa tau malu.

Dream, Or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang