Part 6

17 6 0
                                    

*Alera Sea Madhiaz

Gue mengerjapkan mata pelan-pelan, mencoba pergi dari alam bawah sadar setelah aroma aneh tercium di hidung gue-menarik gue untuk kembali kea lam nyata.

"Sea...lo sadar?"

Obyek pertama yang tertangkap di mat ague adalah langit-langit UKS dengan kipas angin baling-baling berputar cepat di tengahnya. Sejenak, gue mencoba mengingat apa yang telah terjadi.

.

Pusing

Pening

Pandangan kabur

Lalu jatuh dan semuanya gelap

"Barusan gue pingsan?" tanya gue pelan ke penjaga UKS yang duduk di sebelah ranjang gue ini, namanya Jarden. Dia mengangguk pelan dengan sorot mata yang nggak gue ngerti. Seperti...cemas? Tapi juga menyembunyikan sesuatu.

Perasaan gue nggak enak. Mata gue memicing, mencoba menerobos matanya dan menemukan semburat keganjilan. Tapi yang gue temukan malah...segumpal kaus kaki yang digulung-gulung, di tangannya. Gue agak menyelidik, jangan bilang kalau dia...

"lo bangunin gue pakai kaus kaki, Dan? Jadi bau aneh yang gue cium tadi itu bau kaus kaki lo?"

Jarden buru-buru menyembunyikan kaus kaki itu. Sementara bibirny mringis lebar. "Sori...Sea. Abisnya lo udah gue kasih minyak kayu putih tapi nggak bangun-bangun. Freshcare juga udah gue coba. Gue berpikir dua kali dong buat ngasih lo napas buatan, auto gue dihantam Sky nanti. Jadi gue usaha dulu pake kaus kaki. Manjur kan, usaha gue ini?"

Ck. Sky tau lo bangunin gue pake kaus kaki juga lo bakal kena hantam pasti. Sky kan suka lebay. By the way, di mana Sky?

"Sky di mana? Upacara udah selesai kan?"

Jarden mengangguk. "Dia nungguin lo di sini, tadi. Dia juga yang nolongin lo, bawa lo ke sini."

"Hah?!" gue mengernyit. Sky kan jadi pemimpin upacara, gimana caranya?

"Iya, dia ninggalin posisinya jadi pemimpin. Lari dari lapangan...demi lo."

Gue terkatup, susah buat percaya. Jantung gue bergetar. Gue bahkan sampai mendudukkan badan ke tepi ranjang, bersiap mendengar penuturan lain dari Jarden.

"Terus...?"

"Dia juga marahin anak-anak PMR-anak buah gue, pun gue sendiri. Bahkan hampir bikin keributan di UKS tadi. Bisa lo liat kursi yang terdampar terbalik itu..."

"Ulah Sky?"

"Iya."

Gue tercekat, gak bisa tenang. Semarah itukah dia...hanya karena gue terluka kecil? Sky, se-overprotective itukah lo ke gue? Sky benar menjaga gue, nggak ingin gue terluka sedikitpun. Dia nggak terima kalau gue kenapa-kenapa.

"Di mana Sky sekarang?"

Jarden mengangkat bahunya. "Gue gak tau jelas kemana perginya dia. Tapi terakhir dia bilang, 'seseorang harus tau siapa gue', dan mukanya serem."

Buk. Gue sontak loncat turun dari ranjang. Dan tanpa memedulikan Jarden yang mencoba mencegat gue, gue pergi gitu aja. Lari keluar sekalipun Jarden meneriaki gue.

"Sea! Lo mau kemana?! Lo baru siuman woi!"

Gue gak peduli. Pikiran gue cuma tentang satu orang, Sky. Karena gue tau...di mana dan sedang apa dia sekarang.

Sky is dangerous if he was angried.

Sea harus cegah keributan.

Meredam kemarahan Sky.

Dream, Or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang