Hujan membasahi bumi, angin menghembus membuat suasana menjadi semakin dingin, Arya yang sedang melamun di balkom kamar tersadar menghela nafas panjang, menutup pintu balkom kamar melangkah menuju meja belajarnya, lagi-lagi hembusan nafas terdengar dari bibirnya, suasana hatinya benar-benar kacau bayangan perlakuan Riki kepada Andin benar-benar mengganggunya
Kenapa perlakuan Riki kepada Andin berbeda dengan perlakuan ke Linda, atau hanya perasaan Arya saja yang menganggap perlakuan Riki kepada kedua sahabatnya itu berbeda, Arya mengusap wajah kasar, menatap benda pipih yang terdengar berbunyi.
Dengan lesu Arya mengambil benda pipih di sampingnya alisnya terangkat mendapatkan sebuah pesan dari Andin, hanya dengan satu pesan membuat perasaan Arya membaik, Arya merasa benar-benar di pelet mati oleh Andin.
Arya : sama-sama
Arya : maaf ya tadi langsung pulang takutnya orang rumah nyariin
Arya berbohong, bukan karena orang rumah yang mencarinya tapi karena suasa hatinya yang tiba-tiba tidak menentu melihat perlakuan Riki ke Andin.
Andin : maaf ya ngerepotin, sampaikan ke orang rumah gue minta maaf gara-gara gue lo lambat balik.
Arya : udah ngak apa-apa santuy.
Arya : besok lo ke sekolah?",
Andin : iya besok gue berangkat, gue udah enakan.
Arya : bareng aja Din, mau ngak ?
Andin : boleh, kalau tidak merepotkan.
Arya : yaudah sana istirahat, semoga besok lo benar-benar sehat sebelum ke sekolah.
Andin : siappppppppp.
Senyuman Arya mengembang suasana galau tadi hilang begitu saja, bibirnya langsung terkatup rapat melihat satu chat dari Linda, alisnya terangkat bingung tidak mengerti apa maksud dari Linda
Arya : maksud lo apa nyet ?
Linda : nyat nyettt nyat nyett lo ngak usah bohong lagi, gue udah tau
Arya : apaansihh loh.
Linda : gue ngak nyangka lo suka juga sama cewek gue kira lo mahoan, ternyata udah cinta mati sama sahabat gue.
Arya : siapa bilang anjir.
Linda : gue bisa lihat dari mata lo itu, dan Rendy juga udah cerita semuanya ke gue hehe.
Arya : bangkeeee, ngak usah ember Lin.
Linda : satu hal yang lo harus tau Ya, lo harus berjuang kalau lo benar-benar suka sama sohib gue, hatinya udah tertutup rapat, hanya Riki laki-laki yang Andin percaya sekarang
Arya menegang membaca chat dari Linda, bibirnya terkatup rapat, dadanya seperti di remas seketika membaca kalimat paling akhir.
Arya : sohib lo itu kenapa emangnya Lin?
Linda : hehe lo penasaran ya
Linda : hm waktu kelas dua SMP orang tua Andin cerai dari situ Andin sulit bahkan tidak percaya lagi dengan laki-laki, hanya Riki yang dia percaya karena hanya Riki dan gue yang ada di samping Andin waktu kejadian.
Linda : sampai 3 bulan setelah orang tuanya bercerai lagi-lagi Andin harus kehilangan ibunya, itu yang membuat Andin semakin benci ke ayahnya bahkan semakin menutup hati ke laki-laki karena di pemakaman ibunya ayahnya tidak datang sama sekali.
Arya meringingis, dadanya sesak, badannya melemas, matanya semakin menyendu tidak menyangka gadis cuek seperti Andin pernah melalui hidup yang begitu menyakitkan, Arya melanjutkan membaca pesan dari Linda.
Linda : jadi lo harus berjuang, buktikan ke Andin tidak semua laki-laki itu sama, lo tau kenapa Andin terlihat begitu manja ke Riki dan gue karena Andin menganggap kita orang tuanya
Linda : satu hal lagi, Riki pernah suka sama Andin, jadi selamat berjuang.
Arya menahan nafas uringan sendiri membaca pesan terakhir Linda, hatinya benar-benar gelisah sekarang, dia meyakinkan hati untuk memperjuangkan cintanya, Arya tidak akan menyerah, untuk sekarang Arya bertekat untuk berjuang tapi besok belum tentu.