Keduanya terlihat canggung, Arya mencoba menguasai diri mengalihkan pandangan dari wajah Andin yang terlihat lucu, bagaimana tidak saat keduanya saling bertatapan Andin malah dengan polosnya tersenyum manis membuat wajah Arya merona menatap senyuman Andin yang begitu dekat membuat detak jantung Arya semakin tidak aman.
"Hm Ar, kita pesan makanan aja ya ngak apa-apa kan, gue lemes ngak bisa masak", ucap Andin memecah keheningan.
"Ehm, iya pesan aja, atau gue aja yang pesan lo tidur aja dulu", ucap Arya berdehem yang di balas anggukan pelan dari Andin.
Andin menutup mata kembali, sembari memesan makanan lagi-lagi mata Arya melirik wajah Andin tidak di pungkiri Arya begitu bahagia bisa berduaan dengan Andin walaupun dalam kondisi yang seperti ini.
Tidak lama pesanan mereka datang, dengan pelan Arya membangunkan Andin yang tertidur "Din makan dulu", ucap Arya lembut.
"Hm", deheman Andin mengucek mata membuat Arya mengulum bibir menahan senyuman.
"Gue suapin aja ya Din", ucap Arya membuat Andin langsung berbinar mengangguk, melihat itu Arya tidak bisa menahan untuk tertawa.
"Nih makan", ucap Arya mengulurkan tangan menyuapi makanan ke dalam mulut Andin, seperti anak kecil Andin menerima suapan dengan senang hati.
"Makasih ya Ar hehe gue biasanya kalau sakit selalu manja ke Riki, tapi Rikinya ngak ada, biasanya Riki yang nyuapin gue, Linda yang masak",ucap Andin membuat pergerakan Arya yang sedang makan berhenti begitu saja.
Makanan yang ada di mulutnya terasa susah untuk di telan melihat wajah riang antusias Andin bercerita tentang Riki membuat Arya meringis sendiri, ada rasa cemburu yang membara di dalam hatinya yang berusaha Arya tepis.
"Ar lanjutin makan gih", ucap Andin melihat Arya yang berhenti memakan makanan di hadapannya
Arya mengangguk mencoba menelan makanan yang sedang di makan dengan paksa, keduanya terlonjak kaget mendengar suara berisik dari luar rumah, Arya memutar bola mata malas menatap Riki, Linda dan Rendy berjalan mendekat ke arah keduanya.
"Eh cimol lo udah ngak apa-apa, lo kenapa ngak balas chat bangke, panggilan gue juga lo ngak angat", omel Riki membuat mereka meringis.
"Hp gue ada di kamar dari pagi gue tidurnya di sofa, seharian gue ngak megang hp", ucap Andin lemas
"Untung lo sakit Din kalau tidak udah gue hantam pala lo, bikin khawatir aja", omel Linda setelah Riki selesai mengomel, Andin hanya memasang wajah memprihatinkan membaut Linda mengatupkan bibir kasian.
"Lo udah lama di sini Ya?", tanya Rendy membuat Arya terlonjak kaget sedari tadi memperhatikan keakrapan Riki dan Andin, terlihat wajah Riki yang khawatir mengusap rambut Andin dengan lembut membuat hati Arya panas.
"Eh iya, gue di sini setelah pelajaran pertama selesai", ucap Arya menguasai diri
"Makasih ya Ar", ucap Andin tulus menatap Arya yang hanya di jawab dengan anggukan.
"Makasih bro, si bontot ini kalau sakit memang ngeselin", ucap Riki menarik pipi Andin
Melihat perlakuan Riki pada Andin membuat Arya mengalihkan pandangan, mencoba menahan sesuatu di dalam sana yang patah.
Rendy melihat itu semua menatap Arya dengan tatapan menyendu, Linda yang diam-diam memperhatikan suasana manaikan alis tinggi, matanya melotot mengerti situasi, bibirnya terkatup rapat menghembuskan nafas panjang.