Hembusan angin langsung menerpa membuat senyuman Andin semakin lebar, matanya berbinar melepas tautan tangannya berlari kedepan menatap kebawah, Arya tersenyum menatap binar bahagia di depannya itu "Arya, Arya siniii", panggil Andin sudah melompat-lompat kecil girang sendiri, Arya terkekeh berjalan mendekat.
"Wahh indah bangatt Ar, lihat itu ihhh lucu bangat dari atas sini", ucap Andin menatap toko boneka di bawah sana di depan toko itu terdapat beberapa boneka besar tapi terlihat sangat kecil dari tempatnya sekarang.
Arya hanya diam tidak mengalihkan tatapan dari wajah indah di sampingnya, angin menerpa rambut gadis itu membuat wajahnya terlihat semakin manis, "Arya, Arya, ihh itu cantik bangat", ucap Andin lagi menarik tangan Arya menggenggam membuat Arya terlonjak kaget dengan binar bahagia terpancar di matanya, Arya menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Andin terlihat di sana toko bunga, dengan berbagai macam bunga di depannya terlihat sangat indah dari atas sini layaknya taman bunga
"Din, udah, ke sana yuk", ajak Arya menarik tangan Andin melangkah menuju bangku panjang di seberang, keduanya duduk berdampingan, tautan tangan keduanya sudah terlepas, dari sini keduanya dapat melihat suasana indah dari bawah sana
"Ar makasih ya, udah ajak gue ke sini", ucap Andin tulus menatap Arya, mendengar itu Arya menoleh tatapan keduanya bertemu.
Arya memperhatikan wajah di hadapanya sekarang dari alis yang tebal, bulu mata lentik, mata coklat yang berbinar ke arahnya, hidung yang tidak terlalu mancung, sangat cocok dengan wajah manis itu, dengan bibir tipis berwarna merah jambu alami itu, menyadari satu hal Arya terlonjak kaget, mengalihkan pandangan menatap ke arah bawah.
"Hm sama-sama, tadi lo kenapa nangis?", tanya Arya mencari topik pembicaraan.
"Gue ngak apa-apa hehe", ucap Andin tersenyum.
"Ar, lo benar-benar yakin di basket?", tanya Andin mengalihkan pembicaraan.
"Iya, kenapa?", tanya Arya tidak mengerti.
"Ngak apa-apa sih, semoga lo bisa masuk ke pemain inti ya", ucap Andin riang.
"Kalau gue masuk di pemain inti lo mau ngasi gue apa?", tanya Arya menantang.
"Apa yang lo mau gue akan berusaha berikan", ucap Andin semangat.
Arya tersenyum, senyumannya semakin lebar membuat Andin menaikan alis bingung "oke gue tagih janji lo itu kalau gue udah berhasil masuk jadi pemain inti, deal!!", Arya mengajak Andin bersalaman yang langsung di sambut Andin dengan riang.
Arya tersenyum tidak sabar menantikan di mana dia bisa masuk jadi pemain inti, Andin tidak tau bagaimana hebatnya dia dalam bermain basket.
#=#=#=#
"Hari ini kita latihan, kita bagi jadi empat kelompok, kalian bertanding, bapak ingin melihat tehnik kalian, dua minggu ke depan bapak akan mengumumkan siapa yang pantas masuk sebagai pemain inti di pertandingan beberapa bulan ke depan paham!!, ucap pak Tiger.
Mendengar itu Arya terlihat sangat semangat, melirik ke arah Andin yang sudah duduk di samping Linda dengan binar mata bahagia, Arya menaikan alis menyadari sesuatu, mata itu mata Andin penuh binar yang tidak pernah redup jika sudah berada di ruang basket, sesuka itukah Andin dengan basket?, Arya diam dengan fikirannya.
"Ya, satu kelompok kita", ucap Rendy yang sudah di sampingnya membuat Arya terlonjak kaget.
"Lo ngagetin nyet", Arya menatap Rendy dengan tatapan sinis yang hanya di balas seringai jail dari sahabatnya itu.
"Yuk ke lapangan waktunya kita tanding", ajak Rendy melangkah di ikuti oleh Arya.
"Rendy sayang semangattt", teriak Linda tidak tau malu membuat Rendy terkekeh, Andin yang ada di samping Linda langsung menarik menutup mulut sahabatnya itu membuat tawa Rendy lagi-lagi pecah.
"Kalian semua siap?", tanya pak Tiger.
"Siapppp"
"Mulai", ucap pak Tiger meniup peluit yang menggelantung pada lehernya.
Pertandingan di mulai, Andin dan Linda sudah melompat-lompat riang menyemangati, binar kagum terpancar di mata Andin melihat kerja sama antara Arya dan Rendy sampai beberapa kali mencetak angka, Andin tidak memungkiri pesona Arya dan Rendy naik berkali lipat saat bermain basket. "Huaaaa kesayangan gueee gantengg bangatt woyy", teriak Linda membuat Andin mendelik sinis sudah terbiasa dengan tingkah dahabatnya satu ini.
Pertandingan selesai team Arya dan rendy yang jadi pemenang membuat gemuruh teriakan dalam ruangan kian terdengar, Andin dan Linda tidak kalah heboh membuat Arya dan Rendy yang berjalan mendekat ke arah keduanya terkekeh "wah kalian berdua hebat gilaaa", ucap Andin antusias masih melompat-lompat kecil dengan Linda di sampingnya.
"Sayang nih minum", ucap Linda memberikan satu botol aqua ke arah Rendy
"Makasih sayang", ucap Rendy mengusap rambut Linda lembut, Andin yang melihat itu memutar bola mata malas menarik tangan Arya menjauh membuat Linda dan Rendy saling berpandangan dengan senyuman penuh arti menatap Andin dan Arya yang sudah menjauh.
"Nih Ar minum", ucap Andin memberikan satu botol aqua yang baru saja dia beli, duduk di samping Arya menatap ke arah lapangan basket, keduanya duduk di kursi penonton paling atas
"Makasih Din", ucap Arya tersenyum manis langsung meneguk minuman itu.
"Ar, lo hebat banget basketnya, ketampanan lo naik berkali-kali lipat saat main basket", kata Andin polos membuat Arya tersedak minuman terbatuk-batuk menguasai diri.
"Minumnya pelan-pelan Ar", ucap Andin panik menepuk pundak Arya pelan, Arya setengah mati menahan diri, tidak tau kah gadis di sampingnya itu dia lah penyebab Arya tersedak.
"Lo udah ngak apa-apa ?", tanya Andin khawatir menatap wajah Arya yang sudah memerah, Arya mengangguk sebagai jawaban.
"Andiinnn sini lo waktunya tanding", teriak Linda dari bawah.
"Gue tanding dulu ya", pamit Andin berlari menuruni tangga mendekat ke arah Linda yang sudah siap.
Arya menoleh menatap Rendy yang berjalan mendekat ke arahnya dengan senyuman menggoda membuat Arya menipiskan bibir salah tingkah, Rendy tertawa lebar melihat itu.
Suasana lapangan menjadi hening membuat Arya dan Rendy menoleh dengan alis yang terangkat tinggi, suasana menjadi tegang terlihat di lapangan Andin dan Linda satu team, keduanya saling bertatapan dengan tatapan penuh arti yang membuat suasanaa menjadi mencekam.
Arya yang dari jauh mengamati mengerutkan kening menatap tatapan kedua sahabat itu, tatapan keduanya penuh arti, binar bahagia yang terpancar di wajah keduanya tadi tergantikan dengan tatapan sendu membuar Arya tersentak di tempat.
"Kita bisa", ucap keduanya bersamaan, sama-sama menarik ujung bibir memulai pertandingan.
Suara riuh kembali terdengar, Arya melotot menatap cara bermain Andin dan Linda bahkan Rendy di sampingnya ikut melongo keduanya begitu lihai layaknya pemain profesional, keduanya pernah melihat Andin dan Linda bertanding satu sama lain tapi entah mengapa jika mereka bergabung permainan semakin menarik dan menabjukkan.
Peliut terdengar berbunyi menandakan pertandingan selesai dengan kemenangan team Andin dan Linda keduanya berpandangan dengan senyuman menghiasi wajahnya sama-sama mendongak ke atas sebelum kembali berpandangan saling memeluk dan merangkul.