Keduanya memasuki kamar yang terlihat begitu luas setelah menyelesaikan makan bersama, Arya mengajak Andin ke kamarnya dengan izin kedua orang tua Arya pastinya, Andin melongo menatap buku yang begitu banyak di rak tepat di ujung kamar, dengan binar Andin melangkah menyusuri rak buku yang di penuhi dengan novel-nevel yang berbau horor, Arya yang duduk di tepi ranjang terkekeh menatap tingkah Andin sekarang.
Andin mencoba menarik salah satu novel yang menarik perhatiannya, Andin berjinjit mencoba meraih novel itu, Andin tersentak melihat tangan besar meraih novel itu, Andin menoleh mengerjapkan mata berkali-kali mendongak menatap wajah Arya yang begitu dekat dengan wajahnya, keduanya bertatapan.
Jantung Arya sudah berdetak begitu kencang, Arya berusaha menguasai diri agar detak jantungnya tidak terdengar oleh Andin yang begitu dekat dengannya sekarang, senyuman Andin mengembang begitu saja membuat Arya semakin gelagapan "makasih Ar", ucap Andin antusias mengambil buku yang ada di tangan Arya.
Arya menjauhkan diri memegang dadanya yang masih berdetak tak karuan "kamar lo beda jauh dari kamar Riki", ucap Andin membuat Arya tersentak kaget.
"Lo dekat bangat ya sama Riki sampai lo bisa tau suasana kamarnya?", ada nada tidak suka dari ucapan Arya sekarang yang Andin tidak pahami.
"Bangat, kita sering kumpul di rumahnya", jawab Andin antusias membaca buku di tangannya duduk di sofa panjang samping tempat tidur.
Arya masih diam di tempat membuat Andin melirik Arya "Ar sini", ucap Andin menepuk sofa di sampingnya, Arya mendekat duduk tepat di samping Andin.
"Din", panggil Arya.
"Hm", deheman Andin menoleh menatap Arya dengan alis terangkat, Arya mengerjapkan mata menguasai diri membasahi bibir bawah.
"Ehm gue mau nanya boleh?", tanya Arya membuat Andin mengangguk menutup buku di tanganya menoleh tepat menatap wajah Arya yang juga menatapnya.
"Tentang hubungan lo dengan Riki, hm maksud gue lo suka sama Riki ?, gue lihat kalian berdua begitu dekat, perlakuan Riki ke lo beda dengan perlakuan Riki ke Linda, atau kalian punya hubungan lebih dari sahabat?", tanya Arya mencoba tidak kentara, Andin tersenyum kemudian menunduk, tatapannya menyendu begitu saja, bibirnya tertarik sebelum mendongak menatap Arya tepat pada matanya
"Gue, Riki dan Linda memang begitu dekat dari kecil, perlakuan Riki ke gue memang berbeda dengan perlakuan Riki ke Linda, gue duluan yang dekat dengan Riki sebelum Linda, dan...", Andin membasahi bibir menunduk.
"Riki segalanya buat gue dan Linda, hanya Riki yang selalu ada untuk gue dan Linda selama ini", lanjut Andin lirih.
"Lo suka?", tanya Arya lagi, membuat Andin menganguk kemudian mengelengkan kepala membuat Arya menaikan alis bingung "gue ngak suka tapi gue sayang dengan Riki, gue hanya punya Riki dan Linda selama ini", ucap Andin tersenyum mendongak lagi menatap Arya.
Arya membasahi bibir bawah lagi banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada gadis di hadapanya perihal hubungannya dengan Riki "apa lo bahagia saat Riki udah punya Dinda?", tanya Arya mencoba mencari tau perasaan Andin.
Arya tersentak sendiri menatap binar bahagia yang terpancar dari wajah cantik Andin yang menganggukan kepala antusias, "gue senang bangat, gue kira Riki tidak bisa suka perempuan, soalnya selama ini yang dekat dengan Riki hanya gue dan Linda, eh tau taunya Riki kepincut juga dengan Dinda",
"Gue dengar Riki pernah suka sama lo", perkataan Arya membuat Andin mengatupkan bibir membuat Arya gelisah sendiri.
"Riki memang pernah suka sama gue lebih dari sahabat, tapi perasaan gue berbeda, gue sangat menyayanginya, Riki dan Linda adalah saudara buat gue, keluarga buat gue", Andin mengigit bibir bawahnya menatap buku di tanganya
"Setelah Riki tau gue menganggap dia sebagai saudara sendiri, Riki mencoba merubah perasaanya, menganggap gue saudara juga, sampai akhirnya Riki berhasil merubah perasaannya dan sekarang Riki kepincut dengan Dinda", lanjut Andin bercerita.
"Apa lo nyesal sekarang pernah menolak perasaan Riki?", tanya Arya lagi benar-benar pensaran dengan perasaan gadis yang dia cintai.
Andin tertawa membuat Arya menyeritkan kening bingung "gue tidak pernah menyesal, yang ada gue takut jika Riki masih menyukai gue lebih dari sahabat", jawab Andin setelah tawanya reda.
"Kenapa?", tanya Arya masih bingung.
"Gue ngak mau Ar kehilangan Riki, gue ngak punya siapa-siapa selain Riki dan Linda, jika Riki masih menyukai gue lebih dari sahabat atau gue dan dia punya hubungan lebih dari sahabat yang ada Riki akan pergi meninggalkan gue Ar saat hubungan kita kandas", ucap Andin melemah.
Andin menyadari sesuatu, Andin mendekat, membuat Arya gelagapan melihat tingkah Andin, Arya membeku menatap wajah Andin yang kian mendekat bahkan Arya bisa merasakan hembusan nafas Andin, "Ar, lo ngak sakit kan, kenapa lo jadi kepo?", tanya Andin masih mempertahankan posisinya menatap wajah tampan di hadapannya mencari tau, Arya yang gelagapan salah tingkah tidak sadar memajukan badannaya mencoba menguasai diri, Andin yang hendak kembali ke posisi semula melotot merasakan benda kenyal menempel tepat di pipinya
Arya pun terlonjak kaget, mata Arya membola masih tidak melepaskan bibir dari pipi Andin, keduanya terdiam dengan posisi yang masih sama selang beberapa menit keduanya tersadar, canggung sendiri "Maafin gue Ar", ucap Andin meminta maaf, "gue ngak maksud sumpah", ucap Andin gelagapan membuat Arya menaikan alis bingung.
"Napa lo yang minta maaf Din, harusnya gue yang minta maaf gue ngak sengaja", ucap Arya mencoba mempertahankan diri yang nyatanya Arya sekarang ingin teriak senang sendiri.
"Udah, ngak usah bahas lagi, gue malu", ucap Andin dengan wajah memerah, Arya yang baru pertama kali melihat wajah malu Andin mengulum bibir lagi-lagi terpesona.
"Anterin pulang maluu", rengek Andin membuat Arya gemas sendiri mengacak rambut Andin menahan tawa
Entah keberanian dari mana Arya malah mendekat membuat Andin gelagapan, mengerjapkan mata tangan Arya masih di atas kepala Andin menahan kepala gadis itu, Arya mencium tepat pada kening Andin membuat Andin melotot "jangan gemas-gemas begini Din, hati gue lemah jika berhubungan dengan lo", ucap Arya membuat Andin tersadar
"Lindaaaa Rikiii gue maluuuu", teriak Andin merengek malah membuat tawa Arya menggelegar begitu saja.
Melihat Arya tertawa membuat Andin melempar bantal sofa, saling menyerang satu sama lain menggunakan bantal, sampai tawa keduanya pecah seketika.
![](https://img.wattpad.com/cover/321280332-288-k850643.jpg)