dua puluh empat ♥️

55 3 0
                                    

Andin berguling-guling di tempat tidur, wajahnya memerah mengingat kejadian itu, jantungnya bedetak kencang, wajah cowok itu menghantui fikirannya "huhuhu gue kenapa", gumamnya mengacak rambut kesal, kembali berguling-guling.

Wajah cowok itu kembali terbayang "huaaa tolonggg, gue kenapaa huhuhu, gue ngak bisa lupa", teriaknya lagi, tangannya spontan memegang bibirnya kembali teriak sendiri.

Andin meraih benda pipih yang tidak jauh darinya mengirim pesan ke Riki dan Linda, menguasai diri, membenarkan rambutnya yang acak-acakan, keluar kamar menuju ruang keluarga menunggu kedatangan kedua sahabatnya "Andinn woyy Andiinn", teriak Riki dan Linda bersamaan melangkah memasuki rumah

Riki dan Linda melongo menatap Andin sekarang, Linda mendekat meletakan telapak tangan ke dahi sahabatnya itu "ngak panas kok", ucap Linda bingung melihat kebahagiaan yang tidak di buat-buat terpancar di wajah Andin.

"Nih gue bawa kentang goreng dan kopi kaleng", ucap Riki ikut mendekat.

"Din lo napa?", tanya Linda

Andin tersenyum, mengigit bibir bawah, terkekeh menatap kedua sahabatnya membuat Riki dan Linda mengidik ngeri "besok gue akan membuktikan ke kalian gue bisa, gue akan memenangkan pertandingan besok", ucap Andin yakin masih dengan senyuman menghiasi wajah cantiknya

Riki dan Linda tersenyum senang, teriak girang "hm gue mau nanya ke kalian berdua", ucap Andin serius membuat Riki dan Linda yang sedang teriak mengatupkan bibir menatap Andin

Andin salah tingkah sendiri, membasahi bibir menunduk meyakinkan diri mendongak kembali "bagaimana kalian berdua bisa menyadai kalau kalian suka Rendy dan Dinda?", tanya Andin gugup.

"Oh itu", ucap Linda dan Riki kompak, tersentak menyadari sesuatu.

"Hah, lo suka sama seseorang?", tanya Linda heboh membuat wajah Andin memerah membuat Linda bahkan Riki kembali heboh.

"Siapa?", tanya Riki serius menatap tepat mata coklat Andin sahabatnya.

"Jawab dulu ih", malu Andin membuat Riki gemas sendiri mengacak rambut Andin.

"Kalau gue sih karena saat di dekat Rendy gue bahagia, bisa jadi diri gue sendiri, merasa spesial, merasa aman dan nyaman", ucap Linda, membuat Andin mengulum bibir sama persis yang dia rasakan sekarang fiks Andin jatuh hati ke cowok itu.

"Kalau gue juga sama seperti Linda, dan yang utama Dinda menerima gue walaupun sudah tau masa lalu gue", ucap Riki "jadi? Lo suka sama siapa?", tanya Riki menuntut jawaban

Andin menunduk menyembunyikan rona wajahnya, jantungnya berdetak begitu kencang, meringis sendiri merasakan jantungnya yang baru kali pertama seperti ini tapi Andin menikmati perasaan yang dia rasakan sekarang "Arya", ucap Andin membuat Riki heboh

Linda tersenyum haru akhirnya perasaan Arya terbalas "huaaaa akhirnyaa sobat gue sukaa cowok jugaa", teriak Linda senang

"Ah kayaknya kita harus merayakan ini", ucap Riki yang begitu antusias akhirnya sahabat bontotnya bisa membuka hati, Riki benar-benar harus berterimah kasih pada Arya yang bisa membuka hati beku Andin

"Ide bagus setelah pertandingan besok kita bikin acara di sini", ucap Linda semakin antusias

Andin melongo menatap keantusiasan Riki dan Linda, meringis sendiri, Riki dan Linda langsung terdiam mendengar pertanyaan Andin "apa Arya juga merasakan hal yang sama?", tanya Andin menyendu

"Tanyakan langsung ke Aryanya Din", ucap Riki membuat Andin melotot tidak terima

"Lo akan tau jawabanya kalau lo bertanya ke Arya langsung Din", tambah Linda membuat Andin menunduk meremas bajunya.

"Gue takut sakit hati", lirih Andin.

"Lo punya gue dan Linda, lo bisa lari ke arah gue jika lo merasa sakit", ucap Riki serius mengusap rambut Andin lembut yang langsung di angguki oleh Linda, ketiganya tersenyum saling memandang satu sama lain.

Keesokan harinya sekolah sudah di penuhi oleh lautan manusia yang ingin menonton, pertandingan basket di adakan tepat di sekolah mereka sendiri, terlihat di lapangan basket sudah riuh dengan penonton, di lapangan sana sudah ada Arya dan Rendy yang sedang bertanding

Teriakan nama Arya dan Rendy terdengar, begitu juga dengan Riki dan Dinda yang menonton paling depan sudah heboh berteriak, banyak yang terpesona menatap kedua cowok di sana terlihat mempesona

Andin dan Linda yang ada di ruang tunggu terlihat cemas, dapat mendengar teriakan-teriakan dari luar sana "gue harap mereka menang",ucap Andin penuh harap.

"Gue yakin mereka akan menang, jangan khawatir", keduanya tersentak mendengar teriakan di luar yang semakin heboh membuat Andin dan Linda mengintip.

"Huaaaaaa mereka menang", teriak keduanya membuat ruang tunggu juga ikut heboh, bahkan Andin dan Linda sudah berpelukan terharu

Keduanya terdiam menatap pemain laki-laki memasuki tempat tunggu dengan wajah yang bahagia "selamat", ucap Andin dan Linda bersamaan

Arya dan Rendy mendekat "gue dan Rendy nonton di luar, lo pasti bisa, semangat ya", ucap Arya mengusap lembut rambut Andin, Andin mengangguk dengan wajah yang sudah memerah dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.

Kini giliran team perempuan yang bertanding, Andin dan Linda berpandangan menganggukan kepala, setelah memasuki lapangan, suara teriakan menggema "ANDIINNN, LINDAAA, KESAYANGANN GUEEE PASTI BISAA", teriak Riki tidak tau malu membuat Andin dan Linda tertawa.

Arya dan Rendy mendekat ke arah Riki "selamat bro", ucap Riki tulus menepuk pundak Arya dan Rendy yang di balas anggukan oleh keduanya.

Pertandingan di mulai, Riki semakin heboh menatap kerja sama team sahabatnya, mereka berkali-kali mencetak angka membuat kehebohan Riki menjadi-jadi, perasaan senang mengerjap di dalam hati Riki sahabatnya itu benar-benar membuktikan perkatanya.

"Ah senang bangat guee", ucap Riki terharu

"HUAAAAAA" teriakan Riki, Dinda, Arya dan Rendy heboh, permainan semakin sengit melihat angka saling mengejar satu sama lain, penonton tegang sendiri, terutama di menit-menit akhir.

Keempatnya bahkan terdiam menegang menatap angka yang saling mengejar, terutama di menit-menit teakhir ini membuat keempatnya semakin menegang, tepat dimenit akhir Andin dan Linda mencetak angka.

"Huaaaa kita menang", teriak Andin dan Linda berpelukan terharu di ikuti satu teamnya mereka berpelukan di lapangan membuat penonton kembali riuh

Hari ini Andin benar-benar bahagia, dia bisa mengalahkan ketakutanya, memenangkan pertandingan, menepati janjinya ke sahabatnya melalui olahraga kesuakaannya BASKET.




Love That Girl (Selesi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang