tujuh belas ♥️

50 3 0
                                    

Cowok itu mengulum bibir memperhatikan penampilannya, wajahnya lagi-lagi memerah, merapikan rambutnya sebelum mengacak membuat cowok itu semakin terlihat menawan, menyemprotkan parfum pada tubuhnya sendiri, mengambil benda pipih yang ada di meja belajar memasukan kedalam kantong celananya, melangkah keluar, terlihat jelas kedua orang tuanya berada di ruang keluarga sedang menonton tv, wajah cowok itu semakin memerah mendengar ejekan orang tuanya.

Tidak memperdulikan lebih jauh ejekan dari kedua orang tuanya, cowok itu melangkah menuju motor yang sudah terparkir baik di depan rumah, menancap gas melaju menuju rumah gadis itu, sampai di depan rumah cowok itu melongo menatap seorang gadis yang sudah siap berdiri di depan terlihat sangat cantik.

"Ar, kenapa?", tanya Andin menaikan alis bingung menatap Arya kemudian menatap penampilannya sendiri, apa ada yang salah pada penampilannya? "Ar", panggil Andin lagi membuat Arya tersadar

"Lo cantik", ceplos Arya membuat Andin melotot menggaruk tengkuknya sendiri.

"Makasih", ucap Andin cengengesan melangkah menaiki motor metik Arya setelah menggunakan helm

Arya yang di depan sesekali menatap kaca spion menatap keindahan di belakangnya, wajah Arya memerah lagi, Arya sudah lama memimpikan hal ini berjalan berdua dengan gadis yang dia cintai menonton bersama melakukan hal yang seru, tidak lama mereka berhenti tepat di sebuah mall besar, keduanya berjalan beriringan, Arya menarik pergelangan tangan Andin perlahan turun ke bawah menautkan ke lima jarinya pada jari Andin.

"Ar, main dulu yuk masih ada satu jam", ucap Andin antusias setelah membeli tiket.

Arya menganggukan kepala berjalan berdampingan masih dengan tautan tangan menuju timezone, mata Andin berbinar begitu saja melangkah menarik Arya menuju permainan basket,setelah memainkan basket keduanya memainkan beberpaa permainan sesekali tertawa berdua saling menjaili satu sama lain tanpa mereka berdua sadari dari awal mereka sudah menempel layaknya sepasang kekasih.

"Din, yuk filmnya udah mau mulai", ucap Arya menatap jam di pergelangan tanganya, Arya tersentak melirik dari ekor mata jemari Andin sudah meraih lengannya, Arya menahan nafas merasakan tubuh Andin yang seperti menempel pada tubuhnya berjalan dengan santai di samping dengan senyuman mengembang menghiasi wajah cantiknya.

Keduanya memasuki bioskop melangkah menuju tempat duduk dengan minuman di tangan Arya, keduanya hanya membeli dua minuman, setelah film mulai terputar Arya mendekat ke arah Andin bersandar menopang wajah menatap Andin dari samping sepenuhnya dari jarak dekat, Andin yang tidak menyadari itu hanya fokus menatap film, sesekali meringis, melotot, melongo menatap film.

Arya hanya fokus menatap wajah Andin tidak menghiraukan gemuruh ketakutan di dalam bioskop, tidak menghiraukan film yang terputar hanya diam mengulum bibir menikmati perubahan ekspresi yang berubah-ubah di wajah Andin, di pertengahan film Andin menoleh ke arah Arya mata keduanya melotot bibir Andin menempel tepat pada benda kenyal milik Arya, tidak ada yang menarik badan keduanya masih shok, bibir keduanya masih menempel.

Mendengar teriakan satu bioskop membuat keduanya terlonjak kaget menjauh satu sama lain dengan wajah yang sudah memerah, panas menjalar pada tubuh keduanya, ac di dalam bioskop tidak terasa, Arya mengigit bibir secara naluri memegang bibirnya melirik Andin melalui ekor matanya

Wajah Arya sudah merah, jantungnya semakin menggila, Arya berusaha menguasai diri tapi jantungnya masih berdetak begitu kencang, memejamkan mata, tangannya saling meremas, mengigit bibir lagi, menghembuskan nafas panjang kemudian menoleh ke arah Andin yang sudah fokus menatap ke arah layar di depannya, Arya mendekat tepat di telinga Andin "Din maaf gue ngak sengaja", lirih Arya, bulu Andin meremang mendengar suara Arya secara dekat membuat hati yang biasanya dingin perlahan menghangat

Arya menjauhkan tubuh melihat Andin yang menoleh "ngak apa-apa, gue juga salah langsung noleh, ngak usah bahas ya, gue maluuu", ucap Andin memerah, Arya kembali membasahi bibir menatap Andin yang juga masih menatap Arya dengan wajah yang semakin memerah "lo ngak marah?", tanya Arya hati-hati.

"Gue tau lo ngak sengaja, gue juga yang salah langsung noleh, gue ngak marah, gue juga minta maaf ya", ucap Andin lembut tersenyum tulus.

Hati Arya semakin menghangat, melambung tinggi, kejadian malam ini tidak akan pernah Arya lupakan sampai kapan pun, tidak menutup kemungkinan malam ini Arya benar-benar bahagia.





Love That Girl (Selesi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang