Ruang basket masih terdengar heboh pertandingan antar dua sahabat tadi di lapangan begitu menyenangkan menjadi pertunjukan awal bagi mereka, Linda yang mendekat ke arah Rendy dengan riang langsung di suduhkan air aqua yang ada di tangannya "makasih", ucap Linda langsung meneguk air aqua sampai habis membuat Rendy terkekeh mengacak rambut Linda dengan lembut.
Arya menatap keduanya dengan jengah, menoleh menatap Andin yang duduk tepat di depannya Arya menatap aqua yang ada di tangannya kemudian memandang punggung Andin yang ada di depan, Arya mengigit bibir bawah tersentak sendiri karena senggolan dari Rendy memberi kode lewat mata membuat Arya menghela nafas panjang berdiri melangkah kedepan, duduk di samping Andin dengan merapatkan bibir menguasai diri.
"Eh lo Ar", ucap Andin menyadari kehadiran Arya di sampingnya.
"Nih, minum", ucap Arya mengodorkan air aqua salah tingkah sendiri.
"Makasih Ar", ucap Andin dengan senyuman mengembang di wajahnya.
Tenggorokan Arya terasa kering seketika, dari dekat Arya dapat melihat wajah cantik alami Andin yang tersenyum di sertai keringat yang masih membasahi wajahnya, lagi dan lagi Arya jatuh pada pesona gadis yang sama.
"Lin jangan lupa traktirannya", ucap Andin cengengesan langsung di balas umpatan kesal dari Linda. "Ar ikut yuk, Linda traktir di depan", ucap Andin membuat Arya membeku ambyar sendiri. Alis Andin terangkat menatap wajah tampan di sampingnya, matanya mengerjap menatap Arya yang terlihat membeku di tempat
"Ar", panggil Andin lembut membuat Arya terlonjak kaget
"Eh iya, ehm", ucap Arya salah tingkah berdehem mencoba menguasai diri dengan wajah yang sudah merah
Andin menatap Arya kemudian menatap aqua yang sudah dia minum masih berisi setengah, menyodorkan ke arah Arya membuat Arya menaikan alis bingung "nih minum, lo haus kayaknya, maaf yah bekasan gue", ucap Andin merasa bersalah.
Bukannya menolak Arya langsung mengambil aqua tersebut mengabiskan setengah air yang tertinggal, Arya menatap Andin yang membereskan handuk kecil kemudian menatap botol aqua yang sudah kosong di tanganya, Arya mengulum bibir menahan senyuman yang ingin terbit di wajah tampannya dengan wajah yang kian memerah.
"Woyy yuk ke depan, di depan ada Rikii nunggu, katanya ikut", Linda mendekati Andin dan Arya
"Yuk", Andin melangkah bersama Linda di ikuti oleh Rendy dan Arya di belakang.
"Bagaimana Ya, senang?", bisik Rendy membuat Arya menoleh sekilas sebelum menatap kedepan kembali mengalihkan pandangan dari punggung Andin.
"Hm", deheman dan anggukan Arya sebagai jawaban, Rendy dapat melihat binar bahagia terpancar dari wajah sahabatnya ini, Arya dan Rendy adalah tetangga, dengan satu rumah yang membatasi, keduanya dari kecil sudah bersama-sama, seperti Andin, Linda dan Riki yang bersahabat dari kecil.
Rendy ikut tersenyum manis ingatannya langsung tertuju pada beberapa tahun yang lalu saat sahabatnya ini tiba-tiba datang ke rumah menceritakan dengan semangat seorang cewek yang tidak sengaja dia temui saat ke sekolah.
Rendy sangat ingat waktu itu keduanya berada di SMP kelas 3 awal semester keduanya satu kelas bersama Linda dan Riki, Rendy yang memang menyukai Linda dari awal gencar mendekatinya, akhirnya keduanya berpacaran saat memasuki SMA tepat kelas 1 semester 2, di SMA ke empatnya sekelas lagi di kelas 1 tapi di kelas dua mereka berpisah karena jurusan yang berbeda.
Dari SMP Andin memang beda sendiri dari kedua sahabatnya Linda dan Riki, Andin selalu berbeda kelas dengan keduanya tapi tidak membuat ketiganya merasa jauh, ketiganya sering berkumpul di rumah Riki sepulang sekolah.
Beberapa bulan di awal semester satu kelas 3 SMP waktu itu Arya tidak sengaja bertemu dengan gadis yang menggunakan baju SMP yang sama dengannya, gadis tersebut sedang berdiri di pinggir jalan dengan motor yang terparkir tidak jauh darinya, dari dekat Arya dapat melihat binar bahagia gadis itu menolong kucing di pinggiran, dengan lembut dan penuh binar gadis itu mengambil kucing kecil dan memasukan ke dalam karton tepat di samping pohon mengusapnya sebelum melangkah menuju motor.
Dari situ lah Arya jatuh pada pesona gadis itu, Arya memajukan motor mengikuti gadis yang juga menjalankan motor, keduanya memasuki pekarangan sekolah yang sama, Arya tidak mengalihkan padangan dari gadis tersebut, Arya dari parkiran dapat melihat Riki dan Linda yang sedang menyapa gadis itu, bercanda riang bersama ketiganya, terlihat Rendy yang mendekat ke arah mereka membuat Arya semakin menajamkan mata menatap keakrapan mereka.
Dalam satu hari itu Arya mencari tahu tentang gadis itu, dari teman seangkatannya, setelah mengetahui sedikit informasi tentang gadis itu, sepulang sekolah Arya langsung bercerita kepada Rendy soal gadis itu, Rendy yang memang mengenal Andin karena dekat dengan Linda malah heboh mendengar cerita dari sahabatnya, dari situ pula Arya selalu diam-diam menatap Andin dari jauh.
"Woy lama", ucap Riki yang sudah duduk santai di cafe dekat sekolah.
"Lo yang terlalu cepat sampai bakwan", umpat Linda memutar bola mata malas.
"Wah bu boss tadi basket lagi?",tanya Riki menatap Andin yang masih berkeringat yang langsung di jawab dengan anggukan oleh Andin
"Bagaimana dengan Dindak Rik lancar?", tanya Arya menaikan alis mengejek.
"Hm lancar", ucap Riki salah tingkah membuat tawa dari meja mereka pecah.
"Din, lo senang?", tanya Riki menatap wajah Andin yang masih sumringah
"Yes", jawab Andin senang membuat Riki mengusap rambut Andin dengan lembut, Rendy dan Arya saling berpandangan, ada sedikit kilatan tidak suka dari mata Arya menatap perlakuan Riki kepada Andin.
"Pesan gih", ujar Linda memberikan buku menu ke arah mereka, dengan antusias Andin mengambil buku menu itu, Arya diam-diam menatap tingkah menggemaskan itu mengulum bibir kedalam
"Gue naget, kentang, dan hm kopi yah", ucap Andin penuh binar yang langsung di toyor oleh Linda, paham dengan kesukaan sahabatnya satu ini, sedangkan Riki menggelengkan kepala sudah paham dengan keduanya memandang benda pipih di tanganya membalas pesan dari Dinda.
Arya dan Rendy hanya diam, tidak ada yang tau Arya dari awal menatap Andin dari ekor mata, senang sendiri menatap tingkah imut dari Andin yang terlihat tidak di buat-buat, Andin bertingkah apa adanya dirinya, membuat Andin terlihat semakin mempesona di mata Arya.