7. Dia yang selalu ada

1.1K 63 0
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Alpha terus memutari sekitaran kompleks perumahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alpha terus memutari sekitaran kompleks perumahannya. Namun, hasilnya nihil. Pria itu tidak berhasil mendapatkan keberadaan dari gadis yang tengah ia cari.

"Le, lo kemana sih?"

Alpha memberhentikan motornya sebentar seraya berusaha untuk menerka tempat yang mungkin akan di datangi Lea di saat-saat seperti ini.

"Tunggu! Lo ga mungkin ke sana lagi kan, Le?"

Alpha mulai menarik gas motornya kencang. Berusaha mencapai tempat yang melintas di dalam benaknya secepat mungkin.

Jembatan! Ya, satu tempat yang berhasil terlintas di pikiran Alpha. Tempat dimana Lea pernah melakukan percobaan bunuh diri.

"Lea, gue harap pikiran gue salah!"

Setengah jam kemudian, Alpha sedikit menghela napasnya lega di saat mengetahui bahwa perkiraannya ternyata salah. Namun, kegelisahan kembali menerpanya lantaran Lea tidak kunjung ia temukan.

"Lo dimana sih, Le?" gumamnya dengan mengusap wajahnya sendiri secara kasar.

Tidak mau menyia-nyiakan waktu, Alpha kembali menjalankan motornya untuk melanjutkan pencariannya terhadap Lea.

Tidak jauh dari lokasi jembatan, Alpha dapat melihat sebuah kerumunan kecil dari masyarakat di pinggir jalan. Secara tiba-tiba, detakan jantung pria itu mulai tidak beraturan. Semakin dekat laju motor membawanya ke kerumunan, semakin kuat pula detakan jantungnya menggila di dalam dada.

Perlahan, Alpha mulai turun untuk memastikan siapa sosok yang menjadi korban tabrak lari tersebut. Kedua bola mata Alpha sukses membulat sempurna bersamaan dengan tubuhnya yang mengarah cepat menuju seorang gadis yang kini sedang terduduk dengan tatapan kosong miliknya.

"Le-lea lo kenapa bisa kaya gini?"

"Le, Lea ini gue Alpha!" Alpha pun menepuk-nepuk pelan pipi Lea. Berupaya untuk menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Al-Alpha?"

Alpha langsung mengangguk cepat dengan menyoroti gadis itu dengan tatapan yang penuh kesenduan.

"Lo kenapa bisa di sini, Le?" tanyanya lirih.

"Maaf Dik, ini temannya ya?" ucap salah seorang bapak-bapak kepada Alpha.

Alpha jelas langsung saja mengangguk dan melemparkan seutas senyumnya kepada pria paruh baya itu. "Teman saya kenapa Pak kalau boleh tau?"

"Tadi Neng ini kaya linglung gitu. Bapak juga udah mau nyamperin, eh malah kedahuluan sama motor yang nyerempet dia. Tapi sayangnya pengendaranya udah kabur dik," tutur si bapak bercerita singkat.

Hey, Alpha! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang