35. Rumah yang Hilang

537 42 0
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Alpha menatapi gadis dengan jilbab sorong hitam di hadapannya saat ini dengan sorot sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alpha menatapi gadis dengan jilbab sorong hitam di hadapannya saat ini dengan sorot sendu. Tidak lama setelahnya, ia mulai mengukir sebuah senyuman hangat yang hanya tertuju ke arah sang gadis yang masih betah melamun.

"Le... memang ga selamanya semua usaha akan membuahkan hasil seperti yang kita harapkan,"

"Tapi... itu juga bukan alasan untuk membuat kita putus asa."

"Gagal boleh, tapi menyerah jangan. Lo tau? Terkadang ada kesuksesan besar di balik sebuah kegagalan."

"Gue yakin... seorang Lea bakalan bisa bangkit dari semua masalah ini."

Jemari Alpha terarah mengusapi pipi dan kedua kelopak mata Lea yang kembali basah dengan air mata.

"Lea yang gue kenal itu kuat banget. Dia ga pernah putus asa dan selalu bekerja keras. Gue benar kan?"

Lea hanya melihat Alpha yang sedang berupaya menghiburnya dengan tatapan kosong. Gadis itu seolah mati rasa dengan segala hal.

Karena kenyataannya, Lea tetap tidak bisa menemukan semangatnya. Walau Alpha sudah berusaha sekuat tenaga mengembalikan keceriaan di dalam dunianya.

"Al, lo tau? Sesuatu yang udah hancur ga akan pernah bisa kembali persis seperti semula. Dia juga ga akan bisa pulih dalam waktu yang dekat."

"Makasih karena lo udah berusaha hibur gue, Al. Tapi maaf, gue juga butuh waktu untuk nerima semua kondisi ini...."

Lea memejamkan matanya erat. Gadis itu tidak sanggup menatap netra Alpha yang memandangnya penuh kesenduan.

"It's ok not to be ok. Waktu lo banyak Le. Gue cuman bisa berharap... lo ga akan kehilangan jati diri lo sendiri."

"Apapun kondisi lo, lo akan selalu jadi gadis terhebat yang pernah gue kenal."

"Dan lo harus tetap ingat, kalau gue bakalan selalu ada di pihak lo apapun yang terjadi."

***

Siang ini, Lea sudah resmi selesai menjalani perawatannya. Kesehatan fisik Lea kini memang sudah pulih, tapi tidak dengan kesehatan mentalnya. Sakit fisik mungkin bisa cepat sembuh, namun tidak dengan sakit batin. Semuanya butuh proses dan waktu yang lama agar bisa terobati.

"Apa kabar?"

Lea langsung tersadar dari lamunannya di saat suara pintu dan sapaan seorang gadis terdengar secara bersamaan.

"Nasta?"

Netra Lea sedikit membola terkejut. Beruntung keterkejutannya tersebut tidak dapat terlihat lantaran tertutupi dengan wajah sayunya.

Hey, Alpha! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang