19. Ana

587 39 1
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Huaaa segarnya!" ucap Lea sehabis melakukan ritual skincarenya bersama Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huaaa segarnya!" ucap Lea sehabis melakukan ritual skincarenya bersama Ana.

Seharian menghabiskan waktu dengan gadis itu membuat Lea dapat mengenal dan berteman baik dengan pacar dari Ravindra tersebut.

Ana yang melihat senyuman lebar di wajah Lea pun juga ikut mengembangkan sebuah senyuman. Bagi Ana, Lea merupakan gadis pembawa happy virus di lingkungan sekitarnya.

Hal ini terbukti dengan demam dirinya yang menurun. Bahkan tubuhnya juga terasa menjadi bugar akibat kehadiran gadis itu.

Sementara Lea menatap Ana dengan senyuman yang terus terpatri di wajahnya. Ia senang bisa mengenal sosok Ana. Selain cantik, bagi Lea, Ana itu manis dan anggun. Sikapnya lemah lembut dan keibuan, sangat pas jika berteman dengan dirinya yang sedikit manja.

Pantas saja Ravindra sangat mencintai sosok Ana. Seandainya Lea adalah lelaki, pasti ia juga akan mencari perempuan seperti Ana.

Dengan mata yang semakin berat ingin menutup, Lea akhirnya memilih merebahkan dirinya lebih dulu di atas ranjang.

"Finally, gue senang banget bisa punya teman sekamar gini."

"First time, buat gue hehe."

"Memangnya lo sama Nasta ga pernah saling nginep?" tanya Ana dengan alis bertaut.

Lea menggeleng dengan senyuman sendunya. "Gue selalu nawarin ke dia, tapi dianya selalu nolak. Dan lagi, dia ga pernah nawarin ke gue buat nginep di rumah dia."

"But yeah, Nasta orangnya memang cuek. Mungkin dia juga sibuk," ucap Lea pelan.

Selama pindah ke SMA Morpheus, dan menjadi teman sekelas Lea membuat Ana sangat menyadari ada hal yang sangat aneh dengan pertemanan Lea dan Nasta.

Pasalnya, di dalam pertemanan mereka, Ana merasa hanya Lea yang menganggap Nasta sebagai temannya. Apalagi ketika melihat sikap cuek Nasta ke Lea dan terkadang perkataan pedas Nasta kepada Lea membuat prasangka Ana semakin kuat.

Namun, ia tidak mau membicarakan hal tersebut kepada Lea. Ya, Ana tidak mau membuat pikiran gadis itu terbebani.

"Ohh, yaudah nanti lo bisa sering main ke rumah gue. Banyak hal yang bisa kita lakuin," ucap Ana dengan senyuman manisnya.

Lea membulatkan matanya lucu. "Serius boleh?" tanyanya yang langsung mendapat anggukan dari Ana. Lea kembali tersenyum dengan lebar, menampilkan deretan gigi putih rapinya.

Ana pun mulai menyusul Lea dan merebahkan dirinya di atas ranjang. Kedua gadis itu kini menatapi langit-langit kamar yang berwarna putih dalam diam. Suasana di antara keduanya hening. Seolah sedang menikmati suasana malam tenang mereka sebelum beralih ke alam mimpi.

Hey, Alpha! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang