15. Keputusan Alpha

877 49 3
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Istirahat dulu ya? Isi tenaganya biar kuat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Istirahat dulu ya? Isi tenaganya biar kuat lagi...."

Alpha menampilkan senyuman terbaik yang ia punya di saat mata berair milik Lea mengarah padanya. Tatapan Lea terlihat sangat sayu, seolah sedang menggambarkan seberapa hancur dunianya saat itu.

"Jangan nyerah Lea,"

"Gue, Adhitama Prameswara Wijaya. Orang yang sering lo panggil Alpha ini bakalan selalu ada di samping lo, selamanya!"

"Ingat satu hal ini, Le. Tuhan ga bakalan memberi cobaan kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuan dari hamba tersebut,"

"Tuhan ngasih cobaan ini ke lo, karena Dia tau kalau lo bisa menghadapi semuanya."

"Tuhan tau, kalau seorang Lea bakalan sanggup untuk ngelalui semua ini. Tuhan tau lo kuat untuk ngehadapin semua rintangan dari-Nya, Lea!"

Melihat emosi Lea yang perlahan mulai mereda membuat Alpha mengembangkan senyuman hangatnya.

"Udah lebih tenang?"

Lea langsung mengangguk seraya mengusapi jejak air mata yang masih membekas di pipi dan area sekitaran matanya.

"Makasih Al," lanjutnya berucap lirih dengan suara yang serak.

"Shutt, jangan bilang makasih."

Karena bagi gue, udah jadi sebuah kewajiban untuk ngebuat lo selalu bahagia Le. Sambung Alpha di dalam hatinya.

"Jadi, lo mau cerita? Kalo ga mau juga gapapa. Gue ga bakalan maksa lagi,"

Lea terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Tadi pagi, untuk pertama kalinya gue takut kalau ayah bakalan datang ke rumah, Al."

Alpha mengerutkan keningnya heran, "Why? Bukannya lo senang kalau bisa ketemu sama Ayah lo?"

"Udah beda Al. Itu dulu."

"Dulu?"

Detik itu juga, jantung Alpha seketika berdetak lebih kencang. Lelaki itu takut jika apa yang ada di pikirannya sekarang menjadi sebuah kenyataan.

"Ayah--"

Ucapan Lea terputus. Gadis itu tiba-tiba memejamkan matanya, seakan sedang berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya untuk mengeluarkan beberapa patah kata.

"A-ayah punya wanita lain, Al."

Bagai ditimpa sebuah batu besar, satu fakta itu selalu berhasil membuat mata Lea kembali berkaca-kaca. Memori pemandangan canda tawa sang ayah dengan keluarga barunya terus berputar di dalam benak Lea.

Hey, Alpha! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang