BAB 02: HARI PERTAMA PACARAN

1K 192 51
                                    

~ Happy Reading ~






Setelah hari itu Raline merasa hari-harinya benar-benar sangat menakjubkan. Seperti ada yang berbeda karena statusnya sudah berubah. Dia benar-benar sudah menjalin hubungan dengan pujaan hatinya.

Ke-anehan tersebut tentu saja di rasakan oleh teman-teman terdekatnya. Khususnya teman satu kontrakannya. Yakni Judith, Lili, Mahen, dan Dimas. Mereka berempat sampai membatin heran karena melihat tingkah aneh Raline.

"Oy! Lo beneran kerasukan arwah nenek-nenek yang lagi kasmaran ya? Kok gue lihat-lihat dari bangun tidur tadi muka lo cerah amat kayak habis dapet jackpot warisan." seru Lili.

Raline menanggapinya dengan senyuman lebar yang membuat orang-orang di meja makan mendadak merinding.

"Wah beneran udah kena nih." kata Mahen sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kena apa?" tanya Judith.

"Kena pola pikirnya." jawab Mahen sambil tertawa.

Raline memakan sereal nya dengan sangat anggun. Seolah-olah dia sedang ber-akting layaknya putri kerajaan. Membuat orang-orang jadi semakin merinding dibuatnya.

"Rell, lo kenapa? Jangan jadi gila cuma karena Jerome. Cowok ganteng masih banyak di dunia ini." tanya Dimas sambil mengunyah nasi goreng nya.

"Emang karena Jerome kok." jawab Raline dengan santai nya.

"Maksudnya?" tanya Judith.

"Karena Jerome bikin gue jadi tergila-gila begini." jawabnya dengan menahan senyuman lebar.

"Cepet panggil pak ustadz. Temen kita udah nggak ketolong lagi nih kayaknya." ucap Lili.

"Nggak akan mempan lah, kak. Beda server." kata Mahen.

Raline mendengus sebal. Pagi indah nya rusak karena kelakuan teman-temannya.

"Ih pada rese banget sih. Mengganggu ketenangan pagi gue yang cerah aja." celetuknya sebal.

"Lo aneh banget, Rell. Kenapa sih?" tanya Judith.

Raline beranjak dari meja makan setelah menghabiskan semangkuk sereal nya. "Tebak dong. Hal apa yang buat gue se-bahagia ini." ujar Raline.

"Lo beneran dapet warisan ya, kak?" tanya Mahen.

"Ortu gue aja masih sehat bugar gitu. Ya kali udah pengumuman warisan aja." 

"Lo dapet beasiswa ke Harvard? Atau ke Cambridge?" sahut Dimas.

"I hope so. Tapi bukan itu jawabannya."

"Eyang lo bangkit dari kubur?" celetuk Lili yang langsung mendapat jitakan dari Raline.

"Bacot lo di rem, anjir. Nanti eyang gue beneran bangkit dari kubur."

"Lo taken ya, Rell?" tanya Judith dengan nada tak yakin.

Ekspresi wajah Raline langsung berubah merona. Dan dia tidak bisa menahan senyum lebar di wajah cantiknya. Membuat teman-temannya langsung berspekulasi kalau pertanyaan Judith tadi adalah alasan nya.

"Ah masa Raline taken. Dia aja bulol Jerome sampai mati. Pokoknya Jerome Raditya Wilsen harga mati!" seru Lili dengan nada menggebu-gebu.

"Emang ada yang bisa gantiin bang Jerome di hatinya kak Raline?" tanya Mahen.

"Gue emang udah taken sih." jawab Raline membuat yang lain makin syok.

Lili dan Mahen bahkan langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Raline yang sedang menegak susu dinginnya di pantry dapur.

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang