~ Happy Reading ~
Mereka sudah sampai di Paris sejak siang tadi. Dan sekarang Jerome, Raline, serta Papa dan Mama Jerome sedang beristirahat di kamar hotel yang sudah di booking sebelumnya.
Sekarang sudah lewat dari jam makan malam. Papa dan Mama Jerome memilih makan malam di kamar hotel.
Tapi tidak dengan Jerome dan Raline. Dua sejoli yang sedang hangat-hangatnya itu memutuskan untuk mencari makan malam di luar.
Sebenarnya ini rencana Jerome, karena cowok itu ingin mengajak Raline keliling kota Paris, hanya berduaan saja. Dia beruntung karena mereka tidak ada yang merasakan jetlag, padahal perjalanan di udara memakan waktu yang lumayan lama.
Jerome sudah sejak setengah jam yang lalu berada di kamar hotel Raline. Dia menunggu pacar nya yang sedang berdandan sambil merebahkan diri di atas kasur dan memainkan ponsel nya.
"Kita nggak pamit sama Papa Mama kamu dulu, Jer?" tanya Raline di sela kegiatan nya membuat alis.
"Udah. Tadi kata Mama kita boleh pergi. Mama juga nyuruh aku jajanin kamu apapun yang kamu mau. Tapi kita nggak boleh pulang malem-malem."
Raline melirik jam yang ada di layar ponsel nya. "Tapi ini udah mau jam sembilan. Kalau pergi jam segini nanti kita mau pulang jam berapa?"
"Emang kenapa? Baru mau jam sembilan kan."
"Ini sih bentar lagi juga lewat jam malem. Apa kita Re-Schedule aja jadi besok?"
"Ya jangan dong. Kan aku mau nya sekarang."
"Itu tadi kata Mama kamu nggak boleh pulang malem-malem. Kalau kita pergi jam segini terus nanti pulang nya mau jam berapa?"
"Di Paris sama Jakarta beda. Kalau di Jakarta jam segini emang udah masuk jam malem. Tapi kalau di Paris jam segini tuh masih sore, Sayang."
Raline langsung salah tingkah. Dia belum terbiasa mendengar Jerome memanggil 'sayang' seperti itu kepadanya. Rasanya masih asing, namun menggelitik dan membuatnya grogi.
"Lagian kita juga belum makan malam. Emang kamu nggak laper?"
"Ya laper sih. Tapi bukannya bisa pesen makan lewat service room ya?"
Jerome menggeleng tak setuju. "Makanan hotel banyak kurang nya. Aku mau ngajakin kamu makan malem sekalian jalan-jalan. Paris pas malem hari tuh vibe nya cocok buat pacaran."
Raline tertawa mendengarnya. Sekarang dia memang harus terbiasa dengan sikap Jerome yang jauh dari kata cuek. Cowok itu sekarang pintar sekali berbicara sesuatu yang bisa membuatnya tersipu malu.
"Jadi selama ini vibe Jakarta nggak begitu cocok buat jadi tempat pacaran? Padahal selama ini kita pacaran nya di Jakarta loh, bukan di Paris."
"Ya beda dong. Kan pacaran di Paris nggak bisa setiap hari. Jadi vibe nya beda aja gitu."
"Bisa aja nyari alasan nya."
Raline sudah selesai berdandan. Cewek itu berjalan mendekati ranjang. "Ayo cepet. Kita berangkat sekarang aja biar pulang nya nggak kemaleman."
Bukan nya beranjak dari kasur, Jerome malah memperhatikan penampilan Raline dari atas sampai bawah dengan kening mengerut.
"Harus banget pakai crop top?" tanya nya.
"Emang kenapa? Kan Paris nggak lagi musim dingin. Cuaca nya nggak dingin-dingin amat kok."
"Oh ya udah. Yuk berangkat." ujar Jerome yang tiba-tiba nada suara nya jadi terdengar jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] HATI dan WAKTU
RomanceRaline menawarkan diri menjadi pacar Jerome untuk membantu cowok itu move-on dari mantan pacarnya. Dia tahu kalau apa yang dia lakukan ini sangat beresiko. Karena tidak ada jaminan sama sekali kalau hubungan mereka akan berakhir bahagia. Dia tahu i...