BAB 37: KESALAHAN FATAL

825 196 271
                                    

~ Happy Ending ~




Jerome tiba di sebuah klub malam di bilangan Jakarta Selatan. Cowok itu berjalan memasuki klub tersebut untuk menemui Abigail yang katanya sedang butuh pertolongannya.

Dia harap masalah dengan Abigail cepat selesai agar dia bisa bebas tanpa khawatir di ganggu lagi. Jerome tidak mau masalah ini membuat hubungan nya dengan Raline bermasalah.

Demi apapun Jerome akan mengutuk Abigail setelah ini. Dia tidak akan main-main lagi dengan ancamannya. Abigail sudah keterlaluan. Di kasih hati malah minta jantung.

Ada rasa penyesalan yang teramat besar karena sudah berbaik hati untuk memberi kesempatan untuk cewek itu dan membuatnya harus ikut masuk ke dalam masalah yang tengah di alami oleh cewek itu.

Jerome berjanji kalau ini adalah yang terakhir kali. Setelah ini dia tidak akan mau memusingkan diri terlibat dengan apapun yang berhubungan dengan nama Abigail. Dia sudah memiliki Raline di hati nya dan dia sangat mencintai cewek itu.

"Mas Jerome ya?" tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri nya. Jerome menjawabnya dengan anggukkan.

"Saya orang yang tadi telepon mas Jerome. Tentang cewek yang namanya Abigail, diaㅡ"

"Saya nggak punya banyak waktu disini." ucap Jerome. Cowok itu mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan dan memberikan nya kepada lelaki di depan nya.

"Ini uang buat ngurus Abigail. Saya bukan siapa-siapa nya Abigail dan saya nggak berhak ikut campur sama masalah dia. Jadi saya minta tolong kamu buat urus cewek itu. Saya nggak bisa lama-lama disini." ucap Jerome dengan nada terburu-buru.

"Maaf mas tapi saya nggak bisa terima uang ini." ucap lelaki yang di ketahui bekerja sebagai pelayan di klub malam itu. 

"Kenapa nggak bisa?" 

"Saya cuma di suruh sama mbak Abigail untuk ngabarin ke mas kalau dia lagi butuh bantuan nya mas Jerome."

Jerome hampir saja mengumpat kesal. Tapi dia mencoba untuk menahan emosi nya sebaik mungkin. 

"Tapi saya nggak bisa lama-lama disini. Saya nggak bisa ninggalin calon istri saya sendirian di rumah. Saya kasih uang ini buat kamu, jadi tolong urus Abigail sebentar. Kalau uang nya kurang, saya bisa transfer nanti."

Lagi-lagi pelayan klub itu menolaknya. Bahkan setelah Jerome menjanjikan untuk memberinya uang dengan nominal yang cukup.

"Saya juga nggak mau ikut campur masalah orang lain, mas. Saya cuma di tugaskan untuk ngabarin mas Jerome. Tadi ada dua cowok yang nyeret mbak Abigail ke kamar sewaan yang ada di klub ini. Saya nggak tau mereka mau ngapain, tapi yang jelas kayaknya mereka bukan orang-orang baik. Mbak Abigail kelihatan ketakutan sama orang-orang itu."

Kedua mata Jerome terbelalak mendengar penjelasan dari pelayan tersebut. Dia semakin bimbang dengan keputusan yang akan dia ambil. Di satu sisi dia tidak mau melibatkan diri dalam masalah apapun yang berkaitan dengan nama Abigail. Tapi di satu sisi dia sudah mengetahui tentang rencana buruk Papah nya Abigail yang ingin menjual putrinya sendiri sebagai jaminan atas hutang-hutang nya.

Sisi kemanusiaan Jerome benar-benar sedang di uji sekarang.

Dengan satu tarikan napas, Jerome berujar, "tolong bawa saya ke kamar dimana Abigail berada sekarang."

Pada akhirnya Jerome pergi ke kamar yang katanya Abigail di bawa kesana oleh orang-orang yang tidak di kenal. Di setiap langkah nya Jerome berdoa dalam hati semoga tidak akan ada hal buruk yang terjadi setelah ini.

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang