~ Happy Reading ~
Mereka sampai di sawah dengan perjuangan yang lumayan sulit dan melelahkan. Raline turun dari sepeda sambil mengeluhkan sakit di pinggang nya.
Jerome yang melihat pacarnya kesakitan pun merasa bersalah karena ini semua salahnya. "Yang, maaf ya. Pinggang kamu sakit banget ya?" tanya nya.
Raline menggeleng. "Udah gapapa." jawabnya.
"Tadi tuh ada batu gede dan aku nggak lihat jadi kita jatuh berdua dari sepeda deh." Jerome masih memberi pembelaan walaupun dia masih merasa bersalah.
"Padahal kita berdua jatuh dari sepeda karena dia nggak bisa naik sepeda ontel." ucap Raline dengan suara pelan agar Jerome tidak mendengarnya.
"Jer, nanti kita pulang jalan kaki aja ya. Sepeda nya kita tuntun aja." ucap Raline. Sepertinya dia agak trauma di boncengi sepeda oleh Jerome.
"Kenapa? Kamu takut jatuh lagi ya?"
"Bukannya gitu. Kayaknya sepeda nya udah terlalu tua dan nggak bisa di pakai buat dua orang. Lagian kayaknya kamu juga nggak bisa naikㅡ"
"Aku bisa naik sepeda kok. Dulu pas sd aku juara satu naik sepeda."
"Sepeda apa?"
"Sepeda gunung."
Raline menghela nafasnya. "Ya pantes aja tadi kita jatuh. Kamu emang nggak bisa naik sepeda ontel ya?"
Jerome memalingkan wajahnya yang merona malu karena ketahuan berbohong di depan pacarnya.
"Maaf udah bikin kamu celaka. Aku nggak maksud begitu."
"Padahal kamu bisa bilang jujur kalau nggak bisa naik sepeda ontel. Kalau tau gitu kan kita tadi jalan kaki aja."
"Aku nggak mau kamu pergi sama orang tadi."
Lagi-lagi Rachel menghela nafasnya melihat sikap Jerome yang tidak mau kalah dengan orang lain demi mendapat perhatian dari nya.
"Sekalipun kamu nggak bisa naik sepeda ini juga aku nggak akan pergi sama Mas Gibran kok. Masa iya aku ngebiarin pacarku jalan kaki sendirian."
"Jangan cemburuan lagi." tambahnya.
Jerome mendengus sebal. "Aku nggak cemburu, sayang. Aku cumaㅡ" ucapan Jerome terpotong karena ucapan Raline.
"Cuma apa? Cuma nggak mau lihat punya mu di deketin cowok lain? Begitu kan?" ucap Raline dengan nada yang menggoda Jerome.
Cowok itu langsung memalingkan wajahnya agar Raline tidak bisa melihat rona merah di wajahnya. Tapi percuma saja karena Raline masih bisa melihat telinga nya yang merah.
"DEK RELL! KESINI, AYO BANTU CALON BOJO MU." teriakan Gibran sukses merusak momen yang terjadi antara Jerome dan Raline.
"Ck! Ngapain lagi sih tuh orang." celetuk Jerome merasa kesal.
"Jer, aku harus bantuin Mas Gibran di sawah. Kamu duduk di Dangau situ aja ya." ucap Raline sambil menunjuk ke arah gubuk kecil di pinggir sawah.
Raline niatnya ingin menyusul Gibran ke tengah sawah untuk membantu cowok itu mengurus hasil panen, tapi pergelangan tangannya di tahan dari belakang oleh sang pacar. Membuat langkahnya terhenti begitu saja.
"Kenapa?" tanya Raline.
Dengan wajah masam dibalik raut datar nya Jerome bergumam, "aku nggak suka dia deket-deket pacarku."
Raline sampai mengerutkan keningnya karena tidak begitu jelas mendengar ucapan Jerome barusan. "Ada apa, Jer? Aku mau bantuin Mas Gibran di sawah."
"Aku ikut bantuin." ujar cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] HATI dan WAKTU
RomanceRaline menawarkan diri menjadi pacar Jerome untuk membantu cowok itu move-on dari mantan pacarnya. Dia tahu kalau apa yang dia lakukan ini sangat beresiko. Karena tidak ada jaminan sama sekali kalau hubungan mereka akan berakhir bahagia. Dia tahu i...