BAB 07: "Raline pacar gue."

1.1K 230 127
                                    

Fast update lagi. Dan ini yang terakhir ya hehehe...

~ Happy Reading ~



Dua Minggu sudah berlalu, dan kegiatan Jerome semakin padat merayap. Sampai dia sendiri kesulitan untuk membagi waktunya.

Tugas kuliah yang tak ada hentinya. Kewajiban baru sebagai calon ketua BEM yang sukses menyita sebagian waktunya.

Rasanya Jerome agak menyesal sudah menerima tawaran untuk jadi calon Ketua BEM. Ternyata kapasitas tenaga nya tidak sebesar itu.

Tapi di balik itu semua ada sesuatu yang membuat hari-hari penat nya agak berkurang.

Kehadiran Raline yang selalu menyempatkan waktu untuk menemaninya, membantunya, dan mendukungnya di segala sesuatu. Membuat Jerome agak sedikit terbantu.

Jujur, dia tidak tahu kenapa Raline mau merelakan waktu luang nya untuk melakukan sesuatu yang cukup merepotkan.

Tapi saat di tanya, cewek itu selalu bersemangat menjawab kalau dia ingin menjadi pacar yang bisa mendukung setiap kegiatan yang Jerome lakukan.

Kalau kata Raline sih dia mau jadi support system buat Jerome biar cowoknya itu makin semangat.

Padahal Jerome yakin kalau Raline tahu perasaan tulus nya belum bisa dibalas oleh Jerome.

Cewek itu selalu bilang kalau dia sudah cukup puas dengan perubahan sikap Jerome yang tidak terlalu cuek kepadanya seperti dulu.

Dan sebenarnya ada satu hal lagi yang sedikit mengganggu pikiran Jerome.

Beberapa hari ini Jerome menyadari ada sesuatu yang aneh pada pacarnya. Tapi Raline tidak pernah mau mengaku, dan selalu bersikap ceria seperti biasanya.

Entah kenapa Jerome merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh Raline.

Beberapa kali dia mendapati spam chat di ponsel pacarnya. Tapi Raline tidak pernah menggubrisnya satu pun.

Raline juga sering telat datang dari waktu janjian mereka. Dan saat ceweknya datang, Jerome pasti menemukan sedikit kejanggalan.

Seperti baju Raline yang kusut. Rambut blonde yang biasanya tertata sangat rapi itu tiba-tiba terlihat acak-acakan. Dan beberapa ruam merah yang ada di kulit Putihnya.

Bohong kalau Jerome tidak curiga dan mengkhawatirkan kondisi pacarnya. Tapi dia juga bingung apakah harus menanyakannya ke Raline, kalau cewek itu saja selalu berhasil menyembunyikan semua masalahnya.

Bahkan Jerome sempat berpikir kalau Raline hidup ditengah bergelimang kebahagiaan yang tak habis-habisnya. Karena cewek itu kelihatan tidak pernah merasa gelisah.

"Jerome? Tumben lo muncul. Bukannya akhir-akhir ini lo lagi chaos banget ya." tanya Tenandra yang sedang memainkan PlayStation di basecamp.

Ya, siang ini Jerome memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya sejenak di basecamp geng nya. Sekre BEM terlalu sesak di penuhi oleh banyak spesies manusia.

"Mau rest bentar. Suntuk banget gue, Bang." ucapnya sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Dia memejamkan matanya yang terasa panas karena seharian ini berada di hadapan laptop.

Sepertinya minus nya akan semakin bertambah.

"Ke kamar aja sono kalau mau tidur. Gue sama Jona mau main PS. Nanti lo ke ganggu lagi." kata Tenandra.

"Selow aja."

"Oh iya, itu lo beneran udah putus sama Abigail, Jer?" tanya Tenandra.

Jerome menjawabnya dengan deheman.

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang