BAB 36: DETIK-DETIK KERETAKAN

838 188 177
                                    

~ Happy Reading ~




Hari pertunangan Jerome dan Raline hanya tinggal tiga minggu lagi. Persiapan juga sudah hampir sempurna. Dari baju, dekorasi, tempat, ketering, dan undangan sudah siap. Cincin tunangan juga sudah siap.

Untuk masalah cincin sempat ada perdebatan antara Jerome, Mama Siska, dan Raline. 

Jerome sudah terlanjur membeli satu set perhiasan dari brand ternama dimana satu set nya itu sudah termasuk cincin, kalung, dan gelang. Mama Siska yang merekomendasikan nya tapi Jerome yang membeli nya.

Raline sudah tahu satu set perhiasan mewah itu. Dan dia juga sudah bisa menebak kalau harga nya akan sangat luar biasa. Bahkan tadi nya dia sempat menolak dan menyuruh Jerome mengganti nya dengan yang lebih sederhana.

Tapi berhubung semuanya sudah terlanjur jadi mau apa dikata. Raline akhirnya hanya bisa menerima apa yang sudah di persiapkan Jerome dan Mama Siska. Lagipula dia dan keluarga nya juga tidak keluar biaya sama sekali. Hampir atau bahkan semua pengeluaran di tanggung pihak Jerome.

Raline sudah selesai kelas dan sedang berada di kantin fakultas nya di temani oleh Judith, Jean, Lili, dan Arina. Arina ini pacar nya Mahen yang baru saja resmi sebulan yang lalu. Anaknya sangat santun dan kelihatan seperti bocah baru gede alias ABG.

"Kenapa lagi sih, Rell? Yang mau di lamar bentar lagi bukan nya senang malah cemberut gitu. Kurang bahagia apa lagi lo sama Jerome?" tanya Jean setelah dia menyeruput mie ayam nya.

"Iya nih, gue lihat-lihat lo merenung mulu kerjaan nya. Kayak ada beban hidup berat banget padahal calon suami lo anak tunggal kaya raya. Tunagan aja nggak keluar biaya sama sekali padahal acara nya hedon banget." sahut Lili yang sedang sibuk memakan batagor kuah.

"Emang pacarnya kak Raline se-kaya apa sih? Kata Mahen emang orang kaya tapi aku nggak tau se-kaya apa." ucap Arina.

"Lo tau kan Jerome tuh masuk fakultas kedokteran?"

"Iya. Emang kenapa?"

"Biaya semesteran nya aja bisa berpuluh-puluh juta. Jerome suka gonta-ganti mobil keren, punya motor keren. Mostly barang-barang nya lumayan branded. Dan dia pernah ngajakin Raline staycation keliling Eropa dan Bali. Suka beliin Raline barang-barang brended juga. Seharusnya bisa di bayangin lah se-tajir apa calon suami nya Raline. Terlebih dia anak tunggal, makanya sering di sebut anak tunggal kaya raya." ujar Jean dengan nada menggebu-gebu.

"Satu lagi. Bapaknya Jerome yang punya rumah sakit di daerah Senayan. Rumah sakit paling lengkap dan paling terkenal se-jakarta bahkan kayaknya se-indonesia sih."  

"Tuh, bisa bayangin nggak jadi Raline kayak gimana sekarang? Masa depan Raline nggak akan ada yang namanya hidup di kelilingi hutang. Dan dia nggak akan ngerasain makan mie instan di akhir bulan."

Raline menggulirkan bola mata nya malas mendengar teman-teman nya sibuk flexing harta kekayaan Jerome.

"Mulai deh. Terusin aja flexing harta keluarga nya laki gue. Nggak ada bosen-bosen nya."

"Kita bukan flexing sih, tapi itu kan emang kenyataan. Lo lucky banget dapet Jerome, Rell. Tajir melintir tujuh turunan tuh nanti."

"Wah keren banget Kak Raline. Pantesan aja aku lihat-lihat barang yang kakak pakai bagus semua. Aku juga udah bisa nebak sih kalau barang nya pasti bukan barang-barang sembarangan. Tapi kok kayaknya kak Raline malah nggak bahagia gitu sih muka nya. Ada masalah ya kak?" tanya Arina.

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang