BAB 22: SI CALON BUCIN PACAR

1.4K 249 161
                                    

~ Happy Reading ~





Raline hampir saja telat bangun kalau tidak di bangunkan oleh Lili. Cewek bersurai blonde itu langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dan sekarang dia sedang sibuk memilih pakaian yang cocok untuk dipakai ngedate hari ini.

"Semalem kok cepet?" tanya Lili yang sedang sibuk memainkan ponselnya sambil rebahan di atas ranjang Raline.

"Cepet apa maksudnya?"

"Nggak jadi pakai kondom?"

Raline yang sedang sibuk memilih pakaian pun langsung menoleh ke arah Lili dengan ekspresi kaget.

"Hah? Maksud lo apa sih? Kok malah bahas kondom."

Lili menaruh ponselnya dan bangun dari rebahan. Dia menatap Raline dengan senyum menggoda.

"Semalem gue lihat Jerome langsung pulang nggak lama setelah gue mergokin kalian lagi cipokan. Kalian nggak jadi ehem-ehem?" tanya Lili sambil mengutip jari-jarinya memberi isyarat yang langsung di mengerti oleh Raline.

"Kurang ajar! Gue sama Jerome nggak mungkin ngelakuin itu. Sembarangan aja kalau ngomong." Raline mengoceh kesal.

"Lo sama Jerome udah sejauh itu ya hubungannya? Tapi kok kemaren Jerome bisa setega itu ngusir lo cuma gara-gara album foto kenangan sama mantan nya."

"Lo ngomongin apa sih? Konteks nya apa?"

Lili berdecak kesal. "Dasar lemot! Gue lagi bahas hubungan lo sama Jerome setelah lihat kalian ciuman sampai segitunya semalam. Coba aja gue nggak masuk ke kamar lo, mungkin semalam terjadi perzinahan di kamar ini. Tuhan kasih peringatan untuk kalian melalui gue tuh."

Raline melempar Lili dengan boneka kecil koleksinya. "Jangan ngomong macem-macem deh. Gue sama Jerome bukan pasangan yang kayak gitu. Nggak kayak lo sama pacar lo"

Lili berdecak sebal. "Tapi kalian udah ciuman berkali-kali. Laki lo jago juga ya kelihatan nya. Pro player kayak laki gue nggak tuh?" ucap Lili. 

Raline mengerutkan dahi nya bingung dengan ucapan sahabat nya itu. "Pro player apa sih? Nggak jelas banget lo nanya nya."

"Jerome jago ciuman nggak?" celetuk Lili membuat Raline hampir tersedak ludah nya sendiri. Cewek itu menatap tajam ke arah teman nya itu. "Jangan aneh-aneh deh ngomong nya. Itu privasi, lo nggak berhak tau." kata Raline.

"Perasaan Jerome ke lo sekarang gimana? Dia udah cinta sama lo?"

"Belum jelas sih. Dia bilang masih butuh waktu buat meyakinkan diri untuk say i Love You ke gue, tapi dia bilang kalau dia sayang sama gue. Dia tipikal orang yang bakal serius sama sesuatu, dia orangnya penuh pertimbangan banget."

"Ck! Bego banget kalau lo masih luluh sama tuh cowok. Jelas-jelas dia masih belum bisa ngasih kepastian buat lo, padahal hubungan kalian udah setengah tahun."

"Jerome udah sayang sama gue, Li. Gue nggak tau kapan dia bisa jujur sama perasaannya ke gue, tapi untuk sekarang gue mau lihat seberapa jauh dia mau berusaha buat gue."

"Raline, gue paham kok kalau Jerome butuh waktu buat move-on dari mantan nya. Tapi ini udah setengah tahun kalian pacaran. Masa iya dia masih belum bisa ngelupain mantan nya sih. Jelas-jelas selama ini lo udah berkorban banyak biar dia move-on. Bukannya cowok kayak gitu sus banget ya." ujar Lili.

"Li, Jerome udah bilang kalau dia udah nggak ada urusan sama sekali sama Abigail."

"Orang kalau udah bucin tolol beneran bakal jadi orang tolol. Gampang banget kemakan sama love language yang entah tulus atau cuma pencitraan doang. Lo bener-bener udah di tahap nggak bisa membedakan mana sikap yang tulus atau cuma basa-basi doang, Rell. Hati-hati, takut cinta dan ketulusan lo di manfaatkan sama Jerome."

[2] HATI dan WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang