I

1.7K 140 9
                                    

Lisa sesekali mengecek jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Ini sudah lewat enam menit, namun sosok yang ditunggu-tunggu belum datang juga.

"Kenapa lama sih?" Gerutu Lisa.

Saat ingin mengomel sedikit lagi, orang yang ditunggu-tunggu datang juga.

Sosok itu keluar dari mobil dengan perasaan bersalah.

"Dari mana sih? Kenapa lama? Kau tahu aku menunggu sampai lumutan disini."

"Hahaha, maafkan aku. Aku melakukan kesalahan pada tugasku dan harus menulis ulang sebelum aku kumpulkan pada dosen. Tolong jangan marah padaku, aku akan membelikan sesuatu padamu."

"Hentikan. Aku bukan wanita pecinta uangmu jadi berhenti merayuku dengan hal semacam itu."

"Baiklah pacarku. Apa kita jadi ke rumah?"

"Tentu saja Jaehyun. Kau tidak lupa dengan janjimu tadi pagi kan? Kau yang mengajakku bukan aku yang memaksa."

Jaehyun mencubit pipi gemas dengan tingkah Lisa. Tak lupa ia pun memberikan hadiah kecupan di bibir sebagai tanda minta maaf.

"Ayo masuk tuan putri." Lisa masuk dengan senyuman tipis lalu diikuti oleh Jaehyun.

Siapa yang tidak mengenal sosok Jaehyun ini? Pria tampan dan kaya raya. Punya ayah yang katanya tampan(?). Lisa sendiri juga belum bertemu dengan ayah dari kekasihnya ini. Bahkan ketika Lisa mampir ke rumah Jaehyun pun, ayah dari laki-laki ini sudah tidak ada. Ketika Lisa melihat-lihat rumah laki-laki itu, tak ada satupun foto mereka berdua yang terpajang di ruang tamu. Dikamar Jaehyun pun hanya foto masa kecil Jaehyun dan ibunya. Ketika Lisa bertanya kenapa ayahnya jarang foto bersamanya, Jaehyun menjawab bahwa lebih banyak ayahnya yang memfotonya dan ibunya. Kalaupun ada juga tidak banyak. Dan Jaehyun tidak memajang foto itu dikamarnya. Katanya ayahnya masih hidup jadi apa yang perlu dikenang. Ibunya meninggal saat Jaehyun masih berumur delapan tahun yang artinya ayahnya Jaehyun sudah menjadi duda selama 11 tahun. Waktu itu Lisa iseng bertanya apa ayahnya tidak berniat mencari istri baru dan jawaban Jaehyun membuat Lisa sedikit kagum dengan sosok ayah Jaehyun tersebut. Katanya tidak ada yang lebih baik dari ibunya Jaehyun. Bahkan ayahnya lebih memilih bekerja keras untuk menghidupi Jaehyun daripada mencari istri baru.

Tak terasa mereka sudah memasuki area rumah Jaehyun. Saat mobil terparkir, Lisa segera keluar dari mobil tersebut.

Lisa menunggu Jaehyun lebih dulu masuk barulah Lisa juga ikut masuk. Sebenarnya banyak hal yang mereka lakukan dirumah Jaehyun. Menonton bersama dan berakhir tidur bersama. Itu sudah menjadi rutinitas Lisa dan Jaehyun dirumah ini.

"Kenapa kau selalu mengajakku kesini saat tidak ada ayahmu dirumah? Padahal aku ingin bertemu ayahmu." Kata Lisa sembari menyimpan tasnya di sofa lalu melihat Jaehyun yang tampaknya ke dapur membuat sesuatu.

"Karena waktunya tidak tepat. Siang ayahku bekerja dan malam baru pulang. Walaupun malam aku mengajakmu kesini itu pun tidak bisa karena kau bekerja. Jadi aku harus bagaimana? Apa kau mau bolos satu malam untuk bertemu dengan ayahku?" Jaehyun memberikan segelas jus pada Lisa.

"Tidak terima kasih. Bos ku kejam, dan aku tidak ingin mendapat potongan gaji karena bolos satu malam. Kau tahu, tempatku bekerja bukan di cafe atau restauran. Tapi di club' yang notabene pengunjung paling banyak pada malam hari. Dan aku tidak ingin membuang kesempatan untuk mendapatkan bonus paling banyak." Lisa meletakkan gelasnya lalu mendekati Jaehyun dan duduk di atas paha Jaehyun.

Mereka sudah biasa seperti ini. Jaehyun bahkan tahu pekerjaan Lisa adalah pelanggan di salah satu club' terkenal di ibu kota. Mereka sudah seperti suami-istri saja jika mereka tidak kuliah. Ketika Lisa iseng bertanya kapan mereka menikah dan Jaehyun dengan entengnya menjawab kalau mereka menikah setelah selesai dengan kuliah mereka. Jaehyun harus menyelesaikan sekolahnya untuk melanjutkan bisnis milik ayahnya.

Marry Your FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang