Musim panas (#3)

156 19 1
                                    

"Mau mandi?"

Krist tersentak hingga tak sadar kalau Singto menatap nya dengan bingung. Mereka berdua baru saja sampai di tempat tinggal Singto.

"Boleh."

Singto memberikan handuk dan juga menyiapkan pakaian bersih untuk Krist pakai selagi pakaian nya di cuci di mesin cuci.

Sementara itu Singto lebih memilih untuk duduk bersantai sambil menonton tv selagi Krist mandi.

Ponsel Singto berdering karena Kat menelponnya. Singto pun menjawab panggilan tersebut.

"Hai Kat." sapa Singto.

"Kak Singto, apa sedang ada tamu?" tanya Kat saat ia mendengar samar-samar suara gemericik air.

Singto melirik sebentar kearah pintu kamar mandi yang tertutup, didalam sana Krist sedang mandi.

"Eum, aku bersama dengan Krist." balas Singto.

"Eh, kau sedang bersama dengan kakak?"

Singto mengangguk walaupun Kat pastinya tidak akan mengetahui hal itu.

"Kak Singto, kau baik-baik saja? Atau ada masalah?"

"Tidak Kat, aku baik-baik saja."

"Syukurlah, aku mencemaskan mu. Apa kakak di sana di ganggu oleh wanita gatal asal Jepang?"

Singto terkekeh geli mendengar ucapan Kat yang sedang menginterogasi nya. Terdengar sangat lucu.

Kedua nya pun tenggelam dalam obrolan mereka. Singto sejenak melupakan jika Krist berada di rumah nya.

Sedangkan Krist yang baru saja selesai mandi, mengambil pakaian yang di berikan Singto. Wangi milik Singto tercium dengan jelas. Krist menggunakan pakaian itu dan keluar dari kamar mandi.

Krist melihat Singto yang sudah tertidur di atas sofa dengan tangan yang menutupi bagian mata nya, sedangkan tangan satu nya berada di atas perut dengan menggenggam ponsel.

Krist tersenyum lalu mendekat kearah Singto, ia memperbaiki posisi pria itu sedikit agar nanti nya saat bangun Singto tidak kesakitan. Krist juga mengambilkan selimut yang ada di atas kasur, ia tak tega jika harus membangun Singto walaupun harusnya Singto tidur di kasur. Krist lebih memilih untuk membiarkan pria itu saja.

Namun Krist melangkah tidak hati-hati hingga ia menginjak bagian selimut yang terjuntai ke lantai, membuat nya terpeleset dan jatuh tepat di atas Singto.

Jantung Krist benar-benar tak karuan saat ia menyadari jarak wajah nya dan Singto begitu dekat. Ia dengan jelas bisa melihat alis Singto yang tidak tebal, juga tidak tipis, serta hidung mancung Singto dan juga bibir pria itu yang membuat Krist meneguk ludah nya.

Beberapa hari bersama dengan Singto ternyata memunculkan sesuatu yang asing dalam diri Krist. Setiap bersama dengan Singto, jantung nya selalu berdebar kencang. Apa Krist mulai menyukai Singto yang merupakan kekasih adik nya, Kat?

Krist tidak yakin, tapi jantung nya selalu bereaksi dengan cepat.

"Ku rasa aku dan kekasih ku tidak memerlukan payudara besar mu itu. Kami bisa memuaskan tubuh kami berdua tanpa bantuan wanita jalang seperti mu."

"Jika dilihat lihat, kita seperti sepasang kekasih."

Krist kembali mengingat ucapan Singto yang selalu menyebut kata 'kekasih' saat bersama dengan nya. Semua kebersamaan kedua nya mulai bermunculan, bagaimana cara mereka tertawa bersama dengan lepas. Se-bahagia itu mereka.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang