Rahasia (#1)

196 21 3
                                    

"Ini gawat!! Apa yang harus ku lakukan?!" Krist mengacak acak rambut nya. Pria itu duduk di depan laptop milik nya.

Namtan yang sedang asik menonton film horor di TV pun mulai kesal karena teriakan Krist mengganggu kegiatan nya.

"Ada apa dengan mu? Kau merusak suasana horor nya!" protes Namtan seraya menunjuk film horor yang dimana sedang menayangkan adegan menegangkan.

"Persetan dengan film horor bodoh mu itu! Aku sedang dalam masalah besar saat ini."

Namtan menatap Krist bingung. "Apa maksud mu?"

"Singto akan kembali dari London."

"Lalu, apa masalah nya? Bukan kah itu bagus? Kau jadi bisa bertemu dengan cinta masa kecil mu itu lagi."

Namtan, Krist, dan Singto. Ketiga nya adalah sahabat sejak kecil. Dan sejak kecil juga Krist sudah menyukai Singto, Namtan pun tau karena terkadang Krist menyuruh Namtan untuk memberikan cokelat pada Singto. Tapi sayang nya, Singto justru salah paham pada sikap Namtan dan berpikir jika Namtan menyukai nya, karena itu lah Singto pernah mengungkapkan perasaan nya pada Namtan namun gadis itu hanya diam.

Krist? Jelas dia tau. Dia sama seperti Namtan, hanya diam tak bersuara meskipun hati nya sakit saat mendengar itu.

Saat mereka ingin naik ke jenjang SMP Singto memutuskan untuk pergi ke London karena pekerjaan orang tuanya. Mereka berpisah. Namun Singto terus mengirimkan pesan yang ditujukan untuk Namtan, dan tak ada satu balasan pun dari gadis itu. Namtan selalu mengeluh kesal karena Singto selalu mengganggu nya dengan semua pesan membosankan nya itu hingga akhirnya Namtan mengganti nomor nya dengan yang baru.

Bodoh nya, Krist justru menggunakan nomor milik Namtan yang lama dan mulai bertukar pesan. Namtan pernah memarahi Krist karena ulah nya itu, tapi pria itu mengatakan kalau semua nya akan baik-baik saja lagi pula mereka hanya bertukar pesan biasa.

Namtan yang sudah tak tau bagaimana cara menjelaskan nya pada Krist pun akhirnya membiarkan pria itu melakukan apapun tapi tentu nya semua itu ada resiko nya. Krist hanya mengangguk dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

Tapi kali ini sepertinya ada sesuatu hal yang akan terjadi.

Krist mendekati Namtan dan mendusel pada gadis itu. "Nam, kau tau bukan aku tak bisa tanpa mu. Jadi—"

"Katakan saja apa mau mu. Kau mau aku melakukan apa?"

Krist menyengir pada Namtan. Gadis itu sudah hapal betul dengan tingkah Krist yang pasti nya akan meminta bantuan nya saat dia mengalami masalah. Seperti saat ini. Krist meminta Namtan untuk berpura-pura bahwa dia lah yang selama ini mengirimkan pesan pada Singto, dan menutupi kenyataan nya bahwa sebenarnya yang mengirim pesan adalah Krist.

Bodoh bukan?

"Aku tidak mau!" tolak Namtan.

"Ayolah Nam, selama ini Singto tau nya kau yang membalas pesan nya bukan aku."

Namtan mendelik pada Krist. "Itu salah mu! Sudah ku peringatkan dari awal, tapi kau tetap mengeyel. Dan sekarang kau justru meminta bantuan ku untuk melakukan hal gila itu? Aku tidak mau!"

Krist terus merengek pada Namtan agar membantu nya. "Ini yang terakhir, aku janji. Lagipula Singto hanya selama 2 minggu disini, dan setelah itu kau bebas."

Namtan mendengus. "Oke, tapi janji ini yang terakhir dan hanya 2 minggu."

Krist mengangguk dan memeluk Namtan dengan erat. "Kau memang teman baikku. Aku menyayangi mu."

"Aku membenci mu karena selalu menempatkan ku pada situasi bodoh ini." cibir Namtan.

Krist terkekeh mendengar nya. Meskipun terdengar kasar, tapi Krist tau kalau Namtan tak berniat mengatakan nya.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang