Jembatan janji (#3)

185 26 0
                                    

Setelah valentine itu, Krist tak lagi terlihat di sekitar Singto. Kedua nya terlalu di sibukkan dengan ujian dan belajar hingga saat di sekolah pun hanya sebatas melihat satu sama lain tanpa berniat berbicara apapun.

Kedua nya kembali seperti awal, seolah tidak saling kenal. Krist yang pendiam, dan Singto yang cuek terhadap hal di sekitar nya. Walaupun begitu nyata nya Krist masih selalu memperhatikan Singto dari jauh tanpa pria itu sadari.

Semakin hari kedekatan Alia dan Singto semakin terlihat dan sudah tidak sungkan untuk di perlihatkan ke publik. Melihat itu rasa sakit kembali Krist rasakan di dadanya.

Hari cepat berlalu, akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Hari kelulusan mereka. Semua berfoto dan bergembira karena mereka sudah lulus dari sekolah.

"Krist!"

Krist tersenyum bahagia dan berpelukan dengan Gun dan juga New. Malam nanti sekolah mengadakan pesta perpisahan mereka dan tentu nya sebagai kenangan terakhir yang harus berkesan.

Krist sudah rapih dengan pakaian nya. Ia berjalan bersama dengan Gun dan juga New, namun mata nya tak sengaja menatap sosok Singto yang sedang mengobrol dengan Alia yang malam itu terlihat sangat cantik.

Krist memilih untuk menikmati pesta itu dengan berkeliling, entah ide siapa tapi Krist menikmati saat ia mendapatkan sebuah permen kapas. Krist terkikik geli karena sangat konyol ada permen kapas di acara pesta seperti ini.

Tapi Krist menyukai nya.

Krist menyantap permen kapas itu yang meleleh didalam mulutnya dan memberikan rasa manis dan juga lembut. Setidak nya ia menyukai sesuatu yang berbeda.

"Krist!"

Krist menoleh saat Alia memanggil nya. Krist tak berpikir jika perempuan itu akan datang kearah nya dengan senyuman yang merekah.

"Terimakasih karena waktu itu kau sudah membantu ku untuk memberikan cokelat nya pada Singto. Hubungan kami semakin membaik."

Krist tersenyum kecut. Ada rasa kecewa dalam dirinya saat mengetahui mereka bahagia disaat dirinya justru tersiksa dengan kesedihan dan penyesalan.

"Aku pamit dulu Krist. Dah.." Alia melambaikan tangan nya dan pergi menjauh.

Krist menatap kepergian Alia lalu menundukkan kepalanya. Sekarang ia benar-benar menyesal dengan keputusan nya waktu itu.

Kalau tau begini aku tidak akan memberitahu nya tentang janji di jembatan itu!! Aku bodoh.

Krist menatap permen kapas nya yang mulai menyusut karena diterpa angin.

Mirip dengan ku bukan?

Krist membuang permen kapas itu ke tong sampah. Rasa manis di permen itu yang masuk kedalam mulut nya seolah berubah menjadi pahit. Krist berjalan dan memilih untuk pulang saja ke rumah nya.

Pesta perpisahan yang seharusnya membuat nya bahagia dan di kenang, justru malah menjadi kenangan yang paling buruk bagi Krist.

Walaupun menyesal, nyatanya waktu tak bisa kembali. Aku sudah membuangnya sendiri karena kebodohan ku.

Setelah perpisahan itu Krist tak lagi bertemu dengan Singto ataupun teman-teman nya yang lain. Mereka semua berpencar. Krist memilih melanjutkan pendidikan nya dengan menjadi mahasiswa di Kasetrat Universitas.

Awal baru. Lembaran baru. Dan juga cinta yang baru. Bisakah?

Krist masuk kedalam perpustakaan dan mulai mencari tempat yang kosong. Saat mata nya sedang mencari-cari, Krist justru melihat sosok yang tak asing sedang duduk di sana.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang