Ex-Villain (#2)

199 28 9
                                    

Malam itu, di sebuah *JPO seorang pria berjalan dengan lunglai, dia mabuk. Terlihat dari cara berjalan nya dan juga tangan nya yang membawa sebotol minuman keras.

Singto yang memang sudah melakukan pengintaian pada seorang pria yang di yakini nya sebagai pembunuh Krist pun berjalan mengikuti dari belakang nya.

Dan saat kedua nya berada di sebuah gang yang sepi dan gelap, Singto langsung melancarkan aksi nya dengan melemparkan sebuah balok kayu kearah pria itu, tapi sayang pria itu masih bisa selamat.

"Siapa kau?! Mau ku bunuh ku hah!!" teriak pria itu.

Singto muncul dari kegelapan dan berdiri pada cahaya remang-remang dengan pakaian nya yang serba hitam. Mata nya menyorot tajam pada seseorang yang di depan nya, calon mangsa yang akan ia santap malam ini hingga tak tersisa.

Singto sudah berjanji pada Krist ia akan membalaskan kematian pria itu dengan cara yang lebih kejam.

"Bagus! Tapi mari kita liat, siapa yang dibunuh dan terbunuh disini."

Seperti namanya, Singto yang artinya Singa, pria itu dengan cepat melesat dan langsung memberikan sebuah tendangan keras tepat di perut pria itu hingga membuat pria itu terjatuh dan memegangi perut nya yang terasa sakit.

"Apa yang kau lakukan?!! Dasar pria gila!!" maki pria itu pada Singto membuat Singto menyeringai.

"Aku akan melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan pada suami ku 3 hari yang lalu."

Pria itupun mengerti ucapan Singto meskipun dalam keadaan yang sedang mabuk. Ia masih ingat dengan pria yang ia bunuh 3 hari lalu di sebuah apartemen.

"Jadi kau suami nya? Aku turut berduka atas kematian suami mu itu." ucap nya dengan terkekeh.

Hal itu langsung membuat Singto naik pitam. Pria yang telah membunuh Krist itu tanpa sadar sudah mengakui perbuatan nya, dan lebih parah nya lagi pria itu benar-benar tidak merasa bersalah pun karena sudah membunuh Krist.

"Kau! Berani nya kau! Apa salah nya padamu?" teriak Singto yang sudah mulai tersulut emosi.

"Salah nya? Salah nya karena dia begitu cerewet. Dan aku benci dengan orang yang cerewet, jadi ku bungkam saja untuk selamanya."

Singto mengepalkan tangan nya, rahang nya mengeras, giginya menggertak, bahkan tatapan nya seperti sebuah pisau yang mampu menguliti orang yang di depan nya itu.

"Berani nya kau!!"

Singto langsung melayangkan sebuah pukulan kali ini dengan tongkat baseball milik nya hingga membuat pria itu kelimpungan hingga hilang keseimbangan, namun ia masih bisa bertahan. Singto terus melayangkan pukulan nya dan selalu di tangkis oleh pria itu.

Pertarungan pun tak bisa di hentikan. Kedua nya sudah babak belur hingga dengan kencang Singto memukul keras wajah pria itu hingga terlihat hancur. Posisi Singto berada di atas pria itu yang tengah terbaring tak berdaya karena Singto benar-benar menggila.

Namun, tangan nya meraih botol minuman keras milik nya dan menghantam nya tepat di kepala Singto hingga membuat kepala pria itu berdarah, bahkan botol yang terbuat dari kaca itu hancur karenanya. Singto memegangi kepala nya yang terasa sakit.

Saat ia lengah pria itu langsung membalikkan keadaan dengan menghajar habis-habisan Singto hingga Singto tak sadarkan diri lalu pria itu pun kabur. Di sisa kesadaran nya Singto bertekad akan tetap mencari pria itu meskipun sampai ke lubang cacing dan akan memberikan nya sebuah kehidupan yang dimana pria itu sendiri akan memohon untuk kematian nya.

Pertama kali Singto membuka mata nya ia melihat sosok Krist sedang duduk di sebelah nya dengan tatapan lurus pada nya. Singto terkejut, apakah ia bermimpi? Tapi ia merasakan sekujur tubuh nya sakit, itu artinya ia tidak sedang bermimpi. Tapi bagaimana bisa?

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang