Ex-Villain (#1)

219 27 9
                                    

Singto tak pernah membayangkan hal mengerikan itu menimpa diri nya dan juga Krist. Kejadian itu begitu sangat cepat, Singto dengan pakaian yang berantakan nya langsung terjatuh bersimpuh saat melihat 'suaminya' sudah tak bernyawa dengan bersimbah darah di apartemen mereka.

Dunia Singto seakan hancur detik itu juga. Jiwa nya seakan pergi meninggalkan raga nya saat melihat tubuh pria tercinta nya sudah tak bernyawa di depan mata nya sendiri.

Krist tewas terbunuh.

Pemakaman Krist di langsungkan sehari setelah tragedi mengerikan itu. Sampai sekarang Singto belum tau siapa yang sudah membunuh Krist, dan apa alasan di balik niatnya itu. Tangan Singto mengepal dengan kuat, walaupun wajah nya tenang tak berekspresi, nyata nya pria itu memendam amarah yang cukup besar hingga kapan pun siap meledak bagaikan bom.

Jack mengusap pundak menantu nya itu, mencoba memberikan kekuatan meskipun dirinya pun benar-benar terpukul atas kematian anak semata wayang itu. Apalagi kematian nya dengan cara yang sangat kejam.

Selesai dari pemakaman, Singto langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju ke sebuah tempat yang dimana tak semua orang tau tentang tempat itu. Sampai di sana Singto langsung mengamuk dan melampiaskan semua amarah nya, dia menghajar setiap orang yang mencoba menghalangi tujuan nya untuk bertemu dengan seseorang.

Seorang pria dengan cepat menodongkan pistol kearah Singto saat pria itu ingin mendekat, namun di hentikan oleh sosok pria yang tengah duduk tenang di kursi nya.

"Biarkan dia." ucap nya yang seolah seperti perintah, hingga pria yang menodongkan pistol itu pun menurunkan pistol nya.

"Selamat datang kembali di rumah, Singto." ucap pria itu memberikan sambutan pada Singto yang sudah berantakan karena menghajar habis semua orang tadi.

"Jangan berbasa-basi padaku! Katakan padaku kenapa kau membunuh nya?! KENAPA KAU MEMBUNUH KRIST!!" teriak Singto dengan penuh amarah. Mungkin jika bisa melihat, Singto bagaikan kobaran api yang mampu membakar siapapun sekarang.

Pria paruh baya itu berdiri, berjalan mendekat pada Singto dengan tenang.

"Apa kau pikir aku yang membunuh nya?" tanya pria paruh baya itu.

"Jika bukan kau lalu siapa? Bukan kah kau menentang keputusan ku untuk keluar dari anggota ini!!"

Mata tajam Singto menatap pada pria itu, sangat dalam dan menusuk. Namun pria paruh baya itu tetap bersikap santai, tak ada rasa takut sedikit pun pada Singto.

"Jika aku ingin membunuh nya, kenapa baru sekarang aku melakukan nya. Kenapa tidak dari awal saja aku membunuh nya?"

Singto terdiam dengan perkataan pria paruh baya itu. Dia membenarkan itu, jika memang pria itu ingin membunuh Krist, kenapa tidak dari awal saat Singto memutuskan untuk keluar dari anggota dan menikah dengan Krist. Kenapa baru sekarang?

Pria paruh baya itu mendekati Singto, menepuk pelan pundak pria itu. "Aku memang seorang penjahat, dunia ku kotor dan kejam, tapi aku tidak se-hina itu untuk membunuh menantu ku sendiri. Kau yang paling mengenalku Sing, apapun akan ku lakukan demi kebahagiaan mu."

"Jika bukan kau, lalu siapa?!!" tanya Singto.

Pria itu menatap Singto dengan lekat.

"Aku tidak tau, tapi aku akan tetap membantu mu untuk mencari tau siapa yang telah membunuh menantu ku itu."

Singto kembali setelah ia menemui pria paruh baya yang tak lain adalah ayah angkat nya sendiri. Ya, Singto adalah anak angkat dari seorang pria bernama Rare Suthiluck dimana pria itu adalah ketua mafia. Sebelum mengenal Krist, Singto adalah anggota mafia sama seperti ayah angkat nya, ia sangat kejam karena tak membiarkan mangsa nya lolos. Karena itu lah ayah nya memberi nama nya dengan Singto yang artinya adalah Singa, karena Singto seperti Singa yang tak pernah melepaskan mangsa nya begitu saja sebelum ia berhasil menyantap nya.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang