Vampire (#1)

232 22 2
                                    

Singto menutup novel nya lalu menatap teman nya, New, yang sedang sibuk dengan game tsum-tsum nya. "Oi New!! Menurutmu apakah vampire itu ada?"

New mengernyitkan dahi nya mendengar ucapan konyol dari teman nya itu. "Ada. Di dalam novel bodoh mu itu!"

Singto mencebikkan bibir nya kesal. "Aku serius New."

New menghembuskan nafasnya. Ia menatap lekat sosok Singto yang duduk di depan nya. "Dengarkan aku, berhentilah membaca novel tentang hal yang seperti itu, otak mu sudah tidak waras."

Lagi, Singto hanya diam dengan wajah kesal nya karena respon New yang selalu mencibir nya. Sebenarnya Singto pun tak tau kenapa ia bersikap seolah ia begitu tertarik dengan makhluk mitos itu.

Singto berjalan menuju rumah nya ketika langit sudah menggelap, hal biasa bagi nya. Tapi entah kenapa malam ini terasa berbeda, hawa dingin begitu terasa menusuk kedalam kulit nya. Bahkan ia tak pernah merasa se-waspada ini.

Tubuh Singto menegang, bulu kuduk nya merinding saat ia tak sengaja melihat bayangan hitam melewati nya dengan cepat, seperti hembusan angin.

"A-apa itu?" panik Singto. Jujur saja, Singto itu bukan tipikal pria penakut, tapi jika sudah kejadian pada dirinya sendiri tentu saja ia takut. Ia memutuskan untuk langsung berlari menuju rumah nya dan mengunci pintu rapat-rapat.

Pagi nya Singto bangun tepat waktu seperti biasanya. Dia bersiap untuk pergi ke kampus nya karena ia ada kelas pagi. Keluar dari bus, Singto berjalan masuk ke dalam lingkungan kampus dan menyusuri tiap lorong nya.

Singto masuk ke dalam kelas nya, dan seperti biasa New belum datang. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatian nya, sosok pria dengan kulit putih pucat yang duduk di pojok sana. Siapa? Singto belum pernah melihat nya selama ini.

"Pagi bro!!" sapa New dengan merangkul pundak Singto yang langsung di tepis oleh pria tan itu.

"Siapa dia?" bisik Singto pada New.

New mengikuti arah pandang Singto yang menatap sosok pria putih yang duduk jauh dari mereka. "Oh, itu Krist. Mahasiswa baru, pindahan dari Universitas K."

Singto dan New langsung duduk di tempat mereka masing-masing saat dosen masuk kedalam kelas. Singto sempat melirik sejenak pada sosok pria yang ia tau namanya Krist, dan ternyata pria itu membalas tatapan nya membuat Singto langsung mengalihkan pandangan nya.

Saat istirahat Singto terus memikirkan tentang Krist, sedang kan New sudah sibuk dengan makanan yang dipesan nya. Singto terus berpikir bagaimana ada orang yang memiliki kulit putih pucat layak nya vampir? Singto menggeleng. Ia pasti sudah gila karena sudah berpikir kalau Krist adalah vampir.

"Kau kenapa?" tanya New yang mendongak untuk menatap Singto karena pria itu tak menyentuh makanan nya.

"Tidak ada. Lanjut kan saja makan mu itu."

New menggidikkan bahu nya dan mengacuhkan Singto yang kembali melamun.

Singto melihat sosok Krist yang tengah berjalan dengan beberapa orang lalu masuk kedalam kantin. Mata mereka saling melirik namun Krist lebih dulu memutuskan nya. Singto bisa melihat Krist yang terdiam tak menimpali obrolan teman-teman nya yang Singto juga merasa tak kenal.

"Oi Sing!!" teriakan seseorang membuat Singto terkejut hingga mendelik kesal. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Sedang apa kau disini?" ketus New menatap sosok pria dengan kulit yang sama dengan milik Singto.

"Respon mu jelek sekali padaku Hin."

"Perduli setan!"

Tay, terkikik geli melihat kekasih nya yang kesal karena selama ini Tay sibuk dengan tugas kuliah nya dan berakhir dengan mengabaikan kekasih nya itu. Tapi Tay tidak benar-benar mengabaikan pria itu, karena ia sudah meminta tolong pada Singto untuk mengawasi kekasih nya itu.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang