Vampire (#2)

150 22 2
                                    

Krist dan Singto semakin terlihat dekat dan bahkan Singto mulai jatuh cinta pada pesona pria manis itu. Apalagi saat ia mengetahui satu kenyataan bahwa ia dan Krist adalah sepasang kekasih dulu nya. Ia mulai kembali menjatuhkan hati nya pada Krist. Dan tentu saja di terima dengan senang hati oleh Krist.

Hari ini Krist mengajak Singto untuk datang ke rumah nya, yang tak lain adalah kediaman Sangpotirat.

"Singto! Mau kemana kau?" New mencekal pergelangan tangan Singto agar pria itu berhenti.

"Aku akan pergi ke rumah Krist." balas nya.

New melirik pada Krist yang sedang tersenyum manis, setelah itu New membuang kembali pandangan nya. Ya, semenjak New tau mengenai hubungan Singto dan Krist membuat New kerap kali mencoba menghalangi Singto untuk dekat dengan Krist. Walaupun pada akhirnya usaha New berbuah kegagalan, dan justru membuat hubungan pertemanan nya dengan Singto merenggang.

"Sing, dengar kan aku. Kau tidak boleh pergi!"

"New cukup! Ada apa dengan mu?" sentak Singto.

New mengerjapkan mata nya. "Aku khawatir padamu Sing. Kau seharusnya tidak dekat dengan makhluk berbahaya ini."

"Jaga ucapan mu New!!"

Singto benar-benar tidak suka dengan kelakuan New yang selalu menjelekkan Krist semenjak ia tau rahasia Krist yang seorang vampir.

"Dengan atau tidak izin mu, aku akan tetap pergi dengan Krist!" mutlak Singto dengan ekspresi wajahnya yang membuat New terdiam.

"Ayo Krist." Singto menarik tangan Krist untuk menjauh dari New.

Krist menoleh kan kepala nya untuk melihat New, lalu sebuah senyum tercetak di bibir vampir itu. New menggertak marah, tangan nya mengepal erat.

New merogoh ponsel nya dan menghubungi seseorang. "Kita bergerak sekarang!"

Tidak akan ku biarkan kejadian itu terulang kembali....

Mobil yang di kendarai Singto berhenti di depan sebuah rumah dengan nuansa hitam yang di penuhi oleh kaca, dan di kelilingi pepohonan besar yang menghalangi cahaya matahari.

Sejenak Singto merasa tertegun dengan rumah Krist.

"Ayo." Krist menyentuh lengan Singto dan mengajak nya masuk ke dalam.

Kedatangan Singto di sambut ramah oleh kedua orang tua Krist dan juga saudara nya yang lain. Krist adalah anak keempat dari lima bersaudara.

"Selamat datang di rumah kami. Perkenalan namaku Arm, aku kakak pertama Krist." seorang pria dengan senyum ramah nya mencoba berjabat tangan dengan Singto dan dibalas oleh Singto.

"Singto."

"Aku Off, kakak kedua Krist."

"Singto."

"Aku Gun, kakak ketiga Krist."

"Singto."

Dan tibalah saat Singto akan berkenalan dengan si bungsu di keluarga Sangpotirat. Singto merasakan aura dingin yang begitu tidak enak untuk di terima tubuh nya.

"Dia Bright! Dia adikku, sifat nya memang seperti itu. Maafkan dia." Krist maju dan mewakili Bright yang hanya diam memandang Singto dengan tatapan aneh.

Singto hanya mengangguk.

Di awal semua nya nampak baik-baik saja, namun ada sesuatu yang mengganggu Singto sejak tadi. Yaitu tatapan Bright yang sangat tajam pada nya, seolah ia sedang di jadikan santapan di sana.

Hingga Singto yang saat itu sedang mengupas buah apel tak sengaja menggores jari nya dengan pisau hingga membuat jari nya mengeluarkan darah dan membuat semua yang ada di sana merespon cepat.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang