Affair (#2)

236 27 15
                                    

"Nath!! Sayang kamu dimana?" Singto benar-benar ketakutan saat ia kehilangan putri nya di mall karena menerima telfon dari seseorang.

Di mall yang sangat luas, dimana Singto bisa menemukan anak kecil itu?

Di tempat lain seorang anak perempuan dengan dress berwarna peach dengan rambut panjang nya yang di ikat seperti ekor kuda itu menangis ketakutan saat menyadari ayah nya tidak bersama dengan nya.

Krist yang sedang melihat lihat pun langsung menghampiri anak itu karena tak ada satu orang pun yang perduli pada nya.

Krist membawa anak itu untuk duduk di kursi yang tak jauh dari tempat mereka. Ia mengusap air mata anak itu. "Jangan menangis lagi oke? Aku akan membantu mu mencari ibu mu."

Anak itu mengangguk.

"Nama ku Krist. Dan kau?"

"NATH!!"

Belum sempat anak itu menjawab pertanyaan Krist, seseorang berlari kearah mereka dan langsung memeluk erat anak itu.

"Astaga sayang, ayah mencari mu. Jangan pergi tanpa sepengetahuan ayah lagi oke?"

"Maaf ayah."

"Krist?!"

Krist tersenyum pada sosok pria itu. "Hai Sing. Apa kabar?"

"Kabar ku, tidak baik setelah berpisah darimu, cukup baik." balas Singto.

Krist sedikit tidak enak dengan tatapan Singto yang menatap nya dengan begitu lekat.

"Bagaimana dengan mu? Kau terlihat, semakin cantik." ucap Singto.

Krist mendelik. "Aku pria jika kau lupa."

Singto terkekeh pelan, Krist masih seperti dulu, masih marah jika di puji cantik.

"Apa ini putri mu? Dia sangat cantik seperti ibu nya." puji Krist pada anak itu.

"Krist!"

"Ya?"

"A-aku, aku merindukan mu."

DEG!!

"Aku sadar jika Noina tidak benar-benar tulus mencintai ku, dia hanya menginginkan status sebagai nyonya Ruangroj dan menghambur-hamburkan uang untuk merawat diri nya sendiri. Ia bahkan tidak mau merawat Nath seperti seorang ibu. Aku minta maaf, aku menyesal telah melakukan semua itu pada mu. Aku–"

"Lupakan saja. Semua nya sudah terjadi, lagipula sekarang kau sudah memiliki seorang anak yang cantik. Jadi, ku harap kau tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kali nya Sing."

"Krist, jika aku ingin kita kembali, bisakah–"

"Maaf, tapi aku–"

"PAPA!!"

Krist dan Singto langsung menoleh saat seorang anak laki-laki berlari menghampiri Krist.

"Sky! Jangan lari, nanti kau jatuh!" ingat Krist pada anak laki-laki itu.

Anak itu tertawa menggemaskan. "Maaf papa."

Krist mengangguk. "Jangan di ulangi lagi oke?"

Singto terdiam dengan wajah yang tak bisa di mengerti, banyak pertanyaan yang kini muncul dalam kepala nya saat melihat anak kecil laki-laki itu. Rasanya sangat familiar, tapi lebih dominan seperti Krist.

Mungkin kah Krist sudah menikah dengan seorang perempuan? Tapi rasanya mustahil mengingat Krist gay, tidak seperti dirinya yang biseksual.

"Oh Tuhan... Aku hampir saja menelpon polisi." seorang pria dengan tubuh tinggi dan kulit tan, serta rahang nya yang tegas, juga jakun nya yang menonjol begitu sangat menggoda siapapun yang melihat nya.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang