Jembatan janji (#2)

138 22 1
                                    

Pagi itu Krist mendekati meja Singto dan memberikan paperbag yang berisi barang milik Singto.

"Milik mu. Kemarin tertukar dengan milik ku."

Singto pun teringat, ia langsung mengambil buku milik Krist di tas nya dan bertukar dengan barang milik nya yang ada pada Krist. Setelah itu Krist langsung kabur kembali ke tempat nya, ia menutup wajah nya menggunakan buku pelajaran dengan sengaja.

Singto hanya terkekeh dalam hati melihat tingkah pria itu yang menurut nya aneh tapi juga lucu di mata nya. Singto membuka paperbag itu dan menemukan buku milik nya, tapi ia mengernyit melihat ada amplop di dalam nya.

AKU MENUNGGU MU DI JEMBATAN BIASANYA DI TANGGAL 14 FEBRUARI.

KRIST PERAWAT.

Singto melirik Krist yang menyembulkan wajah nya dari balik buku, melirik nya sebentar, lalu kembali menyembunyikan wajah nya lagi.

Jam istirahat Krist duduk bersama dengan New dan juga Gun. Mereka mengobrol seperti biasa, hanya saja pembahasan kali ini tentang tradisi memberi cokelat di hari valentine.

"Aku akan memberikan cokelat pertama ku untuk kak Off." ucap Gun dengan antusias.

"Eum, aku akan memberikan nya pada Tay meskipun dia tidak menyukai manis, tapi aku akan tetap memberikan cokelat pertama ku pada nya." timpal New.

Saat kedua teman nya sedang asik membicarakan perihal cokelat, Krist justru sibuk dengan pikiran nya sendiri.

Meminta nya bertemu di tanggal 14 Februari, pasti Singto tau maksud ku bukan? Astaga, malu sekali. Tapi kalau bukan hari itu, aku tidak tau akan sampai kapan diam seperti ini dan tidak berani mengatakan nya.

Hari ini tepat tanggal 14 Februari. Krist bisa melihat dengan jelas banyak sekali orang yang memberikan cokelat pada Singto. Krist menunduk dan memilih pergi dari kelas, rasanya ia tidak sanggup melihat banyak nya orang yang mendekati Singto.

"Krist!!"

Alia? Kenapa?

"Apa Singto ada di dalam?"

Wajah Krist yang semula bete, kini justru semakin bete karena perempuan bernama Alia itu.

"Ada didalam." balas Krist yang sedikit jutek.

Alia melongok sebentar lalu kembali menatap Krist dengan wajah ragu. Krist menyadari jika ada sesuatu yang ingin di katakan perempuan itu, jadi ia bertanya.

"Ada apa?"

"Eum, aku berniat memberikan cokelat ini pada Singto. Tapi tidak di dalam kelas ataupun di area sekolah, aku takut kejadian festival lalu kembali terulang. Rasanya malu sekali."

"Jadi?"

"Aku tidak tau harus kasih cokelat nya dimana. Krist bisa bantu tidak?"

Krist terkejut. Membantu Alia bertemu dengan Singto? Bukan kah sama saja seperti membuat hati nya sakit. Tapi, Krist juga seolah sadar jika tidak mungkin kalau Singto akan datang untuk menemui nya hanya karena sepucuk surat itu.

Apa yang Krist pikirkan kalau ia akan bisa mengatakan perasaan nya pada Singto. Apa yang Krist pikirkan hingga ia berani berharap kalau Singto akan membalas perasaannya? Dia terlalu takut dan akhirnya menghakimi dirinya sendiri.

Apa Alia akan mengatakan perasaan nya pada Singto? Jika iya, lebih baik ku biarkan saja. Lagi pula, walaupun kami sudah janjian akan bertemu di jembatan sore nanti, tapi sifatnya sepihak. Tidak ada jaminan kalau Singto akan datang bukan?

Sore itu Krist berjalan pulang ke rumah nya, pikiran nya terus berkecamuk mengenai ucapan Alia yang ingin memberikan cokelat pada Singto. Itu benar-benar membuat perasaan nya sedih.

Pertemuan nya dengan Alia tadi berakhir dengan Krist yang memberitahu Alia kalau ia dan Singto memiliki janji temu di jembatan arah rumah mereka, jadi perempuan itu bisa menemui Singto di sana.

Aku tidak yakin Singto akan datang. Alia maafkan aku. Dia tidak mungkin datang— tidak! Ini tidak mungkin. Singto datang!

Mata Krist terbuka lebar kala melihat Singto yang sedang berdiri dengan punggungnya yang bersandar di pembatas jembatan. Krist tidak menyangka jika pria itu menyempatkan untuk datang.

"Singto!"

Krist langsung bersembunyi saat Alia datang mendekati pria itu. Krist bersembunyi di balik pohon yang tumbuh di dekat jembatan sana. Ia sedikit menyembulkan kepala nya untuk melihat apa yang terjadi di atas jembatan sana.

Krist memang tidak bisa mendengar perbincangan kedua nya, tapi Krist bisa melihat dengan jelas jika mereka berdua tersenyum bersama. Dan Krist menyadari bahwa ia adalah orang terbodoh di dunia karena merelakan cinta nya justru di rebut orang lain. Krist tau senyuman itu, apalagi saat Singto menerima hadiah yang diberikan oleh Alia dengan wajah merona nya yang dibalas usakan di puncak kepala nya oleh Singto, Krist sudah tau jelas akhir dari semua nya.

Sakit sekali. Rasanya sangat sakit.

Air mata nya terjatuh begitu saja. Krist kalah. Ia mengalah dan justru menjadi orang bodoh dengan membiarkan orang lain menggantikan posisi nya.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang