Cemburu

243 29 1
                                    

Seperti biasanya, Singto dan Krist selalu berangkat ke sekolah bersama. Tapi pagi ini Krist terlihat gugup karena ia ada ujian harian, namun semalam ia justru asik bermain game hingga lupa untuk belajar.

Singto yang sedang menyetir sedikit melirik pada Krist yang duduk di samping nya. Pria manis itu ternyata sedang sibuk mempelajari materi yang memungkinkan akan muncul di ujian nanti.

Melihat raut wajah Krist membuat Singto mengulurkan sebelah tangan nya untuk menyentuh tangan Krist. Hal itu jelas membuat Krist menoleh bingung padanya. Tapi Singto justru tersenyum sejenak sebelum ia kembali fokus ke depan.

"Tenang lah. Jika kau gugup seperti itu, kau tidak akan menangkap materi apapun."

"Tapi hari ini ujian nya, dan aku belum belajar sama sekali."

"Aku tau, tapi jika kau belajar seperti itu kepala mu akan pusing."

Singto mencoba menenangkan Krist yang sedang gugup akan menghadapi ujian. Ibu jari nya mengusap lembut punggung tangan Krist, berusaha menyalurkan rasa tenang itu.

Sampai di sekolah Singto mengantar Krist sampai Kelas nya. Kelas mereka berdua tentu nya berbeda mengingat Singto adalah kakak kelas nya.

"Ingat, jangan gugup dan jangan terburu-buru. Hadapi ujian mu dengan santai saja, oke?"

Krist awal nya ragu, tapi setelah itu dia mengangguk. "Em, akan ku coba."

Singto tertawa kecil sambil mengacak pelan puncak kepala Krist yang langsung memberikan efek begitu dahsyat bagi jantung Krist yang selalu lemah ketika menyangkut tentang Singto.

"Bagus! Istirahat nanti akan ku traktir bagaimana?"

"O-oke." gugup Krist yang sekuat tenaga ia tahan.

Singto pamit untuk pergi ke kelas nya, dan Krist pun masuk ke dalam kelas. Dan detik yang di tunggu pun akhirnya datang juga, Krist menghadapi ujian itu dengan gemetar awal nya, namun ia mengingat perkataan Singto yang entah kenapa membuat nya tenang.

Setelah beberapa waktu, ujian pun selesai dan bel istirahat sudah berbunyi. Krist buru-buru langsung pergi ke kantin setelah ia menerima pesan dari Singto jika pria tan itu sudah ada di kantin lebih dulu.

Krist ingin menyapa Singto namun ia tahan karena ternyata pria itu sedang mengobrol dengan mantan pacar nya yang terlihat makin cantik saja. Bahkan kedua nya terlihat saling melempar candaan dan tertawa bersama.

Entah mengapa, Krist merasa sesak seperti ada yang menghantam dada nya dengan benda yang keras. Tak ingin mengganggu Krist pun memilih membatalkan rencana nya untuk menghampiri Singto dan memilih pergi ke rootrof sekolah.

Tanpa terasa bulir-bulir bening jatuh di atas pipi Krist, dengan cepat ia menghapus air matanya itu. Krist menghela nafas panjang, mencoba mengendalikan perasaan nya yang tak menentu.

"Sesak..." lirih nya dengan menyentuh dada nya.

Jam sekolah selesai. Di perjalanan menuju tempat parkir Singto terus bercerita banyak hal, namun Krist hanya diam sambil menunduk, pikiran nya melayang ke arah kejadian saat di kantin tadi mungkinkah Singto masih menyukai mantan nya itu? Dan berharap kembali bersama lagi. Pikir nya.

Hati nya kembali terasa sakit saat mengingat tatapan Singto pada perempuan itu tadi. Krist bertanya-tanya pada hati nya apakah aku cemburu? Tapi, apa hak ku untuk cemburu? Aku bukan siapa-siapa bagi nya, selain hanya seorang sahabat dan juga junior di sekolah.

Lagi, Singto melirik pada Krist dan di buat bingung dengan pria di samping nya karena sejak tadi Krist hanya menunduk dan diam.

"Kau kenapa?" tanya Singto tanpa mengalihkan pandangan lurus nya.

Krist yang tersadar dengan pertanyaan Singto hanya menggeleng pelan. "Tidak apa-apa."

Mendengar jawaban dari Krist, Singto langsung menepikan mobil nya dan berhenti membuat Krist kebingungan.

"Kenapa?" tanya Krist bingung.

Singto melepas seatbelt nya dan berbalik badan menghadap pada Krist. "Harus nya aku yang bertanya padamu. Kau kenapa? Istirahat kau tidak datang, padahal aku sudah menunggu mu. Lalu sejak tadi kau selalu menundukkan kepala mu dan juga lebih banyak diam. Ini bukan seperti Krist ku."

"Aku tidak apa-apa. Bukan kah aku sudah memberitahu mu aku tidak ke kantin karena mendadak perut ku sakit."

Krist jelas berbohong soal perut nya yang sakit. Jelas-jelas pria itu tadi datang ke kantin, namun karena ia melihat Singto yang sedang sibuk jadi ia memilih pergi. Krist tak mau mengganggu pria itu.

"Oke, tapi kenapa kau tidak mau aku menemani mu di UKS, tapi justru Mike yang menemani mu?!" sedikit ada nada tinggi yang Singto pakai saat ia mengucapkan nama seseorang yang Krist ketik di pesan untuk nya tadi.

"Ya, karena saat itu dia yang sedang berjaga di UKS. Kau itu kenapa?" ucap Krist.

Singto menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya perlahan, mencoba membuat diri nya merasa tenang kembali. Untuk alasan nya, Singto bisa menerima karena Mike memang anggota kesehatan. Tapi Singto kesal karena diri nya tau jika Mike itu menyukai Krist.

"Krist, sebenarnya aku itu apa bagi mu?"

Pertanyaan Singto tentu saja membuat Krist terkejut kebingungan.

"Apa maksud mu?" tanya Krist.

"Jawab saja! Apa aku bagi mu?" desak Singto.

Krist menelan ludah nya susah. Harus jawab apa dia? Jujur saja, Krist ingin menjawab jika Singto lebih dari sekedar sahabat dan juga senior nya. Tapi lagi-lagi harus ia tahan karena Krist belum siap merasakan patah hati karena cinta nya di tolak.

"Tentu saja sahabat ku." jawab Krist dengan lantang namun tersirat kesedihan dalam ucapan nya.

"Hanya itu?" tanya Singto.

Krist mengangguk pelan.

"Setelah semua yang ku lakukan, perlakuan ku padamu. Apa hanya itu aku bagi mu?"

"Huh?"

"Krist! Tak bisa kah kau melihat hal itu dalam diri ku?"

"Hal apa? Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"

"KRIST AKU CEMBURU!! APA KAU TIDAK BISA MELIHAT NYA?!" teriak Singto frustasi.

"A-apa?"

Singto meraih kedua bahu Krist lalu menghadapkan pria itu agar menatap dirinya.

"Lihat aku baik-baik, dan dengarkan apa yang ingin ku katakan padamu."  Singto menunduk sejenak, Krist masih diam dan menunggu kelanjutan dari apa yang akan di lakukan oleh Singto. "Aku cemburu saat kau dekat dengan orang lain, entah itu wanita atau pun pria. Aku cemburu saat kau tersenyum di depan semua orang, dan aku cemburu saat perhatian mu tidak pada ku."

"T-tapi, apa alasannya?" tanya Krist.

Singto menatap wajah Krist, tangan nya menyentuh kedua sisi wajah Krist dan menarik nya hingga bibir kedua nya saling menempel. Mata Krist jelas melotot kaget dengan apa yang terjadi, otak nya bahkan menjadi blank seketika.

Singto melepaskan ciuman nya. "Alasan nya karena aku mencintaimu." ungkap Singto dengan nada lirih tepat di depan wajah Krist.



















Update!!!

Happy New Year semua nya...🥳 Semoga 2023 menjadi tahun yang lebih baik lagi dibanding yang sebelum nya.

Ah,,, seneng banget bisa update lagi hehehe.

Singto Krist (mini story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang