Chap 2~ Si Tukang Nyuruh

265 34 17
                                    

Typo✌

Happy reading

*
*

"BRAAAKKK!!"

Bunyi daun pintu yang didorong kasar dari luar, berhasil membangunkan Jennie dari tidurnya yang lelap.

Samar-samar karena masih dilanda rasa kantuk, manik mata Jennie menangkap sesosok pemuda yang kini berdiri dimuka pintu sambil menatap kearahnya. Rupanya semalam ia lupa untuk mengunci pintu kamarnya sehingga orang lain bisa masuk dengan mudahnya. Ceroboh memang.

Jennie mengucek matanya, berusaha untuk bangun dan mendudukkan dirinya dikasur. Ia menyingkapkan sedikit selimutnya, yang menutupi tubuh bagian atasnya. Saat ini ia mengenakan piyama berbahan satin dengan ukuran piyama yang sangat pas dibadan, sehingga bentuk tubuhnya dapat tercetak dengan jelas. Kain satin yang lembut dan tidak terlalu tebal itu membuat dua buah bulatan indah di dadanya tercetak sempurna dihadapan pemuda yang kini menatap lekat ke bagian tersebut.

Pemuda itu tak lain adalah Yoongi yang kini menelan ludahnya kasar karena disuguhi pemandangan indah di pagi hari. Suatu pemandangan yang belum pernah ia saksikan sebelumnya selama dua puluh dua tahun ia hidup dan tinggal dirumah yang ia tempati bersama kedua orang tuanya itu.

"Yoongi, kau mau apa? Kenapa masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu dulu?" tanya Jennie yang belum menyadari kemana arah pandangan mata Yoongi saat ini.

Yoongi yang tersadar dari lamunan kotornya, buru-buru mengalihkan pandangannya ke wajah Jennie sambil menjaga mimik wajahnya agar tak terlihat mesum.

"Untuk apa aku harus mengetuk pintu segala? Ini kan rumahku!" balasnya sinis.

"Iya, aku tahu. Tapi emangnya kau tidak pernah diajarkan tentang sopan santun atau etika bagaimana jika ingin masuk kekamar pribadi orang lain?"

"Ck! Berisik! Jangan sok menasehatiku! Nih ambil!!" Yoongi melemparkan sepasang sepatu miliknya kearah Jennie yang masih berada tempat tidur tanpa aba-aba, membuat Jennie yang belum siap menangkapnya malah kelimpungan dan kesakitan saat sepasang sepatu itu mengenai dadanya.

Jennie meringis kesakitan sambil memegangi dadanya yang terkena lemparan sepatu, namun tentu saja ia hanya menyilangkan kedua tangannya didepan dada tanpa menyentuh dua bulatan indah miliknya. "Sakiiitt!!" rintihnya.

Yoongi yang tak perduli, hanya fokus pada kedua bulatan indah milik Jennie, namun tentu saja ia tak akan menyentuhnya meskipun ia ingin.

"Heh! Cepat kau bersihkan sepatuku sekarang, karena mau kupakai untuk pergi kuliah!" Yoongi berlalu dari depan muka pintu kamar Jennie, tanpa menutup lagi pintu tersebut.

Jennie menatap nanar kepergian Yoongi yang kini kembali ke kamarnya sendiri yang tepat berada disebelah kamar Jennie.

Pandangannya kini beralih pada sepasang sepatu milik Yoongi yang kini tergeletak tak beraturan diatas tempat tidurnya. Kotoran yang rontok dari sepatu itu pun nampak mengotori selimut dan juga sprei kasurnya. Padahal baru semalam ia menggunakan selimut dan sprei yang disediakan oleh Ny. Min itu.

Ia melihat kearah jam dinding yang saat ini menunjukkan pukul 05.30 pagi. Ia menghela napas lelah.

"Kenapa aku malah jadi tampak menyedihkan seperti ini? Apakah dia sungguh-sungguh ingin menjadikan ku jongosnya? Uuhh...dasar bocah manja, keterlaluan!! Lihat saja nanti apa yang akan kulakukan untuk membalas perbuatanmu ini!!"

Dengan hati kesal, Jennie pun bangkit dari atas tempat tidurnya. Ia mengambil sepatu Yoongi dari atas kasur, lalu membersihkan tempat tidurnya dari kotoran sepatu Yoongi tadi.

Lalu setelahnya, ia menutup pintu kamarnya, mematikan lampu tidurnya, menyingkapkan tirai jendela dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Sepatu Yoongi ia biarkan tergeletak dibawah meja nakas, tanpa ingin ia bersihkan sedikitpun.

Love Me, Don't Hurt Me (YoonNie) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang