Chap 47 ~ Kebohongan Mino

73 13 10
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Setelah Mino tiba di depan pintu utama, ia memeriksa melalui layar monitor, dan saat ia mengetahui siapa orang yang berada diluar pintu, ia pun terbelalak kaget.

"Aigoo! Aishh! Yoongi-yaa! Kenapa dia malam-malam begini harus kemari sih? Dia pasti ingin menjemput Jennie! Enak saja! Tidak akan ku biarkan!" Batin Mino.

Mino pun memilih kembali ke ruangan kamarnya. Namun bel pintu tersebut kembali berbunyi berulang-ulang kali.

"Yakk! Mino-yaa! Cepat buka pintunya! Aku tahu kau menyembunyikan Jennie di dalam, jadi cepat buka pintunya!" Yoongi yang kesal karena Mino tak kunjung membuka pintu untuknya, kini mulai berteriak sambil menendang-nendang pintu apartemen Mino tersebut.

Kesal dengan suara berisik dari bel yang terus berbunyi, Mino malah memilih menutup telinganya menggunakan bantal.

Namun karena Yoongi terlalu berisik, akhirnya satu per satu dari para tetangga Mino yang berada di lantai tersebut pun keluar dan menegor Yoongi.

"Yakk! Anak muda! Jangan berisik! Kau mengganggu kami!" Salah seorang Ahjumma memarahinya.

"Iya, pergi sana, jangan membuat keributan disini!" Timpal yang lainnya.

"Kau tidak tahu apa sekarang sudah jam berapa? Tidak seharusnya kau bertamu diwaktu yang hampir tengah malam seperti ini!"

"Cepat pergi, atau kalau tidak kami akan melaporkanmu ke polisi!"

Para tetangga yang merasa terusik itu mulai memarahi dan mengusirnya, sehingga Yoongi pun terpaksa harus pergi dari apartemen tersebut dengan kecewa karena tidak berhasil membawa Jennie pulang bersamanya.

Menyadari bel pintunya sudah tak berbunyi, Mino pun merasa lega. Sedangkan Jennie, masih terus bertanya-tanya mengenai siapa yang tadi datang. Karena Jennie memang bisa mendengar bunyi bel serta suara pintu yang di tendang dari luar, namun sayangnya suara Yoongi tak dapat terdengar hingga ke dalam kamarnya yang berada dilantai dua.

***

Keesokkan paginya Mino masuk ke dalam kamarnya yang kini ditempati oleh Jennie, sambil membawakan sarapan untuk gadis itu.

Dan lagi-lagi Jennie memasang tampang sinis pada Mino, sebagai tanda dirinya tak terima di kurung seperti ini di dalam kamar Mino.

"Ini sarapan untukmu," ucap Mino. Sama seperti kemarin, Mino pun meletakkan nampan berisi makanan dan segelas air mineral yang dibawanya di atas sebuah meja.

Jennie menghela napas lelah, sama sekali tak berselera melihat menu sarapan yang dibawa Mino. Namun bagaimanapun ia harus memakannya juga nanti, demi memiliki kekuatan untuk menghadapi persidangan.

"Semalam siapa yang datang?" Tanya Jennie kemudian.

Mendengar itu, Mino menelan ludahnya kasar. Sebenarnya ia sudah menduga bahwa Jennie juga pasti mendengar suara bunyi bel semalam, namun Mino tak ingin membahasnya.

"Tidak ada," jawab Mino dengan tampang datar. Sebenarnya ia hanya berusaha untuk setenang mungkin.

"Jangan bohong! Semalam aku mendengar ada yang memencet bel berulang-ulang kali di depan pintu apartemenmu."

"O ya? Masa? Aku tidak dengar tuh!" Mino berpura-pura tidak tahu.

"Ck! Suara bel seberisik itu dan terus berulang, masa kau tidak dengar?!" Cibir Jennie, tak percaya.

Mino kembali menelan ludahnya kasar, namun enggan menjawab cibiran Jennie.

"Jangan bohong deh! Aku tahu, kamu pasti dengar!" Lanjut Jennie, masih tak puas dengan jawaban Mino.

Love Me, Don't Hurt Me (YoonNie) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang