Chapter 10

738 89 11
                                    

Seneng banget kalau ada yang komen,jadi semakin seru ngelanjuttinnya. Hehe





Hari ke 2

Arzeno bersiap-siap untuk berangkat kerja, rambut tertata rapi dengan olesan Pomade kemeja putih yang melekat pada tubuh tegapnya benar-benar membuatnya semakin tampan.

"Tuk..tuk. tuk"

"Masuk saja, tidak dikunci"jawab Arzeno mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya

Setelah pintu terbuka Arzeno dapat melihat sosok Nandini  yang terlihat berpakaian santai seperti dress  selutut bercorak bunga-bunga dipadukan dengan cardigan berwarna putih seperti  tak akan pergi kemana-mana dan tentu saja terlihat sangat feminim.

"Kau tidak kerja" tanyanya lembut

Nandini tersenyum

"tidak, aku bukan kerja kantoran seperti mu yang datang dan pergi harus tepat waktu, waktuku fleksibel karena toko itu milikku"

Jawab Nandini

"Yaa....  walaupun penghasilan 3 bulanku tidak sebanding dengan satu bulan mu" tambahnya diiringi tawa ringan


"Jangan tidak bersyukur,kau seharusnya bersyukur atas apa yang kau dapatkan sekarang" ucap Zeno

"Termasuk memiliki suami tampan seperti ku" tambahnya kemudian menatap Nandini dengan senyum menggodanya

"Iya,tapi sayangnya kau menjadi suamiku hanya untuk sementara"

ujar Nandini sambil menunduk

"Nandini"

Panggil Arzeno yang membuat wanita ini mengangkat kepalanya menatap Arzeno

"Tidak ada yang abadi di dunia ini, semuanya hanya bersifat sementara"

"Kau benar" Nandini tersenyum

"ehhmm karena semuanya hanya sementara...."

Nandini berjalan mendekati Arzeno kemudian memasangkan dasi di kemeja pria itu.

"Izinkan aku, memasangkan ini padamu"

Nandini merapikan kerah kemeja Arzeno dan memasangkan dasi itu dengan sangat baik,jarak mereka yang sangat dekat sedikit membuat Arzeno salah tingkah dengan perlakuan Nandini padanya, sesekali Arzeno menatap Istrinya itu yang memperlihatkan wajah sayu sang istri,wajah yang jarang Bahkan tidak pernah menunjukkan rasa kesalnya terhadap Arzeno didepan orangtua Arzeno maupun Paman dan bibinya, walaupun Arzeno sangat sering mengabaikannya.

"Kau berhak bahagia Nandini,kau berhak mendapatkan pria yang lebih baik dariku,pria yang tulus mencintaimu"  gumam Arzeno dalam hatinya

"Bagaimana jika bahagia ku adalah bersamamu, apa kau mau  tetap berada disisiki" batin seakan mendengar isi hati Arzeno sekarang

"Selesai"

ujar Nandini sambil sedikit menepuk-nepuk dada Arzeno karena ada sedikit noda di Jaznya.

"Terima kasih"  Arzeno tersenyum

Jujur Nandini berharap setelah ini Arzeno akan melayangkan  satu kecupan di keningnya seperti yang ia sering ia lihat di film-film, dan sayangnya itu tidak terjadi karena tangan Arzeno hanya menyentuh pipinya saja. sebelum ia pergi meninggalkan kamar itu.


***

H

ari berganti, seperti janjinya Arzeno benar menjemput dan mengantar sang istri setiap kali pergi dan pulang kerja, ke-duanya selaknya pasangan yang akur dan romantis begitulah pandangan orang-orang.

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang