Chapter 11

761 87 5
                                    

Setelah kejadian tadi siang Nandini mengabaikan setiap kali Arzeno mendekatinya, entah itu menanyakan sesuatu atau sekedar hanya  membantunya saja baik bersih-bersih atau memasak, karena kebetulan Bi Ani ART rumah Arzeno sedang pulang ke kampungnya.

Nandini mencari gelas jus, merasa tak menemukan nya di atas meja Nandini langsung membuka lemari gantung.  tumitnya sudah terangkat tapi tangan itu tetap tak sampai untuk meraih gelas tersebut,ia juga malas menarik kursi hanya untuk ini.

tiba-tiba tangan besar meraih gelas itu, ya  Arzeno berada tepat di belakangnya,dan mengambilkan gelas itu untuknya.

"Jika butuh bantuan gunakan mulut mu untuk bicara" bisiknya di telinga Nandini

Nandini berniat membalikkan badannya, menatap Arzeno  lalu pergi dari tempat itu, namun ia salah langkah yang membuat nya terjungkal dan menindih Arzeno.

Arzeno yang masih memegang gelas itupun dengan cepat mendekap perempuan itu dalam pelukannya menghindari pecahan gelas itu.

"Tarrrrr"

Gelas terjatuh pecah belahnya pun berserakan.

Nandini membuka matanya,ia melihat mata Arzeno yang juga menatapnya

"Kau tidak apa-apa?" tanya Arzeno dengan suara beratnya

Nandini menggeleng kemudian bangun dari posisi mereka sekarang,ia melihat siku Arzeno yang terluka dengan sergap Nandini mengambil kotak P3K dan mengobati luka itu lalu menempelnya dengan plester.

"Maaf, membuat mu terluka" lirih Nandini menyesal

"Bukan salahmu,lagi pula ini luka kecil" jawab Arzeno seraya tetap tersenyum.


***

Malam harinya kedua pasutri ini terlihat makan bersama, keduanya nampak lahap menikmati suasana malam ini dan malam ini malam ke enam mereka bersama,tak ada yang membahas tentang ini malam keberapa, kedua nampak ingin menikmati suasana yang terjalin antara mereka kali ini.

Hingga makanan itu habis mereka melanjutkan aktivitas mereka dengan menonton bersama walaupun bukan di bioskop.

Keduanya pun nampak asik bercerita, menceritakan masa sekolah dan kuliah mereka. Arzeno tentu saja menceritakan kepopuleran nya di kalangan kaum hawa. Sedangkan menceritakan kehidupan datarnya saat bersekolah.

“aku akan  sangat malu jika mengatakan tidak pernah menjalin hubungan seperti sepasang kekasih,  mungkin “

ujar Nandini yang tetap menatap televisi itu

“tapi kenyatannya memang seperti itu”

Nandini menghela nafasnya

“dan aku yakin seorang Arzeno pasti memiliki banyak kekasih,  dulu kau kan sangat populer disekolahmu”

Arzeno mentap Nandini bingung

“ bagaimana bisa kau berkata seperti itu? apa kau  sering ke sekolah ku?

Nandini hanya mengangguk polos

Arzeno  mengulum senyumnya

“jadi singkatnya kau sering menguntit  ku?”

“te- tentu saja tidak” Nandini menyangkal

"aku hanya memperhatikan mu dari kejauhan"

"Menatap dari kejauhan lalu mengambil gambar secara diam-diam,itu maksud mu yang dikatakan tidak menguntit?"

Arzeno menatap Nandini dengan Seringainnya

Bagaimana bisa kau mengetahui nya ? Batin Nandini

"Jika kau ingin menanyakan bagaimana bisa aku mengetahuinya, aku menemukan buku diary di bawah ranjang mu dan tidak sengaja membukanya" ujar Arzeno seakan mendengar isi hati Nandini

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang