Chapter 16

411 48 14
                                    

Maaf jika ada typo, akan segera diperbaiki

Haiii malem.... sowry uda lama ga update, soalnya fokus skripsian kemaren-kemaren. Nah sekarang Alhamdulillah udah sidang tinggal revisian aja.

Aku harap masih ada yang menantikan kelanjutan 🍒 ta dari author yang masih banyak belajar ini.

Aku yang ngarang tapi kadang lupa isi bab-bab terdahulu gimana wkwk, jadi maaf jika ada yang membingungkan 🙏

Happy reading ❣️







“ Kamu percayakan sama aku?” Nandini hanya mengangguk karena ia bingung tak tahu harus menanggapi seperti apa. Arzeno merasa tenang karena hubungan mereka kembali membaik, ia berharap kedepannya rumah tangga mereka akan selalu hangat.

“Hah” Spontan Nandini terperanjat karena tiba-tiba serasa melayang di udara saat suaminya itu menggendongnya ala pengantin.

“Plak” pukulan spontan Nandini di lengan pria itu hanya membuat Arzeno tertawa 

“ setidaknya kasih aba-aba, jangan dadakan seperti ini” ucapan Nandini malah semakin membuat Arzeno  menjahilinya dengan sengaja memajukan bibirnya seakan minta ciuman dari wanita itu.

“tup” telunjuk perempuan itu menghentikan perjalanan bibir pria itu

“kenapa di hentikan? bukankah aku sudah memberikan aba-aba jika aku ingin menciummu” Arzeno berujar dengan senyum jailnya yang membuat wajah wanita itu semerah tomat, sontak Nandini memalingkan wajahnya, walaupun akhirnya masih nampak jelas terlihat oleh Arzeno.

“baiklah-baiklah mungkin perempuan dihadapanku ini malu, kalau begitu kita akan melakukannya di kamar saja” ucap Arzeno dengan begitu santai sambil menaiki anak tangga.

Mendengar itu membuat Nandini langsung berbalik menatap suaminya lagi dengan wajah penuh tanda tanya.

“ Kenapa? apa ada yang salah ? bukankah kau istriku dan aku suami mu dan kita suami istri? jadi…aku meminta hak ku sebagai suamimu “

Arzeno mengulum senyumnya setelah mengatakan itu secara blak-blakan sengaja menggoda sang istri.

“ya sudah terserah kau saja” ujar Nandini dengan ketus dan memalingkan mukanya, mendengar iru Arzeno tersenyum penuh kemenangan.











***

02:00 AM
Nandini terbangun dari tidurnya, tiba-tiba dia merasa lapar dan sangat ingin makan nasi goreng buatan suaminya.
“puk..pukk” Nandini menepuk bahu Arzeno   “Zen …bangun….” pintanya
namun laki-laki iti tidak merespon hanya menggeliat sesekali yang membuat Nandini geram, entah kenapa sejak kehamilannya emosinya susah di atur terkadang juga dia menjadi cengeng,cemburu ya seperti itulah…

Nandini tetap berusaha membangunkan suaminya itu, dengan menepuknya lebih bertenaga
“Zennn bangun”…..”Hmmmmmmm”
“aku lapar” tanpa Nandini sadari ia berujar  sedikit  manja

“terus?”

“ya aku maunya di masakin….SAMA KAMU!”

“ tapi ini tengaah malam sayang” Arzeno berkata lembut meskipun dengan mata masih terpejam.

“ kamu ngga kasihan sama anak kita? dia pengen makan masakan ayahnya zenooooo”

“iya –iya aku masakin sekarang, mau apa?”

Nandini  sangat bersemangat saat bangun dari ranjang itu. “nasi goreng, tapi aku pengen bumbu racikan tangan kamu sendiri bukan bumbu instan, uda itu pake suwir ayam, bawang putihnya dua bawang merahnya dua, cabenya juga dua ga usah pedes-pedes kasihan adeknya, asinnya dikit aja, ga usah pake penyedap rasa, pake kecap jangan lupa sama satu lagi tambahin kol iris tipis-tipis dikit aja eh satu lagi beneran satu lagi, jangan lupa tambahin telor ceplok dan irisan timun sama tomat”.

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang