Chapter 12

1K 92 11
                                    

Nandini hanya  termenung diruang kerjaannya memikirkan bagaimana nasib dia kedepannya hingga suara ketukan pintu menyadarkannya, rupanya Rini yang membawa berkas kerja sama antara dia dan Mahenda.

Mahenda meminta Nandini untuk menjadi Juri untuk acara kompetensi masak di Hotel milik keluarganya yang berada di Bali.

Nandini sendiri baru mengingat jika iya telah menyetujui itu, tiba-tiba terpikir olehnya untuk pergi ke sana secepatnya agar bisa menunda perpisahannya dengan Arzeno. Tidak bukan menunda tapi Nandini tidak ingin bercerai dengan Arzeno karena itu untuk sementara ia harus pergi dari sini, lalu bagaimana dengan tokonya? Ah...tidak jadi masalah ia bisa menitipkan pengelolaannya dengan teman dekatnya yakni Gigi teman dekatnya saat kuliah.

Nandini mencoba menghubungi Gigi

"Hallo Din,ada apa tumben banget Pagi-pagi nelpon"

"Lo ada waktu ngga? ada yang perlu aku omongin"

tanyanya Nandini

"Serius Banget sii,memangnya mau ngomongin apa?"

tanya Gigi yang masih sibuk mengetik mengirim laporan

"Kita ketemuan saja yaa Gi, nanti siang gimana? soalnya ini penting "

"Okeiii, di Cafe biasa yaa"

"Siip, makasih Gi"

"Santai aja lagi Din,kaya sama siapa aja" Gigi terkekeh

***

Siangnya.....

Nandini sangat berterima kasih karena Gigi teman dekatnya mau membantunya untuk mengurusi Cafe Bakery miliknya selama beberapa waktu.karena Nandini sendirian ada suatu hal yang harus ia lakukan.






***

setelah selesai packing Nandini menghubungi Mahenda mengatakan jika ia telah siap untuk berangkat ke bali, malamnya pun mereka terbang menuju Bali.


Nandini menatap lampu-lampu jalanan dan gedung yang semakin mengecil dan semakin hilang digantikan dengan awan diselimuti gelapnya malam. terlintas dipikirannya apakah Arzeno akan marah dengan pesan yang ia kirimkan, Nandini membuka ponselnya dan membaca pesan itu kembali

------

Arzeno

Aku ingin mengatakan sesuatu, aku akan pergi ke Bali untuk suatu kerjaan bersama Bang Mahenda, aku harap kamu tidak marah jika aku besok tidak datang ke persidangan.
maafkan aku. 21:00

--------

"Maaf  Zen, sepertinya aku tidak akan melepaskanmu" Gumamnya yang masih termenung menatap ponselnya

"Kau bilang apa?"

Tanya Mahenda yang mengira Nandini bicara padanya

"Ehhhmm,tidak

aku tidak bilang apa-apa"

"Ohh berarti aku salah dengar"

Suasananya hening kembali

Mahenda sempat membaca pesan Nandini untuk Arzeno

"Persidangan? Persidangan apa yang Nandini maksud" batin Mahenda

Mahenda menatap Nandini yang hanya termenung seperti banyak pikiran.ingin rasanya ia menggenggam tangan itu,tapi rasanya tidak wajar jika ia melakukannya bagaimanapun juga perempuan yang sedang disampingnya ini istri dari sepupunya sendiri.



Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang