Lanjutan
Permintaan permohonan cerai
Nandini untuk ke 2 kalinya" Kamu sepertinya suka banget ya berbohong padaku" Nandini membuka suara di tengah keheningan malam, Arzeno yang sedari tadi memandang punggung Nandini yang membelakanginya itu menekuk alis karena kurang paham.
"Zen, aku telah berpikir panjang" Nandini menelan salivanya sebelum berbalik menatap Arzeno
"Kita pisah saja yaaa" ajaknya dengan nada pelan
"Apa maksudmu Nandini" Pria itu langsung bangun dari ranjang itu, di ikuti Nandini
"Aku ingin kita bercerai" pinta Nandini dengan suara yang tegas dan lantang
Arzeno menggusar rambutnya ke belakang, ia tertawa sakit karena lagi-lagi Nandini ingin berpisah dengannya
"Tidak" tegasnya
"Aku tidak akan menerima permintaanmu, dan kamu mengetahui jika aku dan wanita itu tidak ada apa-apa"
"Dia hanya beranggapan jika aku adalah tunangannya, begitu ingatannya kembali semuanya akan baik seperti semula" Arzeno meyakinkan Istrinya itu
"Dan kamu juga mengetahui Nandini, jika alasan aku melakukannya demi keluarga kita, papa, paman dan juga bibi" sambungnya
"Aku tahu...dan aku sangat paham...hanya saja aku akan merasa lebih tenang jika tidak terlibat dengan semua dramu kamu"
"Lagi pula perceraian bukan hal buruk, justru itu adalah keputusan terbaik ketika pernikahan tidak lagi memberi kedamaian apalagi kebahagiaan.” ujar Nandini yang menatap manik mata Arzeno
Mendengar semua ungkapan Nandini dada Arzeno berdenyut, sebegitu besarkah luka yang telah ia berikan pada Nandini?
"Kadang-kadang kita harus memilih jalan yang tidak kita suka, tapi jalan itu akan menyelamatkan kita dari keterpurukan yang panjang. Jalan itu adalah perpisahan.”
ungkap Nandini lagi dan mengalihkan pandangannya yang sungguh membuat air mata Arzeno menetes namun dengan cepat ia menghapusnya kembali
"Dan apa yang kamu tunggu dari pernikahan kita? sedangkan kamu mengetahui kondisiku, apa yang kamu tung-
"Pernikahan tidak hanya tentang anak, dalam suatu keluarga tidak harus ada anak. Pasangan suami istri bisa saling menciptakan rasa aman, nyaman, dan saling mendukung"
"Kamu benar, pernikahan tidak hanya sekedar tentang anak" ujar Nandini membenarkan
" sepasang suami istri harus menciptakan rasa nyaman" tambahnya
"dan .....
dengan kamu aku tidak merasa ada kenyamanan " perempuan itu memalingkan pandangannya kembali tak ingin bertatapan dengan Arzeno
" Tidak"
"Aku tidak bersedia bercerai denganmu" ungkap Arzeno
Arzeno menolak keras permintaan istrinya itu, namun Nandini sangat memohon agar Arzeno melepaskannya. Tidak dengan sikap yang keras, Nandini dengan tenang menghadapi Arzeno. Perempuan itu menghadapkan dirinya pada Arzeno, ia meraih kedua telapak suaminya dan menggenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandini
RomanceTentang Arzeno yang menyukai sahabatnya, Nandini yang mencintai suaminya, Arzeno Dan rumah tangga yang dibangun dengan cinta sebelah pihak.