Chapter 14

559 64 23
                                    

Hallo....maaf updatenya malam begini, mana malam senin lagi wkwk.

Semangat yang besok sekolah atau kerja ...kalau sempet baca kalo belum tunggu sempet aja hehe.

Tapi jangan lupa vote dan komennya, mood banget bacain komentar kalian 😭.

Happy reading....

Seperti biasanya mohon maaf jika ada typo, ataupun istilah yang salah. Akan di perbaiki di waktu yang akan datang. Terima kasih.









Sudut bibir pria itu tertarik, ya tentu saja itu calon bayi Nandini dan dirinya, hatinyapun berkata demikian.

Nandini masih sibuk mengaduk-aduk tom yum yang ia masak. Namun tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang memeluk pinggangnya dan membuat tubuh itu tidak bisa bergerak leluasa.

"Terima kasih" bisiknya di telinga si perempuan

"ngga usah berlebihan, ini cuma masakin  masakan instan " jawab Nandini datar

"bisa tolong lepasin dulu ngga tangannya? ini aku ngga nyaman masaknya"

Bukannya menuruti permintaan istri, Arzeno Mala semakin mendekapnya erat seraya meletakkan dagunya di bahu sang istri.

"Ini bukan tentang masakan, tapi ini"

Arzeno membawa tespek tersebut, dan memperlihatkannya di hadapan Nandini, sontak membuat Nandini kaget.

"Rupanya kamu sangat berani ya, bertamu di rumah orang, berani masuk kamarnya,  menggeleda barangnya pula"

Ucap Nandini, ia pun melepaskan tangan Arzeno dari perutnya.

Arzeno beralih memegang kedua bahu perempuan itu, dan menghadapkan nya agar bertatapan dengannya, Arzeno menunduk dan menariknya nafasnya sejenak

"apa Kamu berpikir aku pria yang tidak bertanggung jawab hmmm. Melakukan hal yang akan merugikanmu lalu pergi meninggalkanmu.

Jika kau berpikir seperti itu, maka dirimu lah  yang jahat! "

Ujar Arzeno yang di teruskan dengan mencoel ujung hidung istrinya itu.

"Aku mengakui awal-awal pernikahan kita, aku belum tertarik padamu. tapi semakin kita  sering bersama, perasaan nyaman itu hadir, dan aku bisa merasakan nya. Aku ingin sekali menyangkal itu, tapi aku tidak bisa.

Apalagi saat kamu menghilang, apa kamu pikir aku aku merasa bebas? tidak! Aku selalu mengkhawatirkanmu, terkadang terlintas di pikiranku.

Kita saling kenal baru beberapa bulan, tapi kamu sudah berhasil meninggalkan luka yang dalam untuk ku. luka yang kudapat akibat kesalahan ku sendiri yang mengabaikan  dan menyakiti mu.

Nandini....

Lirih Arzeno yang kini berjongkok dan hadapan wanita itu, Arzeno meraih kedua tangan perempuan itu

"Kamu mau kan  kita tetap terikat dalam pernikahan ini? Dan terjebak bersamaku selamanya"

Nandini menghela nafasnya pelan, iya meraih kedua tangan dari genggaman Arzeno, yang membuat Pria itu menampakkan raut yang heran dan  tak suka.

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang