Chapter 15

684 73 9
                                    

Hallo... selamat sore....

Janganlah lupa vote  dan komen

Maaf jika ada typo

Happy reading ❣️
















Kreatttttt...

Suara pintu terbuka perlahan

Nandini menggeliat merasa tangan seseorang kini mendekapnya. sempat merasa takut namun aroma parfume yang tercium ia sangat hapal milik siapa. terasa nyaman hingga membuatnya kembali terlelap dan melupakan kesedihan yang mengganggunya  beberapa jam yang lalu.

Nandini berbalik arah kini wajahnya menghadap dada sang pria

"Cantik..." Ujar sang pria pelan hampir tak terdengar.

"Maaf... Karena semalam pergi meninggalkan mu "

Arzeno memandangi perempuan dihadapannya,  tangan itu perlahan terangkat mengelus dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik si perempuan dan seketika itu juga  sang pemilik  perlahan membuka matanya ia berkedip beberapa kali untuk memfokuskan penglihatan.

"Kamu sudah pulang? " ucapnya pelan

"Hmmmm"

Nandini tersenyum dengan kesadaran nya yang belum sepenuhnya kembali  tiba-tiba perempuan ini mengecup bibir pria di hadapannya

Cup....

Hanya sekilas kemudian ia kembali tidur. Arzeno terdiam ketika merasakan sentuhan bibir ke bibir itu. bagaimana tidak, mereka memang suami istri tapi komunikasi mereka masih terbilang minim dan masih ada rasa canggung. Ciuman bibir pun mereka baru tiga kali untuk ukuran sepasang pasutri itu cukup minim di lakukan.

Pagi hari sinar mentari menusuk gorden jendela, keduanya masih terlelap dengan posisi berpelukan.

Objek pertama yang ia lihat yakni dada bidang yang menjadi penghangat tidurnya.

saat  teringat kembali kejadian semalam dimana Arzeno pergi dan meninggalkannya sendirian membuat Nandini murka dan pagi harinya dan  menjadi badmood, karena demikian,  ia  ini bergegas bangun dari tidurnya ingin segera membersihkan diri namun saat akan beranjak dari ranjang  lengannya dicegat oleh Arzeno.

"mau kemana" tanya nya dengan khas suara bangun tidur

Nandini menepis tangan itu tanpa menjawab pertanyaan Pria dihadapannya. Arzeno menatap heran istrinya itu semalam Nandini bertingkah begitu hangat... memeluk, mencium dan tiba-tiba pagi ini sikapnya berubah 180 derajat. Dingin seperti menahan dendam dengan tatapan tajam dan sinis yang ia tampilkan.

Karena masih mengantuk Arzeno tidak begitu menanggapi sikap Nandini terhadapnya pagi hari ini.

Keduanya kini sarapan bersama di temani breakfast seperti biasa ada roti tawar isi slice cheese, omelet dan beberapa buah-buahan. Arzeno banyak bicara namun istrinya itu enggan menanggapinya.

"Mungkin hormon wanita hamil" batin Arzeno

Namun beberapa hari kedepanpun sikap Nandini tidak berubah malah semakin dingin bicara secukupnya, tidak mau disentuh bahkan memberi jarak saat kerap kali tidur  1 ranjang dengan suaminya itu.

***

Jam sudah menunjukan pukul 4 sore Arzeno bergegas untuk segera pulang dan membereskan masalahnya dengan istrinya itu. ia tidak tahan di diami seperti beberapa terakhir  ini.

Tuk..tuk..tuk..

"Permisi Pak..."

"Ya"

"Bapak tidak lupa kan jika kita ada janji dengan Tuan Handoko untuk proyek bulan depan"

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang