Sementara pagi menjelang dikamar sebelahnya Arzeno sedang merapikan barangnya dan terehenti ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya
tuk..tuk..tuk
“ Room Service, please” pintu terbuka
“Good morning, Mr”
“Morning” jawab Arzeno pada staf room service
“Where can I put your order, Mr?
Saya bisa meletakkan pesanan anda dimana ya, Pak?“Over here, please "
Letakan di sini“ Here is your order, Mr, fruity
pancakes and a pot of coffee "
Ini pesanan Anda, Tuan Buah
pancake dan sepoci kopi”“Thank you very much”
“Would you please sign the receipt here?”
Bisakah Anda menandatangani tanda terimanya di sini?” pinta staf tersebut“Okay”
Baiklah“ Please call us once you have finished your breakfast, Mr, so we can clear it up. Enjoy your meal”
"Silakan hubungi kami setelah Anda selesai sarapan, Pak, agar kami bisa membereskannya. Selamat makan"
ucap staf tersebut tersenyum ramah sebelum dan pergi dari kamar itu.
Arzeno duduk di sofa depan ranjang tidur kamarnya, iya mengelap garfu dan sendok menggunakan tisu kemudian menyantap makanan yang telah iya pesan itu, kunyahanya sempat terhenti ketika rasa itu agak familiar untuknya.
Setelah sarapan dan mandi Arzeno bersiap-siap ke ballroom hotel untuk menghadiri suatu acara.
***
Pertemuan Nandini dan Arzeno kembali
Ballroom hotel ternama di Melbourne kerap kali menjadi tempat pertemuan para perusahaan, banyaknya para petinggi perusahan yang hadir dari berbagai macam negara membuat acara semakin besar dan menarik karena pertukaran pola pikir, strategi dan budaya.
Arzeno menatap arloji di tangannya "masih setengah jam lagi" gumamnya iapun cukup santai mengelilingi tempat sekitar. Hingga sempat duduk santai dipinggiran yang berdinding full kaca dan memperlihatkan kota Melbourne yang segar di pagi hari, sambil memesan secangkir coffee latte.
Iya pun mengirimkan pesan pada Mahenda, mengingat keluarga itu sedang berada di Melbourne juga. semalam ia sangat lelah dan langsung istirahat sesampainya di hotel.
" Bang, kalian lagi di Melbourne kan?" Setelah mengirimkan pesan tersebut Arzeno kembali melirik arloydi tangannya
"waktunya yang tepat" gumamnya
Iapun berdiri dan berjalan menuju arah lift, kedua lift tersebut sedang berada di lantai 4, sedangkan tujuan Arzeno lantai paling atas.
Lift sebelah kanan terbuka, Arzeno terdiam ketika melihat seorang perempuan yang menggunakan jeans dan hoodie berdiri di posisi paling belakang. Ketika mata itu tak sengaja saling bertatapan perempuan itu langsung bersembunyi di balik badan pria kekar. Ketika Arzeno melangkah masuk pintu lift tertutup. Tetapi terbuka kembali karena overload , tentu saja yang keluar yang terakhir masuk. Dengan berat hati Arzeno keluar kembali melihat tatapan bule di sekitarnya tak bersahabat.
Arzeno menunggu lift berikutnya yang kebetulan sedang menaik juga, tetapi saat masuk ia bingung lantai berapa tujuan perempuan tadi, yang diyakininya adalah mantan istrinya.
Tak lama ponsel Arzeno juga berdering, panggilan dari rekannya yang sudah menunggu dari tadi.
"Huhhhhhhh" kesalnya karena tak ada waktu untuk mencari di gadis tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandini
RomanceTentang Arzeno yang menyukai sahabatnya, Nandini yang mencintai suaminya, Arzeno Dan rumah tangga yang dibangun dengan cinta sebelah pihak.