Chapter 7

580 89 20
                                    


Arzeno baru pulang jam 6 pagi setelah semalaman menemani Jihan yang sedang sakit. Pria ini cukup heran karena  melihat dapur rumahnya nampak sepi, karena biasanya Jam segini Nandini sudah sibuk didapur.

Arzeno membersihkan diri untuk segera pergi berangkat ke kantor, setelah berpakain rapi, ia mencari Nandini sekalian ingin minta maaf karena tak mengantarnya pulang semalam, karena dialah yang mengajak Nandini pergi ke pesta pesta itu. 

Zeno membuka pintu kamar Nandini,melihat wanita itu yang masih tidur dengan baju yang sama sepeti semalam,sangat bukan Nandini jika tidak menjaga kerapaian dan kebersihan.

Zeno Menghampiri perempuan dibalik selimut itu yang terlihat sesegukan seperti sedang  menangis

“Nandini” lirih Arzeno

“Maaf tadi malam aku tidak mengantarmu pulang,Jihan sakit dia memintaku untuk mengantarnya pulang”

Arzeno mencoba memberi penjelasan

Nandini hanya mengangguk

“Kau sakit? kenapa hari ini tidak kerja?” tanyanya lagi namun Nandini hanya menggeleng

Arzeno semakin dibuat heran dengan sikap Nandini, karena jika ditanya dia pasti akan selalu menjawab dengan baik namun kali ini Nandini Nampak berbeda. Arzeno mencoba menyentuh bahu istrinya itu tapi mengurungkannya ketika ia terpikir untuk apa dia penasaran. beberapa detik kemudian Arzeno keluar dari kamar itu dan bersiap-siap pergi ke kantor.









Arzeno sarapan hanya dengan roti tawar,sungguh Nampak aneh karena sudah beberapa minggu ini ia sudah terbiasa dengan masakan yang Nandini masakan. Arzeno semakin heran dengan dirinya sendiri karena  di saat Nandini memasakkannya ia tidak memakannya diawal-awal pernikahan mereka, kini ketika Nandini tidak memasakkannya ia mala merasa rindu dengan masakan itu.

Sebelum berangkat Arzeno kembali mengunjungi kamar Nandini yang masih memperlihatkan perempuan itu  masih berbaring menyamping.dibalik selimut

“din” panggil Arzeno

“aku berangkat ya”

Nandini hanya mengangguk kembali, namun batinya bertanya

“kenapa pamitan biasanya juga tidak”

Entah apa yan Arzeno pikirkan tiba-tiba ia membuka selimut Nandini dan menyentuh wajah istrinya itu yang Nampak panas dan luka disudut bibirnya juga masih nampak jelas.

“Astaga kau kenapa Nandini? kenapa suhu badanmu sangat panas dan ini –“

Arzeno menyentuh luka di bibir Nandini tapi Nandini langsung menyingkirkan tangan Arzeno dengan pelan

“tidak apa-apa, kau berangkat saja, lagi pula aku sudah terbiasa melakukan apapun sendiri”

“tidak,kau harus ke dokter sekarang juga suhu badanmu sangat panas” Arzeno langsung menggendong Nandini dan membawanyanya kerumah sakit.













beberapa jam kemudian ……

Nandini  tersadar dari pingsannya, iya cukup kaget melihat dirinya menggunakan piyama rumah sakit kemudian  iya  memandang Arzeno

"Suster yang menggantinya, jangan khawatir"

"Lagi pula kau tau kan kita---"

Ucapan Arzeno terputus

“terimakasih” ucap Nandini pada Arzeno yang masih setia duduk di dekatnya tanpa memperpanjang topik Sebelumnya

Arzeno hanya menatap dalam perempuan didepannya itu,iya cukup merasa bersalah karena tidak mengantarkannya pulang, jika Nandini pulang bersamanya kejadian semalam pasti tidak akan terjadi.

Arzeno telah mengetahui mengenai apa yang terjadi dengan Nandini semalam, asisten rumah tangga mereka telah menceritakan semuanya saat semalam ada sepasang suami istri yang mengantarkan Nandini pulang dan menceritakan  apa yang terjadi dengan Nandini sebenarnya.

“tidak usah merasa bersalah,aku tidak apa-apa” ujar Nandini yang melihat ekpresi suaminya itu sangat  kosong

Arzeno memegang tangan Nandini kemudian mencium tangannya itu

“tidak perlu bersikap seperti ini Arzeno hanya karena kau merasa bersalah, bersikaplah seperti biasanya, jangan membuatku menaruh harapan padamu, aku tahu hubungan antara kamu dan jihan jika kau memang mencintainya kejarlah dia sampai menjadi milikmu”

Nandini tersenyum, dan menghela pelan nafasnya

“lagupula sebentar lagi pernikahan kita akan selesai, dan kau harus menepati janjimu akan menjelaskan semuanya dengan paman dan bibiku”

Arzeno langsung memeluk Nandini, namun pelukan itu perlu diartikan
apakah pelukan itu sebagai ungkapan rasa sayang dan pedulinya terhadap istrinya atau pelukannya itu sebagai ungkapan terimakasihnya karena Nandini telah siap melepaskan dan mendukungnya dengan Jihan.


***

Arzeno membantu membaringkan Nandini dan menyelimuti nya kembali saat setelah pulang dari rumah sakit. Usai itu Nandini benar-benar terlelap.

Kemudian Arzeno berniat pergi ke kantornya langsung tapi tiba-tiba






Brukkkk





Iya tak sengaja menyenggol tumpukan  berkas  kerja Nandini hingga jatuh berserakan, Arzeno merapikannya sampai akhirnya ia melihat  ada buku  yang terletak di bawah kolong Ranjang Nandini, iya mengambilnya lalu membukanya  dan menampilkan wajah seseorang yang sangat iya kenal.


















bagaimana tidak kenal jika itu dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bagaimana tidak kenal jika itu dirinya sendiri.


Arzeno dibuat heran darimana Nandini mendapatkan fotonya bersama Jihan juga Jahendra saat masih duduk di bangku SMP.






dan sesaat kemudian terukir senyum di bibirnya membaca tulisan tangan Nandini dulu.









Bersambung....

Sebenarnya part ini buat Besok
Karena ada beberapa yang komen
Jadi aku up lagi deh 🤭

Ada Typo maafkan



Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang