Chapter 17

343 43 10
                                    

Galau nungguin notif challenge Yogurt shake - Better things ga muncul-muncul 🥲




Haiii selamat pagi....

Sebenarnya ini mau di up semalem cuman ketiduran hehe.

Jangan lupa vote dan komennya karena itu membantu banget buat nyelesein tulisan 🥲

Happy reading ❣️



Mentari pagi menerpa menembus tirai berwarna putih yang jendela kamarnya telah terbuka, Nandini mencoba membuka matanya perlahan. Akibat posisi tidur yang tidak berubah membuat bahunya terasa pegal, ia melihat tempat tidur sebelahnya yang kosong, sepertinya sudah dirapikan pikirnya, Mengingat semalam ia bisa merasakan pelukan suaminya itu.

Saat kakinya menapak di marmer perempuan itu melihat kertas note yang jatuh dari atas nakas.

“selamat pagi cintaku..jangan lupa dimakan karena ini masakan special dari suamimu yang tampan ini  untuk istri tercintaku” - A –

Nandini hanya tersenyum kecut membaca itu, meski begitu ia tetap memakan nasi goreng itu dengan lahap. Setelah selesai dengan kegiatan makannya perempuan itu bergegas ke kamar mandi untuk melakukan kegiatan rutinnya setiap pagi yaitu mandi.







***

“bayinya lahir dengan sehat dan selamat begitupun dengan ibunya” Mengingat apa yang disampaikan oleh dokter tadi malam membuat lega orangtua Jihan, kini wanita paruh baya itu sedang menggendong cucunya sedangkan ayahnya Jihan hanya diam tanpa bersuara sepata katapun.

“Ji..lihatlah dia sangat cantik mirip denganmu” ujar Renata masih dengan menimang-nimang sang cucu yang baru berusia semalam itu. Jihan hanya mengangguk pelan karena kondisi badannya belum sepenuhnya pulih.

“maafin Jihan ya Ma, Pa jihan-jihan uda membuat mama sama papa malu karena jihan punyak anak tanpa suami” Ujar jihan terbata-bata perlu usaha untuk kalimat itu keluar dari mulutnya. “Jihan juga tetap bersyukur karena bayinya sehat, tidak seperti apa yang disampaikan dokter  beberapa minggu lalu”

“iya, Ji alhamdullilah tadi dr. Sintia sudah mengkonfirmasi jika terjadi kesalah pahaman, hasil dari surat lab yang kamu terima waktu itu tertukar, karena nama awal kalian sama Jihan Amanda dan Jihan Aliyah.

“Sekarang gimana kabarnya?”

“siapa?”

“Jihan Aliyah”

“ibu dengar  dari  perawat dia pergi ke singapura untuk menjalani pengobatan”

“oh, begitu. semoga hasilnya baik persis seperti apa yang diharapkannya”

“iya Ji semoga ya”

“Ma, jihan ingin menggendongnya”

pinta Jihan melihat bayi mungilnya yang kini masih dalam pelukan Renata, Renatapun memberikannya dengan berhati-hati.

"Sssttt..Sssttt..Sssttt…anak mama yang cantik jangan nakal-nakal yaaa”

ucap Jihan sambil mengelus-ngelus dahi bayi mungilnya itu.

“Ji..” Panggil Renata

“Hhmm”

“ ngga tau cuma perasaan mama ajah atau gimana ya, tapi mama lihat-lihat sepertinya Arzeno masih suka sama kamu”

Jihan spontan memandang mamanya itu

“ ngga tau ma, tapi dia bilang kalau dia sekarang sangat mencintai istrinya”

“mulutnya bisa berkata seperti itu, tapi tidak ada yang tahu apa isi hatinya bukan? Hmmm… desah pelan  Renata “apalagi kemaren ia seharian penuh nemenin mama jagain kamu, apa itu artinya kalau bukan cinta?

Nandini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang